Pilpres 2024

Ramai Kampus Kritik Demokrasi dan Pilpres, Sejumlah Rektor 'Dipaksa' Bikin Video Apresiasi Jokowi

Setelah ramai kampus atau sivitas akademi kritik Jokowi, sejumlah rektor 'dipaksa' bikin video apresiasi Jokowi

Istimewa
Kolase paslon Prabowo-Gibran dan Presiden Jokowi. Sejumlah sivitas akademika atau perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta mengkritik pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait demokrasi dan gelaran Pemilu dan Pipres 2024. Terkait hal itu belakangan muncul pengakuan sejumlah rektor yang mengaku dipaksa oleh orang yang mengaku polisi untuk membuat video apresiasi terhadap Jokowi. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA -- Sejumlah sivitas akademika atau perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta mengkritik pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait demokrasi dan gelaran Pemilu dan Pipres 2024.

Terkait hal itu belakangan muncul pengakuan sejumlah rektor yang mengaku dipaksa oleh orang yang mengaku polisi untuk membuat video apresiasi terhadap Jokowi.

Hal ini tampaknya seiring dengan pernyataan calon wakil presiden nomor urut 3, Mahfud MD, yang mengaku mendapatkan laporan terkait operasi yang mengincar para rektor perguruan tinggi untuk menyatakan pemerintahan Presiden Joko Widodo baik dan Pemilu 2024 berjalan dengan baik.

Baca juga: Ahok Tegaskan Kader PDIP Sejati, Pilih Mundur dari Komisaris Utama Pertamina Dukung Ganjar-Mahfud MD

Salah satu rektor uamh mengaku diminta untuk membuat apresiasi atas kinerja Jokowi dan Pemilu adalah Rektor Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata Semarang Ferdinandus Hindarto.

Hindarto mengaku diminta seseorang yang mengaku sebagai polisi untuk membuat video yang mengapresiasi kinerja Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).

Menurut Hindarto dirinya dihubungi orang yang mengaku polisi tersebut sejak Jumat (2/2/2024) lalu.

Selain diminta membuat video yang mengapresiasi kinerja Jokowi, dia mengaku diminta menyatakan bahwa pemilu kali ini untuk mencari penerus Jokowi.

Menurut dia, orang yang tak dikenal itu juga mengirimkan poin-poin pernyataan sikap untuk dinyatakan.

"Nomor satu diminta mengapresiasi kinerja Pak Jokowi. Kedua bahwa pemilu ini mencari penerus Pak Jokowi. Yang ketiga, lupa," kata Hindarto kepada Kompas.com, Selasa (6/2/2024).

"WA (WhatsApp) dari anggota Polrestabes Semarang atas instruksi Polda Jateng menghubungi Jumat (2/2)," lanjutnya.

 Hindarto mengaku tidak mau menuruti permintaan orang yang mengaku polisi tersebut.

"Beliau meminta saya untuk buat video. Tapi saya nggak respons, karena kami memang berbeda," katanya.

Baca juga: Rektor UKI Sampaikan Adanya Kekhawatiran Terkait Situasi Jelang Pemilu 2024

Dia mengatakan, pada Sabtu (3/2), orang itu menghubunginya kembali. Orang yang mengaku polisi itu mengirimkan video-video testimoni dari kampus lain. 

"Ini, bapak semuanya sudah ngirim untuk saya kirim ke Kapolda," katanya menirukan bunyi pesan orang tersebut.

Hindarto pun mengaku memilih untuk tidak merespons pesan tersebut. Namun, pada Senin (5/2), orang itu kembali menghubunginya lewat telepon.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved