Eksklusif Warta Kota
Mantan Menkes Siti Fadilah Supari Terkait Wolbachia, Pemerintah Wajib Transparan!
Terkait program penyebaran wolbachia di beberapa kota, mantan Menkes Siti Fadilah mepertanyakan dampak jangka panjang program
Penulis: Rendy Rutama | Editor: Dian Anditya Mutiara
Kalau saya berpikir mengenai efek jangka panjang, kalau jenis Aedes aegypti yang ditekan (sehingga) menurun, maka culex-nya (jenis nyamuk--red) sering sekali meningkat.
Jika culex meningkat, culex itu membawa penyakit yang namanya Japanese Encephalitis (JE), dan sudah ada di Kulonprogo (Yogyakarta) lima anak menderita JE.
Saat ini ada program dari Kemenkes penyuntikan masal maupun penyuntikan untuk anak-anak di bawah umur 15 tahun disuntik JE.
Penyuntikan itu tentu ada alasan. Penyuntikan itu mahal tapi ini digratiskan. Berarti saat ini Indonesia menghadapi suatu kejadian besar yang disebabkan JE, karena anak-anak disuntik vaksin duluan.
Apakah memungkinkan menjadi pandemi?
Kalau tidak akan ada JE kenapa disuntik? Pasti ada prediksi bahwa akan ada pandemi, penyakit itu datang ke Indonesia.
Sekarang berpikir begini, yang ditembak itu Aedes aegypti tapi yang disiapkan vaksin nyamuk culex. Saya ini (mantan) menteri kesehatan dan saya peneliti.
Saya juga pernah melawan WHO dengan menyetop kejadian pandemi flu burung.
Saya hanya khawatir terhadap keselamatan masyarakat.
Soal penelitian tidak masalah, penelitian itu kegiatan akademisi yang melakukan dokter sampai profesor.
Tapi yang saya prihatinkan adalah implementasinya, mesti dihitung betul dampak dan faktor-faktor di balik itu sehingga jangan terlalu naif dalam menerjemahkan nasib bangsa ini.
Apa yang mesti dilakukan pemerintah menurut Anda?
Menteri Kesehatan (Menkes) tolong transparan kepada masyarakat lewat iklan terkait alasan mengundang nyamuk, padahal program Menkes sendiri sudah sukses.
Kedua, perhitungkan untung-rugi secara moral maupun finansial.
Ketiga kemungkinan jangka panjang.
| Arief Rosyid Hasan Sebut Kompetensi Anak Muda Tak Cuma Pengalaman |
|
|---|
| Komando TKN Fanta Prediksi Setelah Gibran Dilantik Sanggup Beradaptasi Meski Minim Pengalaman |
|
|---|
| Pinkan Mambo Pernah Dibayar Cuma 30 Ribu Per 3 Jam hingga Digodain Om-om |
|
|---|
| Wakil Ketua Komisi E DPRD Elva Farhi Qolbina Bercita-cita Jadi Anggota Legislatif Sejak SMP |
|
|---|
| Pengobatan Alternatif Mak Erot Diminati dari Kalangan Pejabat hingga Artis, Hanya Pakai Rempah |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/wartakota/foto/bank/originals/Mantan-Menkes-Siti-Fadilah-Supari344.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.