Pilpres 2024

Musni Umar Tarik Dukungan Karena Jokowi Berubah, Kini Pindah ke Anies Baswedan

Sosiolog Musni Umar mengaku dulunya adalah pendukung Jokowi, nakmun karena Jokowi berubah ia beralih dukung Anies Baswedan

Penulis: Ramadhan L Q | Editor: Budi Sam Law Malau
Twitter @musniumar
Sosiolog, Musni Umar. Sosiolog Musni Umar mengaku dulunya adalah pendukung Jokowi, nakmun karena Jokowi berubah ia beralih dukung Anies Baswedan. 

Jabatan gubernur diemban Jokowi sejak 15 Oktober 2012 sampai dengan 16 Oktober 2014.

Dalam periode itu, Musni Umar menulis tiga buku tentang Jokowi dan Ahok.

Satu di antaranya adalah Jokowi Satrio Piningit Indonesia (2014).
"Saya tulis 3 buku tentang Jokowi, ada Bang Jokowi dan Bang Ahok Bangun Jakarta Baru, Konflik Sosial di DKI dan Solusinya. Itu ada kata pengantar Jokowi. Kemudian saya juga menulis buku Jokowi Satrio Piningit, jadi saya ini pendukung Jokowi," katanya.

"Saya baru memahami Jokowi ini orang praktis. Kalau dia buat pengantar itu setengah halaman saja, singkat sekali, itu di 3 buku saya dia kasih pengantar," sambung dia.

Musni Umar melihat Jokowi pertama kali merupakan sosok yang sederhana dan mencerminkan rakyat jelata.

"Yang kita tahu dari waktu ke waktu itu banyak orang miskin ya, banyak orang susah, makan pun susah, dan itu saya sebagai sosiolog merasakan betul dan saya kira inilah barangkali yg akan membawa suatu perubahan Indonesia, sehingga ada yang namanya keadilan untuk semua," ucapnya.

Namun, Musni Umar melihat dalam perjalanannya hingga menjadi presiden, Jokowi telah berubah.

Baca juga: Gibran Jadi Cawapres Prabowo, Musni Umar: Golkar yang Hebat Gagal, yang Dimajukan Kader Oplosan

Apa yang dituliskannya dalam buku berjudul Jokowi Satrio Piningit, kata dia, tidak sesuai dengan apa yang dilakukan Jokowi.

Misalnya, dalam kampanye kala jadi calon presiden pada 2014, Jokowi yang kini menjalani pemerintahan periode kedua pernah berkomitmen untuk menghentikan impor.

Tak hanya itu, Jokowi pernah berjanji bahwa nilai tukar akan di bawah Rp10.000 per dolar AS.

Janji Jokowi lainnya adalah akan membentuk pemerintahan yang profesional, bukan bagi-bagi kursi, tetapi semua janji itu saat ini menguap tanpa bekas.

"Tapi kemudian sebagai seorang akademisi, sebagai aktivis, saya melihat ini dalam perjalanannya tidak sesuai yang saya tulis. Dan akhirnya, saya kalau yang baik saya dukung, kalau yang menurut saya tidak cocok, saya bicara, saya tulis," tutur Musni Umar.

"Nah di sinilah Pak Jokowi ini kan banyak pendukung, maka mereka hajar saya. Dibilang saya enggak kebagian kekuasan, maka saya jadi oposisi pada Pak Jokowi. Saya menyampaikan bahwa itu tidak benar, kalau tidak benar masa kita akademisi membiarkan, tapi cara saya mengkritik itu ya ala Jawa lah, agak halus. Tapi orang memaknainya bahwa saya opisisi," lanjut dia.

Atas hal itulah, ia mulai "tobat" dukung Jokowi dan sempat memilih Prabowo Subianto untuk menjadi presiden saat Jokowi berusaha melenggang ke periode keduanya.

"(Jokowi) sudah berubah, sudah berubah. Jadi saya menulis buku itu (Jokowi Satrio Piningit) berdasarkan inspirasi dari masyarakat bawah. Orang Jawa kan mempercayai Satrio Piningit itu," ucapnya.

Baca juga: Musni Umar Banding-bandingkan Massa Anies & Ganjar: Bagai Bumi & Langit, Itupun Diduga Massa Bayaran

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved