Pemilu 2024
Baliho Kaesang Pangarep Bertebaran di Cempaka Putih, Warga Sebut Mengganggu Ketertiban Umum
Baliho Ketua Umum DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep, bertebaran di Cempaka Putih, Jakarta Pusat.
Penulis: Fitriyandi Al Fajri | Editor: Sigit Nugroho
Yang mana, surat itu ditujukan Kesbangpol kepada Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PSI pada Kamis (2/11/2023) lalu.
Dalam surat tersebut, disebutkan bahwa setiap orang atau badan dilarang menempatkan atau memasang lambang, simbol, bendera, spanduk, umbul-umbul, maupun atribut-atribut lainnya.
Atribut itu tidak boleh ditempatkan pada pagar pemisah jembatan, pagar pemisah jalan, jalan, jembatan penyeberangan, halte, terminal, taman, tiang listrik dan tempat umum lainnya, tanpa izin.
Baca juga: Baliho Kaesang Bertebaran di Indonesia, Rocky Gerung Suudzon: Penguasa yang Pasang, Mana Mungkin PSI
Hal itu sebagaimana tertera dalam Pasal 52 Peraturan Daerah DKI Jakarta Nomor 8 Tahun 2007 tentang Ketertiban Umum.
"Penempatan dan pemasangan lambang, simbol, bendera, spanduk, umbul-umbul maupun atribut-atribut lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat 1, dapat dilakukan setelah mendapat izin dari Gubernur atau pejabat yang ditunjuk," demikian bunyi surat yang ditandatangani langsung oleh Kepala Bangkesbangpol DKI Jakarta, Taufan Bakri.
Lebih lanjut, pada poin dua di surat tersebut, pihak Kesbangpol menyampaikan bahwa pemasangan baliho di kawasan jalan tertentu harus dilakukan secara terbatas dengan pengawasan ketat.
Seperti di Jalan Medan Merdeka Barat, Jalan Medan Merdeka Timur, Jalan Medan Merdeka Selatan, kawasan taman Monas, kawasan Tugu Tani, kawasan Lapangan Banteng, Jalan Jenderal Sudirman, Jalan MH. Thamrin, Jalan Diponegoro, Jalan Gatot Subroto dan Jalan Ir. H. Juanda.
Selain itu, pemasangan itu juga tidak seharusnya dilakukan di area sekitar Istana Negara yang meliputi Jalan Medan Merdeka Utara, Jalan Veteran, Jalan Bina Graha dan sebagian Jalan Medan Merdeka Barat.
Oleh karena itu, Kesbangpol hanya memberikan izin kepada PSI memasang baliho selama 14 hari saja terhitung per tanggal 1 November 2023.
"Pada prinsipnya kami hanya mengakomodir waktu pemasangan selama 14 hari terhitung tanggal 1 sampai 14 November 2023," tulis surat tersebut.
Baca juga: Kronologi Baliho Ganjar-Mahfud di Bali Dipasang Lagi Sesaat Presiden Jokowi Pergi
Mereka juga mengarahkan bahwa atribut pemasangan baliho itu tidak diperkenankan berupa material permanen.
Selain itu, diarahkan agar pemasangannya tetap memerhatikan tata ruang kota, estetika dan ketertiban umum, kelestarian lingkungan hidup.
"Dan diminta kepada saudara agar dalam pemasangannya minimal berjarak 1,5 meter dengan bendera atau spanduk lainnya serta tidak membahayakan warga sekitarnya," katanya.
Diberitakan WartaKotalive.com sebelumnya, baru-baru ini publik seakan dibuat melongo lantaran ada banyak baliho besar yang menampilkan wajahnya tengah berpose non formal.
Baliho-baliho tersebut nampak bertebaran di seluruh wilayah ibu kota.
Misalnya saja di Tanjung Duren Barat, Jakarta Barat, deretan baliho besar berukuran kurang lebih 2x1 meter nampak berdiri di sisi-sisi jalan.
Baliho itu didirikan menghadap ke arah pengguna jalan dan disandarkan di dekat tiang listrik, menggunakan bambu yang dirangkai sedemikian rupa.
"Politik Santun & Santuy. Kaesang Pangarep, Ketua Umum DPP PSI," demikian tertulis dalam spanduk yang sebagian besarnya diisi oleh pose Kaesang tengah memakai tas selempang teddy bear cokelat.
"Politik Riang Gembira," tulis keterangan dalam baliho lainnya yang tak jauh dari lokasi baliho pertama.
Di mana pada baliho kedua, nampak foto Kaesang yang tengah menukikkan tangan berbentuk simbol hati di atas kepalanya.
Ada pula spanduk lainnya yang menampilkan foto dirinya dan sang ayah, Presiden Joko Widodo.
Baca juga: PDIP Kesal Atribut Partai dan Baliho Ganjar-Mahfud Dicopot, Hasto: Bentuk Politik Diskriminasi
Akan tetapi, spanduk bersama Jokowi itu menampilkan pose yang lebih formal dari dua spanduk lainnya.
Pewarnaan spanduknya pun dibuat netral berwarna hitam putih, sehingga tak begitu mencolok.
Hanya saja di sudut kanannya, disertakan logo PSI berwarna merah menyala dan keterangan angka '15'.
"Generasi Optim15," tulis keterangan dalam baliho itu.
Terkait terpasangnya banyak baliho di sisi kanan kiri jalan, salah satu pengguna jalan, Zizi (25) mengaku resah.
Menurutnya, terlalu banyak baliho dengan gambar yang sama nan mencolok di sepanjang jalan, membuat kota Jakarta tak lagi estetik.
"Sebagai pengguna jalan yang setiap hari lewat jalan itu saya merasa terganggu ya. Karena jalanan kan seharusnya steril," kata Zizi kepada Warta Kota, Kamis (9/11/2023).
"Setahu saya, pemasangan atribut parpol juga ada aturannya. Apalagi kan itu di fasilitas umum," lanjutnya mengeluh.
Wanita berambut bondol itu juga turut menyoroti soal kehadiran pemerintah kota (Pemkot) Jakarta Barat kala dihadapkan dengan situasi tersebut.
"Ada baiknya, dari Pemkot juga bertindak dengan adanya atribut parpol di sepanjang jalan yang mengganggu pengguna maupun estetika ruang publik," katanya
Baliho Kaesang Makan Korban di Bali
Saat ini masyarakat Indonesia sedang dipaksa melihat wajah jenaka putra bungsu Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kaesang Pangarep.
Tingkah konyolnya bisa dilihat lewat baliho yang terpasang di seluruh Indonesia.
Mulai dari jalan raya hingga gang sempit, baliho berukuran besar itu bisa dijumpai.
Baca juga: Baliho Kaesang Ramai Mejeng di Kawasan Tanjung Duren Jakarta, Warga: Rusak Keindahan Kota
Namun, akibat maraknya baliho Kaesang ini, akhirnya makan korban.
Sebuah baliho ukuran besar bergambar Kaesang dan Presiden Jokowi itu menimpa seseorang di seputaran Jalan Srikandi , Semarapura, Klungkung, Kamis (9/11/2023).
Baliho Ketua Umum PSI itu roboh, entah ditiup angin, atau pemasangan yang tak kuat.
Berdasarkan ulasan Tribun-Bali.com, warga yang tertimpa baliho itu sempat dilarikan ke faskes (fasilitas kesehatan), dan peristiwa ini sempat diunggah di media sosial (medsos).
Mengetahui hal ini, Ketua DPD PSI Klungkung I Dewa Gede Alit Saputra langsung mendatangi warga yang tertimpa baliho jatuh tersebut ke rumahnya di Jalan Srikandi VI Klungkung.
Baca juga: Baliho Kaesang Bertebaran di Indonesia, Rocky Gerung Suudzon: Penguasa yang Pasang, Mana Mungkin PSI
"Awalnya kami tidak tahu posisi, di mana semua baliho-baliho itu terpasang. Dengan mengetahui kejadian ini, saya langsung mencari tau rumah korban dan mendatanganginya."
"Menyampaikan maaf atas kejadian ini dan sedikit memberikan bingkisan sebagai ungkapan rasa bersalah," ungkap Dewa Gede Alit Saputra, Jumat (10/11/2023).
Dewa Gede Alit Saputra mengatakan, baliho PSI yang ada di wilayah Klungkung dipasang oleh vendor, bukan oleh kader PSI.
Meskipun demikian, robohnya salah satu baliho yang ada logo PSI, menjadi tanggung jawab PSI di wilayah baliho terpasang.

"Masalahnya sudah selesai secara kekeluargaan. Saya selaku ketua DPD PSI Klungkung bertanggung jawab atas peristiwa yang tidak diinginkan ini. Kejadian ini murni musibah," ungkap Dewa Gede Alit Saputra.
Ia juga mengatakan, pertemuan dengan warga yang tertimpa baliho itu penuh dengan rasa kekeluargaan.
Pihak korban dan seluruh keluarga sangat memaafkan secara tulus.
"Warga tersebut sebenarnya sangat ngefans dengan tokoh gambar di baliho itu. Jadi sebenarnya tidak terlalu masalah."
"Mereka menyadari namanya musibah. Memang dikatakan sempat dibawa ke puskesmas. Tapi keadaan yang bersangkutan baik-baik saja. Tidak terlalu parah," jelas pria yang juga seniman ternama di Klungkung tersebut.
Pasca musibah tersebut, kader PSI Klungkung melakukan pengecekan sekaligus mencabut semua baliho. Sesuai arahan Bawaslu agar semua APK (alat peraga kampanye) milik parpol wajib dibersihkan.
"Karena momentumnya kebetulan hampir berbarengan. Ini sudah kami lakukan (penurunan baliho) mungkin sekitar 80 persen. Karena masih melacak di mana saja posisi baliho yang dipasang vendor, karena kami tidak tau pasti," jelas Dewa Gede Alit Saputra.
Komentar Rocky Gerung
Pengamat politik Rocky Gerung menyoroti baliho Kaesang Pangarep yang beredar luas di Indonesia.
Pengamat yang cukup berani ini menyatakan ada tangan penguasa yang bermain, sehingga baliho anak bungsu Presiden Joko Widodo (Jokowi) ini masif bertebaran di Indonesia.
Rocky Gerung sedikit kepo, dia menyoroti sumber dana di balik pemasangan baliho Kaesang.
"Apakah PSI punya dana sebesar itu, di mana dia (baliho dicetak) sehingga dalam satu hari sudah ada 1,5 juta itu?" ujar Rocky seperti dilansir dari video YouTubenya.
Rocky kemudian menghitung berapa banyak uang yang dikeluarkan PSI hanya untuk membuat baliho Kaesang Pangarep.
"Bahkan dikatakan di situ akan disebar di seluruh Indonesia, saya menghitung akan ada 10 juta baliho disebar," ujarnya.
"Di Indonesia ada 74 ribu lebih desa, kalau satu desa ada 20 (baliho). Jadi akan ada 1,5 juta baliho dipasang di desa-desa. Dari mana uangnya, kalau satu baliho Rp100 ribu?" lanjut Rocky.
"Jadi Anda bayangkan, satu anggota keluarga difasilitasi sedemikain masif oleh kekuasaan, uang dan aparat. Saya bisa menduga itu dipasang polisi. Mana mungkin PSI sebanyak itu bisa pasang (baliho) se-Indonesia?" tegasnya. (*)
Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News
Pemilu 2024
Ketum PSI Kaesang Pangarep
PSI (Partai Solidaritas Indonesia )
baliho
Presiden Jokowi
Cempaka Putih
warga
Sekretaris KPU Jakarta Dirja Abdul Kadir Ungkap Pekerjaan KPUD Jakarta Belum Selesai |
![]() |
---|
Sempat Khawatir pada Kerawanan, KPU Jakarta Apresiasi Kinerja Polri Amankan Pelaksanaan Pilkada 2024 |
![]() |
---|
DKPP Prihatin Masih Banyak Penyelenggara Pemilu Tidak Netral di Pemilu 2024 |
![]() |
---|
Bawaslu Kabupaten Bekasi Rilis Laporan Akhir Pengawasan Pemilu 2024, Ini Hasilnya |
![]() |
---|
Gugatan Kader PKB Calon Anggota DPR Terpilih yang Dipecat Cak Imin Dikabulkan Bawaslu |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.