Breaking News

Cacar Monyet

Kasus Monkeypox Cenderung Naik, Menkes: Tenang Sudah Ada Obat dan Vaksinnya

Saat ini publik sedang dirisaukan oleh virus monkeypox ata cacar monyet. Selain berbahaya, virus ini juga bikin kulit terlihat seram.

Penulis: Gilbert Sem Sandro | Editor: Valentino Verry
Warta Kota/Gilbert Sem Sandro
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin saat berkunjung ke RSUD Kabupaten Tangerang mengatakan, publik tak perlu panik atas penyebaran virus cacar monyet atau monkeypox, karena suda ada obat dan vaksinnya. 

WARTAKOTALIVE.COM, TANGERANG - Kasus monkeypox atau cacar monyet terus mengalami peningkatan di masyarakat.

Terbaru, jumlah warga Indonesia yang teridentifikasi virus monkeypox telah berjumlah sebanyak 34 orang.

Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Kesehatan (Menkes) RI, Budi Gunadi Sadikin usai meresmikan imunisasi hepatitis B untuk tenaga kesehatan di RSUD Kabupaten Tangerang.

Baca juga: DPRD Desak Dinkes DKI Bentuk Satgas Penanganan Cacar Monyet

"Jumlah kasus monkeypox di Indonesia itu memang naik terus setiap hari, terakhir data kemarin ada 34 orang yang terinfeksi penyakit cacar monyet," ujar Budi Gunadi kepada awak media, Rabu (8/11/2023).

Dari puluhan kasus tersebut, jumlah penderita monkeypox terbanyak berada di wilayah Ibukota DKI Jakarta dengan 27 orang.

Sementara itu, kawasan Provinsi Banten dan Provinsi Jawa Barat mengikuti dengan total jumlah 7 kasus penderita monkeypox.

"Dari total 34 kasus paling banyak di Jakarta, kemudian 5 kasus di Banten dan 2 kasus lagi ada di Bandung," katanya.

Baca juga: Gejala Klinis Monkeypox: Ruam Kulit dan Demam sebagai Tanda Utama pada Pasien Monkeypox

Kendati demikian ia memastikan, seluruh pasien monkeypox dapat tertangani dengan menjalani tindakan perawatan dan isolasi.

Terlebih, pemerintah pusat telah memiliki obat untuk pasien terpapar cacar monyet dan telah didistribusikan ke pemerintah daerah untik disalurkan ke fasilitas pelayanan kesehatan.

"Alhamdulillah sampai sekarang enggak ada yang wafat, karena bisa cepat diidentifikasi untuk kemudian dikasih obatnya karena sudah ada juga," tuturnya.

"Kami juga sudah punya vaksinnya yang hanya diberikan ke kelompok tertentu yang memiliki risiko tinggi," imbuhnya.

Baca juga: Trubus Ungkap Modus Dinkes DKI Raup Komisi Besar, Takuti Warga dengan Monkeypox Agar Mau Divaksin

Menurut Budi, pihaknya terus menindaklanjuti dengan serius terkait penyebaran virus cacar monyet tersebut.

Salah satu caranya dengan melakukan sosialisasi secara masif terhadap kelompok tertentu yang berpotensi terkena virus tersebut.

"Tindaklanjutnya, kamibsudah memberikan sosialisasi ke kelompok tertentu agar mereka bisa menerapkan protokol kesehatan," jelas Budi Gunadi Sadikin.

Meski 90 persen penularan cacar monyet atau Monkeypox (Mpox) disebabkan melalui kontak erat dengan kulit yang mengalami lesi dan kontak seksual, namun Ketua Satuan Tugas (Satgas) Monkeypox dari Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), dr Hanny Nilasari, SpDVE, menyebutkan bahwa penularan Mpox bisa melalui droplet, yakni cairan dari mulut.

Sebagian besar kasus cacar monyet atau Monkeypox baru-baru ini telah diidentifikasi diantara pria gay, biseksual, dan pria lain yang berhubungan seks dengan sesama pria.
Sebagian besar kasus cacar monyet atau Monkeypox baru-baru ini telah diidentifikasi diantara pria gay, biseksual, dan pria lain yang berhubungan seks dengan sesama pria. (Hindustanewshub)
Halaman
123
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved