Cacar Monyet

Kasus Monkeypox Cenderung Naik, Menkes: Tenang Sudah Ada Obat dan Vaksinnya

Saat ini publik sedang dirisaukan oleh virus monkeypox ata cacar monyet. Selain berbahaya, virus ini juga bikin kulit terlihat seram.

Penulis: Gilbert Sem Sandro | Editor: Valentino Verry
Warta Kota/Gilbert Sem Sandro
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin saat berkunjung ke RSUD Kabupaten Tangerang mengatakan, publik tak perlu panik atas penyebaran virus cacar monyet atau monkeypox, karena suda ada obat dan vaksinnya. 

Beberapa laporan mengidentifikasi, bahwa ada lesi disekitar rongga mulut dan disekitar area bagian dalam mulut yang juga terinfeksi dan terdapat lesi.

"Sehingga pada saat pasien melakukan komunikasi yang sangat dekat dengan waktu yang cukup lama, dropletnya bisa menularkan dan mengandung virus, sehingga penggunaan masker sangat dianjurkan," ungkap dr. Hanny saat media briefing PB IDI secara virtual, Selasa (7/11/2023).

Oleh karena itu, seseorang yang dinyatakan positif mengidap cacar monyet perlu melakukan isolasi supaya tidak menularkannya kepada orang lain.

"Dokter yang akan menentukan, boleh melakukan isolasi sendiri di rumah atau diharuskan rawat inap. Sebab, infeksi bisa terjadi dalam derajat ringan, sedang, dan berat," lanjut dr. Hanny.

Menurutnya, dokter juga akan menilai apakah kondisi rumah pasien Mpox memungkinkan untuk isolasi mandiri, supaya tak menularkan penyakit ke anggota keluarga lain di rumah.

Termasuk, apakah pasien Mpox bisa melakukan isolasi mandiri dengan suplai makanan dan gizi terjamin serta ada penggunaan kamar tidur serta kamar mandi terpisah dari anggota keluarga lain.

Sementara, untuk pasien Mpox yang juga mengidap penyakit lain seperti HIV, harus dirawat di rumah sakit.

"Kalau di rumah bagaimana kondisi di rumah, apakah tidak menularkan kepada yang lain. Apakah punya kamar sendiri suplay makanan, gizi terjamin. Penggunaan kamar mandi sendiri. Itu semua harus berdasarkan keputusan dokter. Tapi kalau misalnya pasien perlu pengawalan ketat apalagi jika ada komorbid seperti HIV, hipertensi itu harus pengawasan ketat dan diindikasikan rawat inap," ucap dr. Hanny.

Mpox memiliki sejumlah gejala khas, termasuk ruam kulit, pembengkakan kelenjar getah bening, meriang atau demam, nyeri otot, dan pendarahan di area rektum. Dalam beberapa kasus, gejala ruam atau lesi tidak didahului dengan demam.

Seseorang perlu segera memeriksakan diri jika mengalami gejala-gejala yang mengarah pada Mpox. Secara teori, inkubasi virus cacar monyet bisa berlangsung antara enam hingga 21 hari.

"Secara teori, masa inkubasi virus ini 6-21 hari. Tetapi dari beberapa gambaran manifestasi klinis atau dari gambaran pasien Mpox di Jakarta ternyata terlihat gejalanya tidak selalu mengikuti hal itu," ucapnya.

"Jadi ada satu pasien yang tidak merasa gejala demam tapi mulai muncul kelainan kulit kemudian diikuti demam tiga hari berikutnya," lanjut dr. Hanny.

Ia kembali mengungkapkan, jika pasien sudah ada kelainan kulit, yang diduga bukan suatu alergi, bukan suatu inflamasi biasa, atau dermatitis yang biasa diderita pasien tersebut.

Maka kita bisa curigai kemungkinan gajala tersebut adalah Mpox.

"Kita curigai jangan-jangan ini adalah gejala atau infeksi Mpox. Tapi tidak semua lesi kulit itu adalah gejala Mpox jadi harus hati-hati. Kalau kita mencurigai betul-betul adalah LSL (lelaki yang berhubungan intim dengan lelaki), HIV, pasien imunokompromais, kemudian melakukan kontak seksual, ada lesi kulit tidak biasa, kita langsung harus datang ke dokter. Jadi yang penting mengidentifikasi lesinya seperti apa, tidak semua diikuti demam," ucapnya.

Halaman
123
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved