Pemilu 2024

Selalu Ditempatkan Paling Buncit Dalam Survei, Cak Imin Pede Bisa Menang Satu Putaran, Ini Alasannya

Beda hasil Lembaga Survei dengan Survei Internal, Cak Imin Pede Bisa Menang Satu Putaran Bersama Anies Baswedan dalam Pilpres 2024

Penulis: Yolanda Putri Dewanti | Editor: Dwi Rizki
Warta Kota
Bacawapres Koalisi Perubahan Muhaimin Iskandar saat menjamu kedatangan mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Muhammad Sirajuddin Syamsuddin alias Din Syamsuddin di markas Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Jalan Raden Saleh Raya, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (3/11/2023). 

Dukungan Gen Z Tak Sejalan dengan Pilihan Terhadap Partai Politik

Besarnya dukungan gen Z untuk Ganjar tak sejalan dengan pilihan kelompok ini terhadap partai politik.

Menurut survei, mayoritas atau 23 persen gen Z justru paling banyak memilih Gerindra.

Lalu, sebanyak 18 persen gen Z mengaku mendukung PDI-P dan 8,7 persen gen Z mendukung Demokrat.

Pilihan partai politik mayoritas gen Z ini berbeda dengan generasi Y.

Di kalangan generasi milenial muda, sebanyak 25,9 persen responden memberikan dukungan buat PDI-P.

Gerindra berada di urutan kedua dengan 23,6 persen dukungan generasi milenial muda.

Lalu, pada kelompok gen Y-madya, PDI-P mendulang 26,1 persen dukungan, paling besar di antara dua kelompok umur lainnya.

Survei Litbang Kompas: 60,7 Persen Responden sebut Gibran Produk Politik Dinasti

Mayoritas masyarakat Indonesia menyebut keterlibatan Gibran Rakabuming Raka di Pilpres 2024 adalah bentuk politik dinasti.

Hal tersebut terpotret dalam hasil survei yang dilakukan Litbang Kompas pada 16-18 Oktober lalu.

Hasil survei menunjukkan sebanyak 60,7 persen menyatakan "ya" ketika ditanya terpilihnya Gibran untuk melaju ke Pilpres sebagai bentuk politik dinasti.

Sementara itu, 24,7 persen lainnya menyatakan bukan bentuk politik dinasti dan 14,6 persen responden menyatakan tidak tahu.

"Bagaimanapun, wacana soal politik dinasti masih dipandang negatif oleh publik. Sebagian besar responden memandang politik dinasti ini cenderung lebih mengedepankan kepentingan (politik) keluarga dibandingkan kepentingan masyarakat," kata peniliti Litbang Kompas Yohan Wahyu, Senin (23/10/2023).

Kendati demikian, sebagian besar responden juga menilai larangan terkait politik dinasti sebagai bentuk membatasi hak politik orang lain.

Sebanyak 47,2 persen menyatakan demikian, sedangkan 41,9 persen menyatakan sebaliknya. Sementara 10,9 persen lainnya menyatakan tidak tahu.

Menurut Yohan, praktik politik dinasti sudah terlihat ketika Gibran dan menantu Presiden Jokowi, Bobby Nasution berlaga di pemilihan kepala daerah Kota Solo dan Kota Medan pada tahun 2020.

Namun, isu itu belum begitu muncul karena keduanya dipilih melalui kompetisi langsung.

Meski, pesaing Gibran kala itu berasal dari calon perseorangan yang disebut-sebut sebagai pasangan calon "boneka", disiapkan khusus melawan Gibran.

Fenomena politik dinasti cenderung menguat usai keputusan Mahkamah Konstitusi mengabulkan gugatan perkara nomor 90/PUU-XXI/2023 terkait usia minimal calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) dalam UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu pada Senin (16/10/2023).

Dengan begitu, Mahkamah membolehkan seseorang yang belum berusia 40 tahun mencalonkan diri sebagai presiden atau wakil presiden selama berpengalaman menjadi kepala daerah atau jabatan lain yang dipilih melalui pemilihan umum.

"Hal ini juga diperkuat dengan reaksi negatif dari sejumlah kalangan, termasuk dari mereka yang sebelumnya menjadi pendukung Jokowi," jelas Yohan.

Sebagai informasi, survei ini dilakukan dengan pengumpulan pendapat melalui telepon ada 16-18 Oktober 2023. Sebanyak 512 responden dari 34 provinsi berhasil diwawancara.

Sampel ditentukan secara acak dari responden panel Litbang Kompas sesuai proporsi jumlah penduduk di tiap provinsi.

Menggunakan metode ini, pada tingkat kepercayaan 95 persen, margin of error penelitian lebih kurang 4,35 persen dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana.

Meskipun demikian, kesalahan di luar pengambilan sampel dimungkinkan terjadi. Pengumpulan pendapat sepenuhnya dibiayai oleh Harian Kompas (PT Kompas Media Nusantara).

Baca Berita WARTAKOTALIVE.COM lainnya di Google News

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved