Cacar Monyet

Cacar Monyet Proyek Titipan WHO, Pengamat: Dinas Kesehatan DKI Cari Untung dengan Suntik Vaksin

Dinas Kesehatan DKI Jakarta diduga ingin menciptakan suasana panik untuk masyarakat dengan menggaungkan penyakit monkeypox

Istimewa
Pengamat Kebijakan Publik Trubus Rahardiansyah soal cacar monyet merebak di Jakarta 

WARTAKOTALIVE.COM, GAMBIR - Dinas Kesehatan DKI Jakarta diduga ingin menciptakan suasana panik untuk masyarakat dengan menggaungkan penyakit monkeypox sejak satu bulan terakhir.

Dengan kepanikan yang terjadi di Jakarta, maka Dinas Kesehatan DKI akan mendapat anggaran penanganan wabah penyakit.

Nanti Dinkes akan memainkan anggaran tersebut karena sistem auditnya tidak secara rinci.

Pengamat Kebijakan Publik, Trubus Rahardiansyah mengatakan, selain bermain di anggaran, Dinkes DKI juga akan mendapatkan keuntungan dari penggunaan vaksin monkeypox.

Sebab, ia menilai vaksin merupakan rekayasa industri farmasi agar produk yang telah diproduksu habis terjual.

"Jadi industri farmasi kalau kondisi normalkan enggak laku, jadi dia harus ciptakan penyakit dan ujung-ujungnya divaksin, ini kan pembuatannya mahal," terangnya, Selasa (31/10/2023).

Baca juga: 2 Kasus Cacar Monyet di Jakarta Barat, Walikota Soroti Adanya Monyet di Balai Konservasi Tegal Alur

Oleh karena itu, World Health Organization (WHO) mengembangkan isu Monkeypox ke seluruh dunia supaya produksi vaksin laku lagi seperti saat Covid-19.

Ia pun menduga, vaksin Monkeypox dengan Covid-19 sama atau ingin menghabiskan stok vaksin yang ada.

"Kalau saya lihat arahnya sama, jadi dia habiskan stok dulu, kalau sekarang mainkan Covid-19 kan orang sudah tidak percaya makanya diciptakan Monkeypox," ungkapnya.

Sebelumnya, Dinas Kesehatan DKI Jakarta terus menyuarakan ke masyarakat untuk mewaspadai penyakit monkeypox atau cacar monyet yang sudah masuk ke ibu kota sejak Agustus 2023.

Tercatat oleh Dinas Kesehatan, ada sekira 17 orang sudah terpapar Monkeypox dan sebagian masih menjalani perawatan di rumah sakit.

Pengamat Kebijakan Publik Trubus Rahardiansyah menilai, penyakit monkeypox sebagai ladang Dinas Kesehatan DKI Jakarta untuk mencari keuntungan semata.

Sebab, penyakit ini adalah proyek agar mendalatkan anggaran lebih besar lagi dari APBD maupun APBN.

Apalagi, Dinas Kesehatan sudah memberkan gejala penyakit ini mirip-mirip dengan Covid-19, begitu juga penanganannya.

"Kondisi itu kan nanti diharapkan masyarakat jadi panik, nah nanti ada anggaran penanganan wabah yang akan diterima (Dinkes DKI)," ucap Trubus kepada Warta Kota, Sabtu (28/10/2023). 

Gejala Awal 

Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta, dr Ngabila Salama menjelaskan, penularan monkeypox melalui kontak kulit, luka, cairan tubuh dan seksual.

"Masa inkubasi cukup panjang dari tertular sampai muncul gejala bisa 3-21 hari dan tersering 6-10 hari," ucap Ngabila, Senin (23/10/2023).

Kendati demikian, Ngabila mengimbau masyarakat tidak panik tapi perlu waspada dengan penularan monkeypox

Adapun beberapa langkah untuk mencegah penularan penyakit monkeypox yang dapat mengakibatkan kematian.

Baca juga: PB IDI Rekomendasi Pemberian Vaksin Cacar Monyet Dipusatkan Ke Dinkes Kabupaten/Kota

"Pertama naga kebersihan diri dengan rajin memakai masker dan mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun terutama jika sedang sakit dan bertemu orang sakit," ucap Ngabila.

Bandingkan foto orang terkena cacar monyet bersumber dari WHO dan anak warga Cianjur, Jawa Barat, yang tangannya diduga terkena cacar monye.
Bandingkan foto orang terkena cacar monyet bersumber dari WHO dan anak warga Cianjur, Jawa Barat, yang tangannya diduga terkena cacar monye. (photocollage/wartakotalive.com/who)

Kedua, Ngabila memberikan saran agar masyarakat hindari kontak fisik dengan keluarga atau teman yang sedang sakit demam, bergejala kemerahan, jerawat, luka dan lenting isi air di kulitnya.

"Ketiga berhubungan seksual yang aman, bersih, sehat dengan menggunakan kondom. Jangan berhubungan seksual jika pasangan sakit apalagi ada luka pada area kemaluan atau sedang mengalami infeksi menular seksual lainnya," tuturnya.

Keempat, hindari kontak wajah, mulut, kulit, dan barang sehari-hari yang dipakai penderita monkeypox.

Kelima, vaksinasi monkeypox sudah ada di Indonesia dengan jumlah terbatas dan diperuntukkan untuk kelompok berisiko tinggi.

"Hindari komplikasi dan kematian dengan deteksi dini. Jika ada gejala seperti di atas segera periksa ke rumah sakit," imbuhnya.

Sebelumnya, Dinas Kesehatan DKI Jakarta mencatat kasus positif monkeypox atau cacar monyet di ibu kota mencapai delapan orang terhitung sampai Senin (23/10/2033) pagi.

Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta, dr Ngabila Salama menjelaskan, kasus monkeypox sudah ada di Jakarta sejak Agustus 2022 dengan total pasien satu orang.

Namun, setelah mendapatkan perawatan di rumah sakit, pasien tersebut telah dinyatakan sembuh oleh dokter.

"Kemudian, sepanjang Oktober 2023 ini ada tujuh pasien monkeypox yang masih isolasi di rumah sakit," katanya, Senin. (m26)


 

 

 

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved