Berita Jakarta

Potret Kekeringan di Kampung Apung Cengkareng, Makam Lama yang Terendam Kembali Muncul

Untuk bisa masuk ke kampung apung tersebut, Warta Kota perlu melewati sebuah gang sempit yang hanya bisa dilewati oleh dua motor secara bergantian.

|
Penulis: Nuri Yatul Hikmah | Editor: Feryanto Hadi
Warta Kota/Nuri Yatul Hikmah
Potret munculnya makam tua akibat kekeringan di kampung apung Kapuk Teko, Cengkareng, Jakarta Barat. 

Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Nuri Yatul Hikmah


WARTAKOTALIVE.COM, CENGKARENG — Di tengah megahnya ibu kota, terselip satu pemukiman yang masih kokoh berdiri, meski berada di atas tanah makam yang terendam kubangan air bak sebuah waduk.

Pemukiman itu santer dikenal dengan nama Kampung Apung, Kapuk Teko, Cengkareng, Jakarta Barat.

Di tempat itu, ada lebih dari 200 warga bermukim di satu RT yang sama, yakni RT 10 RW 1. 

Rata-rata dari mereka, tinggal di satu rumah petakan berukuran 3x3 meter dan berdinding triplek.

Penyangga rumah-rumah mereka, kebanyakan dari kayu, bambu, atau beton bangunan yang tertancap ke dasar waduk berisi air payau.

Baca juga: Reservoir Dibangun di Rusun Waduk Pluit untuk Kebutuhan Air Bersih, Heru: Saya Titip Dirawat

Akan tetapi, waduk itu sebenarnya bukanlah sebuah waduk sungguhan, melainkan tempat pemakaman umum yang terendam air banjir dan air bekas pemakaian rumah tangga.

Yang mana, air tersebut tak bisa mengalir ke luar, sehingga lambat laun menggenang bak sebuah waduk. 

Untuk bisa masuk ke kampung apung tersebut, Warta Kota perlu melewati sebuah gang sempit yang hanya bisa dilewati oleh dua motor secara bergantian.

Kemudian, ada satu jembatan penghubung yang bisa mengantarkan kami ke rumah-rumah apung warga tersebut.

Di sisi kanan dan kiri jembatan, nampak ada genangan air berwarna hijau lumut yang disebut-sebut sebagai bendungan atau waduk.

Hanya saja berbeda seperti potret waduk biasanya, kini air yang biasanya menggenangi dasar rumah-rumah warga di Kampung Apung Kapuk Teko, mengering bak disedot semesta.

Walhasil, sejumlah makam-makam tua nampak jelas bermunculan ke permukaan. 

Beberapa makam terlihat masih utuh meski warna lantai atau semen pelapis nisannya memudar dan berlumut lantaran tertelan air payau.

Sementara beberapa lainnya nampak sudah hancur dan retak-retak.

Sumber: Warta Kota
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved