Kabareskrim Komjen Wahyu Widada Sebut Penanganan Polisi Koruptif Jadi Pekerjaan Rumah Bersama

"Tapi ya tidak, masih terus ada, terus ada. Ini tidak mudah, menjadi PR kita bersama," imbuh dia.

Editor: Ahmad Sabran
Istimewa
Kabareskrim Polri Komjen Wahyu Widada 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Kabareskrim Polri Komjen Wahyu Widada mengakui masih ada anggota polisi yang berperilaku koruptif.

Namun ia memastikan, perilaku tersebut terus diberantas. Pemberantasan dilakukan dengan berbagai cara, termasuk menanamkan kultur bekerja dengan jujur di instansi Polri.

Meski ia mengaku penanaman ini tidak mudah mengingat ada sekitar 245.000 anggota Polri.

"Berat memang kultural, 245.000 anggota Polri tidak mudah. Semua langkah-langkah sudah dilakukan. Pak kapolri sendiri sudah memberikan penekanan penegakan, tindak tegas terhadap mereka yang melakukan tindakan koruptif dan memberikan reward kepada mereka yang bisa bekerja dengan baik," kata Wahyu dalam acara Konferensi Hukum Nasional di Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat, Rabu (25/10/2023).

"Tapi ya tidak, masih terus ada, terus ada. Ini tidak mudah, menjadi PR kita bersama," imbuh dia.

Baca juga: Memanas! PDIP Tuding Jokowi Pernah Minta Tambah Periode Jabatan Presiden

Wahyu menyampaikan, kepolisian sudah melakukan reformasi untuk melumpuhkan praktik korupsi sejak tahun 1997. Reformasi tersebut meliputi bidang struktural, instrumental, hingga kultural.

Lalu, melakukan penguatan pengawasan dalam rangka penyidikan maupun pembinaan fungsi.

Hal ini sesuai dengan arahan Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo, hingga pihaknya membuka pengaduan langsung dari masyarakat.

Wahyu menyampaikan, upaya tersebut sedikit demi sedikit membuahkan hasil. Tingkat kepatuhan pengisian LHKPN misalnya, sudah meningkat mencapai lebih dari 95 persen.

"Saat ini juga banyak sekali pengaduan yang masuk, termasuk terhadap instansi kami sendiri. Bareskrim diadukan, tidak masalah. Anggota polisi yang nakal diadukan, untuk bersih-bersih itu suatu hal yang baik," beber Wahyu.

Baca juga: Sosok Irjen Karyoto di Mata Alexander Kilikily: Pemimpin Ideal yang Punya Segudang Prestasi

Lebih lanjut Wahyu menuturkan, tindak korupsi terjadi karena kerakusan (greedy), bukan karena kecilnya gaji atau kebutuhan hidup yang makin meningkat. Sebab dia tidak memungkiri, banyak pula masyarakat yang bergaji kecil namun tetap berperilaku jujur dan cenderung menghindari perilaku koruptif.

Di sisi lain, korupsi terjadi karena ada kesempatan. Seseorang dengan jabatan tinggi misalnya, bisa saja berperilaku koruptif bila sejak awal tidak ditanamkan nilai-nilai kejujuran.

Baca juga: Pengemudi Fortuner yang Tabrak Remaja Wanita hingga Terpental di Kembangan Jadi Tersangka

"Tinggal mau atau tidak (melakukan korupsi), semua tergantung bagaimana kita membangun diri masing-masing," jelas dia.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Akui Masih Ada Polisi Korupsi, Kabareskrim: Jadi PR Kita Bersama"

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved