Berita Regional
Aksi Bela Warga Rempang di Kantor BP Batam Ricuh, Polisi Balas Serangan Massa dengan Gas Air Mata
Demonstrasi yang dilakukan warga dari berbagai aliansi untuk memprotes rencana penggusuran kampung tua di Pulau Rempang
Meski begitu, Ramadhan tidak mengungkap secara rinci identitas mereka yang ditangkap itu.
Ia hanya mengatakan alasan delapan orang diamankan lantaran membawa sejumlah jenis senjata dalam bentrokan tersebut.
Atas hal itu, polisi memproses perbuatan delapan orang tersebut sesuai dengan hukum yang berlaku.
Baca juga: Slamet Maarif Bantah Merapat ke Ganjar Pranowo, soal Pilpres Tunggu Komando Habib Rizieq Shihab
"Ada yang membawa ketapel, ada yang membawa batu, dan membawa barang-barang atau benda-benda yang berbahaya," ucap dia.
"Sekali lagi aparat keamanan, kepolisian beserta aparat keamanan lainnya berusaha mengedepankan dialog, menjembatani, menengahi antara warga masyarakat dan pihak BP Batam. Tentu semua ini kepentingannya adalah untuk kepentingan masyarakat," lanjutnya.
Guru SMPN 22 Batam Selamatkan Siswa ke Hutan
Sementara itu, diberitakan Tribun Batam (jaringan Warta kota), suasana belajar mengajar di dalam ruang kelas gedung SMP N 22 Tanjung Kertang Cate, Batam, Kamis (7/9/2023) pagi mendadak gempar.
Uap gas air mata terbawa angin menuju lokasi SMPN 22 Batam.
Kondisi ini terjadi saat ricuh antara tim terpadu dengan warga Rempang.
Lokasi SMPN 22 hanya berjarak 100 meter dari ruas jalan trans Barelang.
Uap gas air mata yang ditembak ke udara seketika terbawak angin ke kawasan sekolah, lantas itu pun membuat para siswa dan guru dilokasi nyaris pingsan.
Alhasil, dengan sigap sang guru yang saat itu mengajar langsung mengajak para siswa keluar dari dalam kelas.
Siswa yang tak mampu bertahan atas udara gas air mata, mereka pingsan di dalam kelas.
“Kami sangat kaget pak, gak tau awalnya gimana pass saat saya mengajar tiba-tiba udara tak sedap memekik pernapasan,” ujar seorang guru SMP N 22, Delia kepada Tribun.
Delia tak tahu tentang gas air mata. 
Sebab, saat itu Delia tengah mengajarkan mata pelajaran bahasa indonesia.
Namun seketika, suasana mendadak berubah. Udara yang menyelimuti ruang kelas membuat pernapasan sesak, mata pedih.
“Kayak mau mati rasanya. Langsung lah kami sama anak anak berhamburan keluar. Diluar ruangan kelas pun hal yang sama terjadi. Terpaksa kami bawak anak-anak masuk ke hutan,” ujar Delia menceritakan kejadian saat itu.
Delia menyaksikan betul kondisi beberapa siswa yang terjatu pingsan. Namun ia bersama guru lainnya berusaha menyelamatkan ratusan siswa agar tidak terjebak dalam udara gas air mata.
“Tadi gak terbayangkan pak. Banyak juga anak anak siswa yang sampai lompat pagar, masuk hutan bersembunyi,” tuturnya
Warga tumbangkan pohon besar
Sementara itu, dikutip dari Tribun Batam, sejumlah pohon yang berada di pinggir jalan sengaja ditumbangkan oleh warga Pulau Rempang, Kota Batam, Provinsi Kepri.
Tujuannya agar petugas dari tim gabungan kesulitan untuk menuju lokasi pemasangan patok di Pulau Rempang.
Setidaknya ada sekitar lima pohon sengaja dipotong dengan posisi menutup badan jalan.
Akibat adanya pohon tumbang tersebut, ruas jalan menuju jembatan lima Galang macet.
Tidak hanya petugas saja, warga sekitar yang hendak menuju jembatan lima juga harus antre.
Tim gabungan harus membuang pohon dengan alat seadanya.
Pantauan di lapangan, sejauh ini sejumlah warga masih melakukan protes.
Namun polisi juga terus maju membubarkan masa yang sedang beraksi.
Pos penjagaan diperketat saat memasuki wilayah kelurahan Cate dipeiksa terlebih dahulu.
Saat memasuki lokasi kejadian banyak kendaraan aparat kemanan terparkir di pinggir jalan.
Jalan dipenuhi kaleng dan tanah bekas lemparan saat kericuhan terjadi.
Baca juga: Hormati Langkah KPK, Anies Baswedan Yakin Cak Imin Tidak Terlibat Korupsi saat Jabat Menaker
Banyak warga turun kejalan meluapkan kekecewaannya atas aksi unjuk rasa yang terjadi hari ini.
Warga masih terus berjejer di pinggir jalan, sementara untuk anak anak dievakuasi untuk diamankan.
Untuk kondisi saat ini aksi unjuk rasa di kelurahan Cate sudah mulai kondusif.
Artikel ini telah tayang di TribunBatam.id
| Kesang Bongkar Misteri Hilangnya Mak Onah saat Terjadi Musibah Longsor di Cosolok Sukabumi | 
				      										 
												      	 | 
				    
|---|
| AKP Nundarto Tak Terima Diberhentikan dari Polri perkara Selingkuh dengan Guru PAUD | 
				      										 
												      	 | 
				    
|---|
| Tegas! Ini Alasan Dedi Mulyadi Melarang Pengerjaan Jalan Beraspal Dilakukan pada Malam Hari | 
				      										 
												      	 | 
				    
|---|
| Bus PO Haryanto Kecelakaan di Tol Semarang-Batang, 3 Penumpang Meninggal dan 21 Orang Luka-luka | 
				      										 
												      	 | 
				    
|---|
| Diceraikan Suami yang Lulus PPPK, Hidup Imelda Safitri asal Aceh Singkil Berubah Penuh Berkah | 
				      										 
												      	 | 
				    
|---|

                
												      	
												      	
												      	
												      	
												      	
				
			
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.