19 tahun Munir Meninggal Diracun
Menolak Lupa: Hari Ini 19 Tahun Lalu Aktivis HAM Munir Meninggal Diracun di Dalam Pesawat
Hari ini genap 19 tahun lalu aktivis HAM meninggal karena diracun senyawa arsenik. Sang istri Suciwati masih terus memperjuangkan keadilan.
Pengadilan menjatuhkan vonis 14 tahun penjara kepada Pollycarpus Budihari Priyanto yang merupakan pilot Garuda Indonesia.
Pengadilan juga memvonis 1 tahun penjara kepada Direktur Utama Garuda Indonesia saat itu, Indra Setiawan.
Dia dianggap menempatkan Pollycarpus di jadwal penerbangan Munir.
Baca juga: Polemik SDN 1 Pondok Cina Depok, Komnas HAM Sebut Adanya Dugaan Dua Pelanggaran HAM
Sejumlah fakta persidangan bahkan menyebut adanya dugaan keterlibatan petinggi Badan Intelijen Negara (BIN) dalam pembunuhan ini.
Akan tetapi, tidak ada petinggi BIN yang dinilai bersalah oleh pengadilan. Pada 13 Desember 2008, mantan Deputi V BIN, Muchdi Purwoprandjono yang menjadi terdakwa dalam kasus ini, divonis bebas dari segala dakwaan.
Pesan terakhir Munir
“Lan, Cok, aku berangkat, titip kantor dan anak istriku." Demikian pesan singkat yang dikirim Munir kepada Rachland Nashidik dan Rusdi Marpaung atau Ucok sahabatnya.
Pesan itu dikirim Munir meninggalkan Jakarta menuju Amsterdam, Belanda, untuk melanjutkan studi.
Pesan tersebut dikirim Munir ke ponsel Rachland Nasidik, yang kala itu menjabat sebagai Direktur Program Imparsial, pada Senin, 6 September 2004 pukul 21.09.14, Rachland menjawab pesan singkat tersebut.
"Jangan cemas dan ragu-ragu, sukses dengan studimu,” tulisnya.
Pesan yang kurang lebih sama juga disampaikan Munir lewat SMS ke adik kandungnya, dr Jamal.
”Saya akan berangkat malam ini ke Belanda. Kalau ada rezeki, setengah tahun atau satu tahun, sekitar Agustus saya baru pulang. Titip anak dan istriku”.
Siapa sangka, pesan itu menjadi yang terakhir disampaikan Munir ke para kerabatnya. Selasa (7/9/2004) siang, Rachland menerima kabar dari rekannya sesama aktivis HAM, Todung Mulya Lubis, melalui telepon.
Dengan setengah berteriak, Mulya mengabarkan kepergian Munir untuk selama-lamanya.
Munir mengembuskan napas terakhir di pesawat Garuda pada pukul 08.10 waktu setempat, ketika berada di ketinggian 40.000 kaki di atas tanah Rumania.
Rachland begitu terkejut. Ia tak percaya bahwa Munir, sahabat yang bersamanya dan Rusdi Marpaung ikut mendirikan Imparsial, pergi selamanya secara tiba-tiba.
"Saya amat sedih," ujar Rachland kepada Harian Kompas, 8 September 2004.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Istri Munir: Kasus Pembunuhan Masih Nyangkut di Komnas HAM"
Instruksi Lengkap Presiden Prabowo Sikapi Kerusuhan: Tangkap Perusak Fasum dan Pelaku Penjarahan |
![]() |
---|
Pemprov DKI Imbau Perusahaan Terapkan WFH di Tengah Unjuk Rasa |
![]() |
---|
Sikap Prabowo Subianto Atas Penjarahan Rumah Pejabat RI |
![]() |
---|
Jakarta Masih Dihantui Demo, Disdik DKI Perbolehkan Pihak Sekolah Terapkan Pembelajaran Online |
![]() |
---|
Malam Ini Polda Metro Gelar Patroli Skala Besar, Ratusan Personil Dikerahkan Sisir Lokasi Rawan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.