Kabinet Prabowo Gibran
Ferry Latuhihin Ungkap Purbaya Yudhi Jualan Bohong, Bukan Orang Tepat Jabat Menteri Keuangan
Ferry Latuhihin Ungkap Purbaya Yudhi Jual Bohong, Bukan Orang Tepat Jabat Menteri Keuangan
WARTAKOTALIVE.COM,JAKARTA -- Ekonom sekaligus Analis Pasar Modal, Ferry Latuhihin mengungkapkan bahwa dirinya sangat mengenal Purbaya Yudhi Sadewa yang kini menggantikan Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan (Menkeu), karena selama 25 tahun bersama-sama di Danareksa.
Dari sana, kata Ferry, ia menilai Purbaya Yudhi Sadewa bukanlah orang yang tepat untuk menjabat Menteri Keuangan menggantikan Sri Mulyani.
Karenanya Ferry mengaku cukup terkejut Purbaya dilantik Prabowo menjadi Menkeu, karena juga tidak sesuai dengan ekspektasi pasar.
Baca juga: Menkeu Purbaya Pengganti Sri Mulyani Orangnya Luhut Pandjaitan, Kukuhkan Opung Pengendali Ekonomi
“Saya malah agak surprise diangkatnya Purbaya Yudhi Sadewa sebagai Menkeu, if clause beyonce my expectation. Kenapa? Setahu saya, I know him, 25 tahun saya sama-sama di Danareksa, he’s not the right man, sorry to say saja,” ucap Ferry dalam Business Talk Spesial HUT ke-14 KompasTV, Selasa malam (9/9/2025).
Menurut Ferry, Purbaya mengaku memahami fiskal, tetapi pernyataannya sangat bertolak belakang.
“Dia bilang dia faham fiskal, dia paham ini. Tapi kalau kita lihat dari statement-statementnya, jangan khawatir 3 bulan ke depan akan cerah, ekonomi kita akan 6-8 persen, the problem is what are the reason? Saya nggak lihat tanda-tanda itu," kata Ferry.
Ferry justru mengantisipasi, ekonomi Indonesia akan menghadapi secular stagnation sama seperti Thailand.
“Bukan tidak mungkin loh one year from now kita negative growth alias resesion,” kata Ferry.
Menurut Ferry, saat ini memang menjadi pertanyaan besar, apakah memang kestabilan atau sustainability dari fiskal Indonesia bisa dipertahankan atau tidak.
"Sebab apa? Di satu pihak kita lihat penerimaan negara turun, tapi di lain pihak spendingnya sangat luar biasa yang kontraproduktif. Maaf aja saya bilang MBG itu kontraproduktif pemborosan yang sangat dahsyat. Belum lagi ada KMP nanti koperasi merah putih," paparnya.
Karenanya Ferry merasa figur Sri Mulyani pun membacanya lebih baik mundur.
Ia menjelaskan tekanan ekonomi Indonesia sudah sampai akhirnya Bank Indonesia ikut menanggung bebannya.
"Nah, sekarang ini masalahnya kembali lagi short fall daripada pendapatan fiskal kita dan saya perhitungkan Rp 120 Triliun ya. Lantas selebihnya adalah kembali program-program populis seperti MBG yang begitu begitu banyak makan dana sampai Rp 371 triliun," paparnya.
"Rencananya kan uangnya itu dari mana kalau bukan BI tidak cetak uang. Artinya kan ini monetizing fiscal deficit, ini sangat berbahaya loh," kata Ferry.
Menurutnya BI seharusnya menjadi independent central bank.
Baca juga: Selain Nyinyiri Sri Mulyani, Yudo Sadewa Anak Menkeu Sebut Orang Miskin Munafik dan Bermental Ngemis
| Menkeu Purbaya Jelaskan Unggahan Anaknya Soal Agen CIA, Ngaku Sekeluarga Biasa Santai, Kini Disorot |
|
|---|
| AHY Koordinasikan Program 100 Hari Kerja dengan Kemenhub, Ini yang Dibahas |
|
|---|
| Ketika Maruarar Sirait Keluhkan Anggaran Kementeriannya Turun ke DPR, Ini yang Akan Dilakukannya |
|
|---|
| Retreat di Akmil Magelang 3 Hari, Ini Kesan Cak Imin, Airlangga Hingga Dyah Roro |
|
|---|
| Gibran Pakai Baju Safari Ala Prabowo Pimpin Makan Siang Nasi Kotak di Akmil Magelang |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.