Kabinet Prabowo Gibran

Ferry Latuhihin Ungkap Purbaya Yudhi Jualan Bohong, Bukan Orang Tepat Jabat Menteri Keuangan

Ferry Latuhihin Ungkap Purbaya Yudhi Jual Bohong, Bukan Orang Tepat Jabat Menteri Keuangan

YouTube Channel Kompas.com
FERRY KECAM PURBAYA - Ekonom sekaligus Analis Pasar Modal, Ferry Latuhihin mengungkapkan bahwa dirinya sangat mengenal Purbaya Yudhi Sadewa yang kini menggantikan Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan (Menkeu), karena  selama 25 tahun bersama-sama di Danareksa. Dari sana, kata Ferry, ia menilai Purbaya Yudhi Sadewa bukanlah orang yang tepat untuk menjabat Menteri Keuangan menggantikan Sri Mulyani, bahkan dinilai Purbaya jualan bohong atas pernyataannya pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa sampai 6-8 persen dalam 3 bulan ke depan. 

WARTAKOTALIVE.COM,JAKARTA -- Ekonom sekaligus Analis Pasar Modal, Ferry Latuhihin mengungkapkan bahwa dirinya sangat mengenal Purbaya Yudhi Sadewa yang kini menggantikan Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan (Menkeu), karena  selama 25 tahun bersama-sama di Danareksa.

Dari sana, kata Ferry, ia menilai Purbaya Yudhi Sadewa bukanlah orang yang tepat untuk menjabat Menteri Keuangan menggantikan Sri Mulyani.

Karenanya Ferry mengaku cukup terkejut Purbaya dilantik Prabowo menjadi Menkeu, karena juga tidak sesuai dengan ekspektasi pasar.

Baca juga: Menkeu Purbaya Pengganti Sri Mulyani Orangnya Luhut Pandjaitan, Kukuhkan Opung Pengendali Ekonomi

“Saya malah agak surprise diangkatnya Purbaya Yudhi Sadewa sebagai Menkeu, if clause beyonce my expectation. Kenapa? Setahu saya, I know him, 25 tahun saya sama-sama di Danareksa, he’s not the right man, sorry to say saja,” ucap Ferry dalam Business Talk Spesial HUT ke-14 KompasTV, Selasa malam (9/9/2025).

Menurut Ferry, Purbaya mengaku memahami fiskal, tetapi pernyataannya sangat bertolak belakang.

“Dia bilang dia faham fiskal, dia paham ini. Tapi kalau kita lihat dari statement-statementnya, jangan khawatir 3 bulan ke depan akan cerah, ekonomi kita akan 6-8 persen, the problem is what are the reason? Saya nggak lihat tanda-tanda itu," kata Ferry.

Ferry justru mengantisipasi, ekonomi Indonesia akan menghadapi secular stagnation sama seperti Thailand.

“Bukan tidak mungkin loh one year from now kita negative growth alias resesion,” kata Ferry.

Menurut Ferry, saat ini memang menjadi pertanyaan besar, apakah memang kestabilan atau sustainability dari fiskal Indonesia bisa dipertahankan atau tidak.

"Sebab apa? Di satu pihak kita lihat penerimaan negara turun, tapi di lain pihak spendingnya sangat luar biasa yang kontraproduktif. Maaf aja saya bilang MBG itu kontraproduktif pemborosan yang sangat dahsyat. Belum lagi ada KMP nanti koperasi merah putih," paparnya.

Karenanya Ferry merasa figur Sri Mulyani pun membacanya lebih baik mundur.

Ia menjelaskan tekanan ekonomi Indonesia sudah sampai akhirnya Bank Indonesia ikut menanggung bebannya.

"Nah, sekarang ini masalahnya kembali lagi short fall daripada pendapatan fiskal kita dan saya perhitungkan Rp 120 Triliun ya. Lantas selebihnya adalah kembali program-program populis seperti MBG yang begitu begitu banyak makan dana sampai Rp 371 triliun," paparnya.

"Rencananya kan uangnya itu dari mana kalau bukan BI tidak cetak uang. Artinya kan ini monetizing fiscal deficit, ini sangat berbahaya loh," kata Ferry.

Menurutnya BI seharusnya menjadi independent central bank.

Baca juga: Selain Nyinyiri Sri Mulyani, Yudo Sadewa Anak Menkeu Sebut Orang Miskin Munafik dan Bermental Ngemis

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved