Pemilu 2024

Bela Anies, Musni Umar Bantah Istilah 'Pengkhianat' Partai Demokrat, Sebut Idolanya Kini Tak Berdaya

Bela Anies, Musni Umar Bantah Sebutan 'Pengkhianat' Partai Demokrat, Akui Semua karena Presidential Threshold Sehingga Idolanya Tak Punya Pilihan

Editor: Dwi Rizki
tangkapan layar Instagram @agusyudhoyono
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) rela malam-malam menjemput bakal capres dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan saat pulang dari ibadah Haji sekira pukul 00.45 WIB dini hari. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Keputusan Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh yang menunjuk Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar (Cak Imin) sebagai bakal calon wakil presiden (bacawapres) Anies Baswedan disesalkan Partai Demokrat.

Partai Demokrat bahkan menyebut Anies sebagai pengkhianat.

Alasannya, Partai Demokrat yang tergabung dalam Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) bersama Partai NasDem dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) senyatanya telah menyodorkan bacawapres, yakni Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Anies sendiri secara terbuka menerima AHY sebagai bacapresnya. 

Namun, tanpa berkomunikasi dengan partai koalisi, Surya Paloh secara sepihak menetapkan Cak Imin menjadi bacawapres Anies.

Akibatnya, penolakan kader Partai Demokrat di sejumlah wilayah Nusantara pun secara masif terjadi.

Mereka mencopot spanduk Anies Baswedan dan mengancam akan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan.

Terkait hal tersebut, Sosiolog, Musni Umar angkat bicara.

Baca juga: Kisah Korban PINPRI, Akui Kehilangan Kerja hingga Nyaris Akhiri Hidup karena Diteror Debt Collector

Baca juga: 50 Hari Jelang Pendaftaran, Sandiaga Bocorkan Hasil Pertemuan Mardiono-Megawati Soal Cawapres Ganjar

Menurutnya, dinamika politik yang terjadi dipicu ketetapan presidential threshold saat ini.

Sebab, apabila presidential threshold tidak diberlakukan, siapa saja katanya bisa maju sebagai Capres-Cawapres. 

Sosiolog, Musni Umar
Sosiolog, Musni Umar (Istimewa)

"Saya menyaksikan dinamika politik yang begitu tinggi menjelang pencalonan presiden dan wakil presiden Republik Indonesia 2024, dan ini terjadi karena adanya presidential threshold 20 persen, kalau saja tidak ada ini maka AHY bisa jadi calon presiden, Muhaimin Iskandar bisa jadi calon presiden, Anies bisa jadi calon presiden. Begitu pula Prabowo, Airlangga dan lain-lain, jadi banyak calon presiden," ungkapnya dalam Youtube Musni Umar pada Jumat (1/9/2023).

"Tetapi dengan adanya pembatasan bahwa yang boleh menjadi calon presiden dan calon wakil presiden, mana kala didukung oleh 20 persen perolehan suara DPR RI dan jika tidak salah 25 persen dari jumlah suara dalam Pemilu 2019 dan masalah ini yang menjadi persoalan sekarang ini ketika antara satu dengan yang lain saling berebut, saling menyandera, kemudian menimbulkan satu persoalan yang tidak mudah hingga Koalisi Perubahan untuk Persatuan yang digagas, dibentuk dengan tiga partai, yaitu partai NasDem, Partai Demokrat dan PKS," bebebrnya.

Merujuk keputusan Surya Paloh sebagai pengusung pertama Anies Baswedan, dirinya mencoba membaca strategi pemenangan Partai NasDem.

Menurutnya, langkah yang diambil Surya Paloh dengan memilih Cak Imin ketimbang AHY berasal dari basis suara.

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved