Berita Kriminal

Tinggi Badan Penganiaya Imam Masykur Dipertanyakan Warganet, Cuma 160 Cm: Kok Bisa Jadi Paspampres?

Tinggi badan tiga oknum Paspampres, yakni Praka RM, Praka HS, dan Praka J, terduga pelaku penganiayaan pemuda aceh Imam Masykur disorot warganet.

Editor: PanjiBaskhara
Kolase Wartakotalive.com/Istimewa
Warganet mempertanyakan tinggi badan tiga oknum Paspampres, yakni Praka RM, Praka HS, dan Praka J, terduga pelaku penculikan dan penganiayaan pemuda aceh Imam Masykur. Diketahui tinggi badan para pelaku hanya mencapai 160-175 sentimeter (Cm) sudah bisa menjadi anggota Paspampres. 

Perjalanan kereta ini ternyata di luar jadwal kereta yang ada.

Perjalanannya dirahasiakan, pengamanan dilakukan ekstra ketat.

Tak hanya di dalam kereta, pengamanan juga dilakukan di jalur jalan raya yang bersinggungan dengan jalur kereta.

Sebuah gerbong kosong diletakkan sebagai barikade untuk menghalangi serangan yang sewaktu-waktu bisa dilakukan kelompok anti-pemerintah.

Tujuannya, adalah Yogyakarta.

Kereta sendiri akhirnya tiba 4 Januari 1946 pukul 07.00 WIB.

Pasukan Cakrabirawa pengawal Presiden Soekarno.
Pasukan Cakrabirawa pengawal Presiden Soekarno. (Tribun Batam)

 

Mulai di hari itulah, kegiatan kepresidenan dan kemudian diikuti kegiatan pemerintahan resmi dipindahkan dari Jakarta ke Yogyakarta.

Ide pindah ke Yogyakarta ini pertama kali dicetuskan Presiden Soekarno setelah mendapat informasi bahwa kondisi Jakarta kian tak kondusif.

Ketua Komisi Nasional Jakarta Mohammad Roem mendapat serangan fisik.

Kelompok pro-kemerdekaan dan kelompok pro-Belanda saling serang.

Perdana Menteri Sjahrir dan Menteri Penerangan Amir Sjarifuddin juga nyaris dibunuh simpatisan Belanda.

"Karena itu, pada tanggal 1 Januari 1946, Presiden Soekarno memberikan perintah rahasia kepada Balai Yasa Manggarai untuk segera menyiapkan rangkaian kereta api demi menyelamatkan para petinggi negara," ungkap Sukotjo.

Untuk menjalankan perintah Soekarno itu, delapan pemuda yang sejak Indonesia merdeka mengajukan diri sebagai pengawal Bung Karno langsung menyiapkan segala sesuatunya.

Delapan pengawal inilah yang kemudian berjasa dalam keberhasilan operasi senyap itu, hingga bisa bawa Presiden Soekarno tiba dengan selamat pada 4 Januari 1946.

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved