Berita Politik

Budiman Sudjatmiko Bongkar Alasan Rangkul Prabowo Subianto, Tak Mau Menyesal Kemudian

Mantan aktivis 1998 Budiman Sudjatmiko buka suara terkait alasannya merangkul dengan Bakal Capres sekaligus mantan Danjen Kopassus Prabowo Subianto.

Penulis: Desy Selviany | Editor: Desy Selviany
Warta Kota/Yulianto
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kiri) berjabat tangan dengan Politikus PDIP Budiman Sudjatmiko (kanan) usai menggelar pertemuan di Kertanegara, Jakarta Selatan, Selasa (18/7/2023). Prabowo Subianto menerima kunjungan Budiman Sudjatmiko dalam rangka silaturahmi dan diskusi kebangsaan. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Mantan aktivis 1998 Budiman Sudjatmiko buka suara terkait alasannya merangkul dengan Bakal Capres sekaligus mantan Danjen Kopassus Prabowo Subianto.

Di akun twitternya pada Jumat (28/7/2023) Budiman Sudjatmiko membalas cuitan Politisi PSI Dedek Prayudi yang membelanya setelah berdamai dengan Prabowo Subianto.

Budiman menceritakan bahwa saat ia melawan Orde Baru di tahun 90an juga saat itu banyak yang mengecamnya.

Menurutnya, butuh dua tahun untuk masyarakat agar paham dengan pilihannya sehingga menjadi momen perubahan.

Maka dari itu kata Budiman, jika saat ini banyak yang protes ia mulai merangkul Prabowo Subianto yang dulu merupakan lawannya, Politisi PDIP itu mengaku tidak keberatan.

Sebab kata Budiman, hal ini merupakan proses yang sama saat ia memulai menentang Orde Baru.

“Saat saya dan kawan-kawan melawan Orba, banyak yang mengecam. Butuh dua tahun lagi mereka paham dan jadi momen perubahan. Jika kini saya merangkul yang 25 tahun lalu jadi lawan, juga banyak yang mengecam. Kali ini pun bakal mengulangi proses yang sama,” bebernya.

Budiman juga menjelaskan bahwa prinsip yang selalu dipakainya dari dulu sampai sekarang saat mengambil langkah-langkah yang berisiko tinggi ialah dengan kata-kata yang pernah ditulis Mark Twain.

Di mana ia tidak mau menyesal karena hanya tidak melakukan yang seharusnya dilakukannya.

“Saat saya mengambil langkah-langkah beresiko tinggi adalah kata-kata penulis Mark Twain ini: "20 tahun dari sekarang, kamu akan lebih menyesali apa yang TIDAK kamu lakukan dari pada yang kamu lakukan,” jelasnya.

Baca juga: Terungkap, Prabowo Tawari Budiman dan Effendi Posisi Empuk, Hasto: Mereka Tetap PDIP!

Maka kata Budiman, setiap 20 hingga 25 tahun sekali, ada waktu yang sangat matang untuk membuat langkah-langkah strategis bagi seorang individu, organisasi atau sebuah bangsa.

Sebab apabila tidak melakukannya maka akan menjadi sebuah jalan kebekuan.

Menurutnya, kalah bukanlah masalah, namun tak pernah melangkah itu yang salah.

“Tiap 20 tahun atau tiap 25 tahun adalah waktu yang sangat matang untuk membuat langkah-langkah strategis bagi seorang individu, organisasi atau sebuah bangsa. Tak melakukannya adalah jalan kebekuan. Kalah bukanlah masalah, tak pernah melangkah itu salah,” pungkas Budiman.

Diketahui sebelumnya Politisi PDIP Budiman Sudjatmiko mengaku akhiri masa lalu dan tatap masa depan.

Hal itu diungkapkan Budiman Sudjatmiko saat bertemu langsung dengan Prabowo Subianto pada Senin (18/7/2023) seperti dimuat live Facebook Wartakotalive.com.

Dalam pernyataannya, Budiman mengatakan bahwa saat ini demokrasi di Indonesia sudah lebih baik saat membicarakan perbedaan.

Maka kata Budiman, saatnya Indonesia kenang masa lalu sebagai masa lalu dan waktunya tatap masa depan.

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved