Pilpres 2024

Pecatan TNI Ruslan Buton 'Ancam' Moeldoko Cabut PK Mahkamah Agung, Jika Tidak Ini yang Terjadi

Pecatan TNI Ruslan Buton meminta KSP Moeldoko untuk segera mencabutpeninjauan kembali (PK) yang diajukan ke Mahkamah Agung soal Partai Demokrat

Tribunnews.com/ Igman Ibrahim
Ruslan Buton ketika keluar dari rutan Bareskrim Polri, Jakarta, Kamis (17/12/2020). Pecatan TNI Ruslan Buton meminta KSP Moeldoko untuk segera mencabutpeninjauan kembali (PK) yang diajukan ke Mahkamah Agung soal Partai Demokrat 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA -- Eks perwira TNI Ruslan Buton yang dipecat karena kasus pembunuhan di Sulawesi Tenggara 2017 lalu, mengancam Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko agar segera mencabut peninjauan kembali (PK) yang diajukan ke Mahkamah Agung RI sehubungan dengan kepengurusan Partai Demokrat.

Sebab menurut Ruslan Buton apa yang dilakukan Moeldoko adalah cara brutal penguasa mengambil alih Partai Demokrat dari jajaran pengurus yang sah di bawah Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono.

Jika tidak, kata Ruslan Buton, dirinya siap membela Partai Demokrat sampai titik darah penghabisan dan Moeldoko akan mempermalukan dirinya sendiri.

"Dan saya ingatkan untuk KSP Moeldoko, segera cabut permohonannya, sebelum Anda mempermalukan dirimu sendiri. Permohonan Anda tidak akan pernah dikabulkan, karena Hakim di Mahkamah Agung tadi akan berdiri di atas kebenaran," ujar Ruslan Buton dihadapan kader Partai Demokrat, dalam tayangan di akun YouTube @nuli, yang dilihat Wartakotalive.com, Minggu (18/6/2023).

Ruslan Buton mengaku siap mati dan pasang badan sampai titik darah penghabisan untuk melawan upaya perebutan atau pengambilalihan Partai Demokrat oleh Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko.

Ruslan Buton mengatakan apa yang dilakukan Moeldoko dengan melakukan Peninjauan Kembali ke Mahmakah Agung (MA) atas AD/ART Partai Demokrat adalah bentuk kesewenang-wenangan dan arogansi penguasa.

Baca juga: Pecatan TNI Ruslan Buton Siap Mati Lawan Moeldoko Untuk Selamatkan Demokrat, Beri Cap Jempol Darah

Selain itu, Ruslan Buton yang juga sempat divonis 7 bulan penjara karena meminta Jokowi mundur dalam video yang viral pada 2020 lalu, merasa upaya Moeldoko ini adalah salah satu cara menjegal pencapresan Anies Baswedan.

"Saya hormat dengan beliau, karena latar belakang dengan saya sama. Dan beliau adalah mantan pimpinan saya. Tetapi ketika beliau melakukan tindakan konyol di situ, arah kami berseberangan. Dan itulah yang mendorong saya untuk bergabung dengan Partai Demokrat," kata Ruslan Buton,

Ruslan Buton mengatakan dirinya tidak ingin melihat ketidakadilan dan kesewenang-wenangan.

"Apa yang mereka lakukan, seolah-olah republik ini milik mereka sendiri, dan ini tidak bisa," katanya.

Apalagi menurut Ruslan sebelumnya semua yang diajukan Moeldoko untuk merebut Partai Demokrat selalu ditolak oleh pengadilan.

Namun katanya jika penguasa memaksakan kehendaknya, Ruslan Buton mengaku siap mati dan pasang badan sampai titik darah penghabisan.

"Jika semua ini dipaksakan dan terjadi. Maka saya siap mati dan pasang badan sampai titik darah penghabisan, untuk menyelamatkan Partai Demokrat," kata Ruslan Buton.

Baca juga: DPP Demokrat Gelar Aksi Cap Jempol Darah Sebagai Bentuk Perlawanan Terhadap PK Moeldoko

Ia juga meminta semua kader Partai Demokrat bertahan melawan upaya Moeldoko, apapaun yang terjadi.

"Kita harus sepakat untuk bertahan menyelamatkan Partai Demokrat, apapun yang terjadi." ujarnya.

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved