Viral Media Sosial

Sindrom Megalomania Dinilai Jadi Pemicu Panji Gumilang Sering Bikin Kontroversi hingga Disebut Sesat

Sindrom Megalomania Dinilai Jadi Pemicu Panji Gumilang Sering Bikin Kontroversi, Mulai dari Pakai Salam Yahudi hingga Sebut Al Quran Cuma Karangan

Editor: Dwi Rizki
Tangkapan video instagram
Viral video pimpinan Pondok Pesantren Al-Zaytun Panji Gumilang semprot pria diduga Polisi berpakaian preman. Diketahui Panji Gumilang memantau langsung aksi unjuk rasa warga yang mendemo pondok pesantrennya pada Kamis (16/6/2023). 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Zaytun, Panji Gumilang sering kali menuai kontroversi lewat sejumlah ajarannya yang dinilai menyimpang dari syariat Islam.

Di antaranya mengganti salam umat muslim menjadi salam Yahudi.

Selanjutnya menyebut Al Quran hanya merupakan karangan Nabi Muhammad.

Panji Gumilang pun mengungkapkan menunaikan ibadah haji tak perlu ke Tanah Suci, tetapi bisa dilaksanakan di Indonesia. 

Baca juga: Ketua RT Riang Ungkap Alasannya Naik Pitam saat Bersitegang dengan Pemilik Ruko: Dia Hina Ibu Saya!

Baca juga: Ditunjuk PPP Jadi Cawapres Dampingi Ganjar, Sandiaga Uno Siap Berjuang Pakai Uang Pribadi

Pemicu Panji Gumilang sering buat kontroversi dinilai Pakar Komunikasi Islam dari Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati, Uwes Fatoni adalah sindrom megalomania.

Sindrom itu mendorong Panji Gumilang melontarkan gagasan-gagasan di luar ajaran syariat Islam.

Tujuannya agar Panji Gumilang dinilai hebat oleh jemaahnya.

Diketahui, Panji Gumilang sangat diagungkan hingga dipanggil syekh oleh jemaahnya.

"Sepertinya Syekh Panji Gumilang mengalami sindrom megalomania dengan merasa bahwa dirinya besar, sehingga memberikan gagasan-gagasan yang ingin menunjukkan bahwa pemikirannya hebat," kata Uwes, dikutip dari Kompas.com pada Sabtu (17/6/2023).

Baca juga: Sering Kontroversi hingga Disebut MUI Sesat,Ini Rekam Jejak Pimpinan Ponpes Al Zaytun Panji Gumilang

Baca juga: Ketua RT Riang Ungkap Alasannya Naik Pitam saat Bersitegang dengan Pemilik Ruko: Dia Hina Ibu Saya!

Apalagi sebagai pemimpin dan figur sentral ponpes, Uwes menjelaskan, syekh Panji Gumilang tak bisa dipertanyakan ulang atau dibantah oleh para santrinya.

"Ketika gagasan-gagasan itu muncul di media sosial yang kemudian menciptakan keresahan bagi masyarakat, khususnya umat Islam di Indramayu, maka wajar jika masyarakat melakukan penolakan," ujar Uwes.

"Sebab, ketika isu tentang pesantren Al-Zaytun itu bukan sekadar masalah pesantrennya, tetapi juga menjadi masalah bagi umat Islam yang ada di lingkungan sekitarnya," sambungnya.

Dia menambahkan, masyarakat pun akan mempertanyakan para tokoh, baik yang ada di MUI atau ormas-ormas Islam, karena dinilai tak menanggapi gagasan yang menyimpang tersebut.

"Jika ini dibiarkan, maka masyarakat akan semakin memuncak kekesalan dan penolakannya, serta gagasan-gagasan yang dianggap 'nyeleneh' dari Syekh Panji Gumilang akan terus diproduksi dan reproduksi sehingga masalah ini tidak akan pernah selesai," ucap Uwes.

"Jadi perlu keterlibatan dari tokoh-tokoh Islam untuk melakukan klarifikasi kepada Syekh Panji Gumilang dengan gagasan-gagasan nyelenehnya dan memintanya untuk tidak lagi melakukan hal yang sama," imbuhnya.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved