Pilpres 2024

Anies Baswedan Diminta PDIP untuk Minta Maaf Soal Data Jalan, Partai Demokrat: Tidak Ada yang Salah!

Bacapres Partai NasDem, Anies Baswedan diminta PDI Perjuangan untuk segera melontarkan permintaan maafnya lantaran pernyatannya soal data jalan.

Editor: PanjiBaskhara
Istimewa
Bacapres Partai NasDem, Anies Baswedan diminta PDI Perjuangan untuk segera melontarkan permintaan maafnya lantaran pernyatannya soal data jalan. Foto: Bakal calon Presiden (Bacapres) Anies Baswedan menghadiri puncak peringatan Hari Buruh yang digelar di kantor DPP PKS, Jakarta Selatan, pada Sabtu (6/5/2023). 

Dengan demikian, sebanyak 11.800 Km jalan nasional tersebut belum tentu berasal dari pembangunan jalan baru.

"Jadi ini waktu jaman SBY kan nambah jalan nasional, itu bukan hasil pembangunan kebanyakan, ada sih pembangunannya tapi sedikit. Jaman Jokowi juga sama, ada perubahan walau sedikit,” ungkapnya.

Elektabilitas Anies Baswedan Merosot

SMRC atau Lembaga Saiful Mujani Research and Consulting merilis hasil survei terbaru terkait elektabilitas bakal calon presiden atau Capres pada pemilu 2024 mendatang.

Hasil survei  dari SMRC ini menyebut elektabiliats Ganjar Pranowo melampaui Prabowo Subianto dan Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden pada Pemilu 2024.

Hasil tersebut terjadi pada kelompok pemilih kritis.

"Ganjar dan Prabowo bersaing ketat memperebutkan urutan teratas, sementara Anies di urutan ketiga dengan selisih suara signifikan dengan Prabowo dan Ganjar,” kata Direktur Riset SMRC, Deni Irvani, dalam pemaparannya di Jakarta, Minggu (28/5/2023).

Dilansir dari Kompas Senin (29/5/2023) Deni menjelaskan, hasil survei tersebut Ganjar naik dari 31,1 persen menjadi 35,9 persen pada periode yang sama.

Prabowo Subianto pun demikian, naik dari 29,7 persen menjadi 32,8 persen.

Namun dalam lima bulan terakhir, suara Anies Baswedan merosot dari 29,7 persen di survei Desember 2022 jadi 20,1 persen pada survei terakhir 23-24 Mei 2023.

Kriteria pemilih kritis menurut Deni adalah pemilih yang punya akses ke sumber-sumber informasi sosial-politik secara lebih baik.

Mereka yang termasuk dalam kategori pemilih kritis sebab mereka memiliki telepon.

Sehingga bisa mengakses internet untuk mengetahui dan dapat menentukan sikap terhadap berita-berita sosial-politik.

Selain itu, mereka pada umumnya adalah pemilih kelas menengah bawah ke kelas atas, lebih berpendidikan, dan cenderung tinggal di perkotaan.

Mereka juga cenderung lebih bisa memengaruhi opini kelompok pemilih di bawahnya.

Total pemilih kritis ini secara nasional diperkirakan sekitar 80 persen.

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News

(Tribunnews.com/Rahmat Fajar Nugraha/Wartakotalive.com/FAF)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved