Berita Jakarta

Pamer Gaji Rp34 Juta di Medsos, Pejabat Dinkes DKI dokter Ngabila Salama Akan Diperiksa Inspektorat

Syaefulloh Hidayat mengatakan, Ngabila telah menjalani pemeriksaan internal oleh Pelaksana tugas (Plt) Kadinkes Ani Ruspitawati

Penulis: Fitriyandi Al Fajri | Editor: Feryanto Hadi
instagram
Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinkes DKI Jakarta, Ngabila Salama menginformasikan syarat pemberian vaksinasi dosis booster kedua untuk lansia 

"Saya ikut SBMPTN dengan ratusan ribu orang di Universitas Indonesia. Ternyata, saya masuk dalam daftar 300 orang yang lolos di Fakultas Kedokteran," ucap wanita yang merupakan anak kedua dari tiga bersaudara itu.

Karena lokasi universitas yang tidak jauh dari tempat tinggalnya di Duren Sawit, Jakarta Timur, Ngabila akhirnya menjatuhkan pilihan untuk melanjutkan studi di Universitas Indonesia.

Selama menempuh pendidikan S1, Ngabila sangat aktif berkiprah di organisasi. Ia tergabung dalam Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia (ISMKI), dan tahun 2010 hingga 2011 dipercaya untuk menjadi koordinator humas.

Ngabila menjelaskan, jiwa kepemimpinan tersebut mendarah daging diturunkan dari sang ayah bernama Racob Yacob yang merupakan seorang seniman.

"Alhamdulillah saya lulus tepat waktu selama lima tahun pada Agustus 2012. Lalu saya melanjutkan magang sekaligus pengabdian selama satu tahun di Kalianda, Lampung Selatan," tandas Ngabila.

Pada tahun 2014, Ngabila melanjutkan perjalanan studinya dengan meneruskan sekolah jenjang S2 di Universitas Indonesia.

"Karena keinginan saya di bidang public health (kesehatan masyarakat), maka saat S2 saya ambil jurusan Kesehatan Masyarakat," tutur ibu dari tiga orang anak laki-laki itu.

Kemudian saat ini, Ngabila tengah menempuh pendidikan S3 dengan jurusan yang sama saat ia belajar di jenjang S2.

Berkiprah di Dinkes DKI Jakarta

Menjalani karier di Dinkes DKI Jakarta menjadi perjalanan yang panjang bagi Ngabila.

"Jadi setelah lulus S1 di Universitas Indonesia pada Agustus 2012, saya sempat mengabdi di Kalianda, Lampung Selatan selama satu tahun," ujar Ngabila.

Setelah pulang di tahun 2013, Ngabila mengikuti penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di tempat tinggalnya kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur.

Ngabila menjalani seleksi CPNS yang membuka kuota 300 dokter di DKI Jakarta.

"Alhamdulillah saya lolos, dan tanggal 1 Maret 2014 saya sudah jadi CPNS di Puskesmas Duren Sawit," ucap wanita yang memiliki lesung pipi di sebelah kiri itu.

Tiga tahun ia bekerja di Puskesmas Duren Sawit, pada tahun 2017 ia dipindahkan ke Suku Dinas Kesehatan (Sudinkes) Jakarta Timur untuk mengurus penyakit TBC.

Sumber: Warta Kota
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved