LPSK Sebut Ada Banyak Kejanggalan Kasus Tewasnya Bripka AS, Ini Daftar Kecurigaannya
LPSK mencatat adanya kejanggalan perihal kematian Bripka AS, Anggota Satlantas Polres Samosir sebelum membongkar kasus penggelapan pajak kendaraan.
Penulis: Rendy Rutama | Editor: Junianto Hamonangan
WARTAKOTALIVE.COM, CIRACAS - Diketahui, pihak keluarga Bripka AS (Anggota Satlantas Polres Samosir) telah mengajukan permohonan perlindungan kepada Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK).
Sebab keluarga mengajukan permohonan itu dikarenakan mendapati beberapa hal kejanggalan terhadap jasad Bripka AS, yang tewas sebelum membongkar kasus penggelapan pajak kendaraan di UPT Samsat Pangururan.
Maneger Nasution, selaku Wakil Ketua LPSK mengatakan serupa, berdasarkan laporan permohonan perlindungan tersebut, yang sebelumnya diajukan istri Bripka AS, terdapat kejanggalan beberapa point.
Mulai dari kondisi lokasi Bripka AS ditemukan tewas di Dusun Simullop, Desa Siogung Ogung, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir, Senin (6/3/2023).
"TKP tersebut ramai, mestinya ada banyak orang yang melihat," kata Maneger, saat dikonfirmasi awak media, Sabtu (1/4/2023).
Baca juga: Naluri Hotman Paris Bicara, Lihat Janggalnya Kematian Bripka AS-Yakin Ada Dalang di Balik Pembunuhan
Lalu, Bripka AS diduga terlibat terkait penggelapan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) di UPT Samsat Pangururan, dengan angka Rp 2,5 miliar
Namun, sebelum ditemukan tewas, sudah mengembalikan sebesar Rp 750 juta.
Pihak keluarga menjelaskan, apabila Bripka AS memilih mengakhiri hidup usai mengembalikan uang Rp 750 juta, itu hal yang janggal.
Sehingga pihak keluarga menduga tewasnya Bripka AS bukan karena bunuh diri.
"Sebenarnya disampaikan tewas usai minum racun sebelum autopsi tersebut dianggap janggal, dikabarkan juga minum racun sianida dipesan melalui aplikasi online hp nya itu," tuturnya.
Baca juga: Hotman Paris Nilai Kasus Bripka AS yang Tewas Tenggak Sianida Janggal, Yakini Ada Dalang Pembunuhan
Ditambah, ketika dinyatakan Polres Samosir meninggal usai meminum racun, ponsel genggam kondisinya sudah disita pihak Kapolres Samosir.
Lantas, pihak keluarga bertanya - tanya terkait hal itu, apakah mungkin ponsel genggam yang sudah disita dapat dimanfaatkan untuk memesan racun sianida secara online.
"Selanjutnya terhadap tanggal tiga ketika diperiksa Polres Samosir, pengakuan istrinya ketika pulang diperiksa, Bripka AS itu cerita bahwa dia diancam, awas anak istrimu, kalau berbuat macam-macam," jelas Maneger.
Tidak hanya itu, sebelum ditemukan tewas, Bripka AS sempat menjelaskan segera membongkar kasus penggelapan PKB tersebut.
Berdasarkan pernyataan Bripka AS saat masih hidup ke pihak keluarga, disampaikan terdapat enam orang yang terlibat terkait kasus itu.
"Pihak keluarga menyampaikan informasi dari Polres terkait bunuh diri karena minum racun, namun si kepala bagian belakang luka bonyok, dan mulut hingga telinga keluar darah," tutur Maneger.
Guna memastikan kebenaran itu, LPSK nantinya akan menemui istri Bripka AS, terkait keterangan lebih lanjut.
Sekaligus terhadap jajaran Polda Sumatera Utara yang menangani kasus tersebut.
"Kita sedang mendalami kasusnya seperti apa. Ini kan baru ini informasi, makannya kita akan menguji," pungkasnya. m37
Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News.
Tujuh Orang Minta Perlindungan ke LPSK Buntut Perkara Penembakan Bos Rental di Tangerang |
![]() |
---|
Keluarga Korban dan Saksi Penembakan Bos Rental Mobil di Tangerang Minta Perlindungan ke LPSK |
![]() |
---|
Keluarga Ramli Korban Penembakan di Tol Tangerang-Merak Minta Pendampingan, LPSK: Kami Terbuka |
![]() |
---|
Kabar Terbaru Kasus Vina Cirebon, Jumlah Saksi yang Mendapat Perlindungan LPSK Bertambah |
![]() |
---|
VIDEO LPSK Sudah Terima 10 Orang yang Ajukan Perlindungan Saksi di Kasus Vina |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.