Berita Nasional
Rocky Gerung Duga Ada Kutukan Tambang Hingga Sebabkan Perpecahan di PBNU
Pegiat media sosial Rocky Gerung menduga perpecahan di tubuh PBNU saat ini tidak lepas dari bisnis tambang yang ditawarkan pemerintah
WARTAKOTALIVE.COM - Pegiat media sosial Rocky Gerung menduga perpecahan di tubuh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) saat ini tidak lepas dari bisnis tambang yang ditawarkan pemerintah.
Menurut Rocky Gerung, inilah konsekuensi ketika organisasi masyarakat (Ormas) Islam terbesar di Indonesia pada akhirnya menerima tawaran bisnis tambang dari pemerintah yang jumlah uangnya pasti menggiurkan.
Rocky Gerung menilai, seperti analisis pihaknya sebelumnya, saat NU pada akhirnya menerima bisnis tambang dari pemerintah, maka hal ini akan menjadi polemik.
Sebab kata Rocky Gerung, uang dari bisnis tambang tentu sangat besar. Sehingga memungkinkan terjadinya perebutan pengaruh di dalam tubuh NU.
Bisa jadi menurut Rocky, sejumlah pihak menilai bisnis tambang tersebut harus dikelola Ormas secara profesional.
Namun di satu sisi, ada pihak-pihak di PBNU yang ingin menguasai bisnis tersebut secara pribadi.
Hal itu kata Rocky, bisa dilihat dari sikap Ketua PBNU Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) yang melawan para Rais Aam PBNU saat hendak dimakzulkan.
Kemudian tanggapan Sekretaris Jenderal PBNU Saifullah Yusuf yang menyebut bahwa hal-hal seperti itu akan diselesaikan baik-baik secara internal.
Hal ini kata Rocky, menunjukan ada persaingan antara Gus Yahya dan Saifullah Yusuf di PBNU.
Baca juga: Tokoh Muda NU Bedah Penyebab Dualisme di PBNU, Tawarkan Solusi Ini
Di mana Saifullah berupaya agar konflik ini tidak merembet ke politis dan akan diselesaikan secara internal.
“Kita tahu di belakang itu pasti ada pengelompokan, ada grouping yang mau mengambil momentum agar hal-hal di NU ini tidak merembet ke politis, dan transaksi-transaksi ini bisa diselesaikan,” jelasnya di akun Youtube miliknya yang tayang (24/11/2025).
Diketahui belakangan PBNU diterpa isu perpecahan setelah risalah rapat harian Syuriyah yang ditetapkan pada 20 November 2025 memutuskan agar Yahya Cholil Staquf mengundurkan diri dari jabatan Ketua Umum PBNU.
Edaran tersebut juga memberikan ultimatum, jika dalam waktu tiga hari tidak mengundurkan diri, Gus Yahya akan diberhentikan sebagai Ketua Umum PBNU.
Dalam surat ini juga dijelaskan dua alasan yang menyebabkan permintaan pengunduran diri itu dikeluarkan.
Pertama, terkait dengan narasumber zionisme internasional dalam Akademi Kepemimpinan Nasional NU.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/wartakota/foto/bank/originals/Sehari-sebelum-hari-pemungutan-suara-Rocky-Gerung-menyambangi-Pramono-Anung.jpg)