Berita Nasional
Tokoh Muda NU Bedah Penyebab Dualisme di PBNU, Tawarkan Solusi Ini
Tokoh muda Nahdlatul Ulama (NU) Nadirsyah Hosen menyoroti dualisme yang tengah ada di tubuh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
WARTAKOTALIVE.COM - Tokoh muda Nahdlatul Ulama (NU) Nadirsyah Hosen menyoroti dualisme yang tengah ada di tubuh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
Pria yang karib disapa Gus Nadir itu membedah penyebab gonjang-ganjing di tubuh NU yang melanda para tetua ormas Islam terbesar tersebut.
Menurut Gus Nadir, kisruh dan dinamika internal PBNU belakangan ini seperti membuka kembali lembaran lama tentang betapa rentannya jam’iyyah.
Terlebih ketika struktur kepemimpinan melebar tanpa kejelasan garis komando.
Sehingga semua pihak merasa memiliki legitimasi Rais ‘Aam terpilih Muktamar, Ketua Umum juga dipilih Muktamar.
Dosen di Fakultas Hukum, Universitas Melbourne itu menilai keduanya baik Ketua PBNU dan Rais ‘Aam merasa memegang mandat langsung dari jamaah.
Dan di titik inilah roda organisasi mulai tersendat, bahkan berhenti berbulan-bulan.
Maka menurutnya, dari konflik ini muncul satu kebutuhan mendesak yakni menyederhanakan NU.
Pertama yakni menata ulang struktur puncak jam’iyyah.
“Sudah saatnya NU mempertimbangkan model yang lebih ringkas dan jelas,” menurutnya seperti dimuat di platform X pada Senin (24/11/2025).
Sehingga pada Muktamar mendatang, posisi yang dipilih langsung oleh Muktamar mungkin cukup Rais ‘Aam saja.
Setelah itu, Rais ‘Aam terpilih diberi mandat untuk menunjuk Ketua Umum, bukan melalui kontestasi terbuka.
Baca juga: Seluruh Guru di Indonesia Bisa Dapat Tiket Dufan Gratis, Ini Caranya
Menurut Gus Nadir, model ini menyelesaikan dua persoalan sekaligus yakni tidak ada lagi dualisme dua figur yang sama-sama merasa dipilih Muktamar dan konsolidasi Syuriyah dan Tanfidziyah menjadi lebih stabil karena Ketua Umum berangkat dari amanah Rais ‘Aam, bukan menjadi “kutub” tandingan.
“NU berdiri di atas hikmah tatanan ulama; bukan pertempuran kuasa yang menggerus marwah jam’iyyah,” pesannya.
Diketahui belakangan PBNU diterpa isu perpecahan setelah risalah rapat harian Syuriyah yang ditetapkan pada 20 November 2025 memutuskan agar Yahya Cholil Staquf mengundurkan diri dari jabatan Ketua Umum PBNU.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/wartakota/foto/bank/originals/Gus-Nadir-Cendekiawan-NU-Nadirsyah-Hosen.jpg)