Pelecehan Seksual

Pemerkosaan Pekerja Ekspedisi Diviralkan, Pengamat Beberkan Dampak Psikis Korban Kekerasan Seksual

Menurut Ida, perempuan yang menjadi korban kekerasan seksual, kerap kali tidak memiliki kekuatan (power) saat melawan pelaku

Penulis: Nuri Yatul Hikmah | Editor: Feryanto Hadi
Kompas.com
Ilustrasi korban pemerkosaan. Seorang perempuan pekerja ekspedisi di Kalideres disiksa dan diperkosa mantan kekasihnya 

Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Nuri Yatul Hikmah

WARTAKOTALIVE.COM, KALIDERES — Viralnya kasus pemerkosaan dan kekerasan seksual terhadap korban berinisial YO (19) oleh mantan pacarnya sendiri berinisial SAM (23), mendulang amarah dan kecaman dari sejumlah masyarakat yang gondok dengan aksi pelaku.

Mereka juga bersimpati terhadap korban dan kerap menanyakan kondisi psikologis YO paska-kejadian tersebut.

Pengamat Sosial Sosiologi Universitas Indonesia (UI), Ida Ruwaida mencermati hal tersebut.

Menurut Ida, perempuan yang menjadi korban kekerasan seksual, kerap kali tidak memiliki kekuatan (power) saat melawan pelaku yang menjalin hubungan dengannya.

"Dalam banyak kasus relasi pacaran, bahkan suami istri, perempuan dalam posisi lemah dan tak berdaya," ujar Ida saat dihubungi Wartakotalive.com, Selasa (31/1/2023).

Baca juga: Dikecam karena Tak Mau Menolong saat YO Dirudapaksa Samsul, Begini Alasan Para Karyawan Ekspedisi

"Sehingga tak sedikit (perempuan) jadi korban kekerasan, bahkan ada yang meregang nyawa karena cemburu yang membabi buta," lanjut Ida.

Ida menambahkan, para korban kekerasan seksual akan mendapatkan dampak berlapis, baik dari kesehatan fisik maupun mental.

Akibatnya, korban bisa saja menarik diri dari lingkungan sosialnya.

"Perlu ada pendampingan khusus pada korban, menyangkut psiko sosial, termasuk pendampingan sebagai saksi hukum," jelas Ida.

"Selain itu, dukungan sosial baik oleh keluarga, lingkungan, ketetanggaan, juga lingkungan kerja akan membantu korban," lanjutnya.

Baca juga: Keluarga Mahasiswa UI yang Tewas Dilindas Pensiunan Polri, Tolak Hadiri Undangan Timsus Polda Metro

Menurut Ida, dampak yang menimpa para korban kekerasan seksual bisa dalam jangka menengah maupun panjang. Durasi tersebut ditentukan berdasarkan intensitas penanganan kuratif maupun pendampingan terhadap korban.

"Dampak jangka menengah maupun panjang, sangat tergantung pada intensitas penanganan kuratif maupun pendampingan pada tahap integrasi korban untuk kembali ke masyarakat," jelas Ida.

Satu hal yang disoroti Ida adalah stigma masyarakat yang kerap kali mempersulit korban untuk bisa pulih dari kasus yang menimpanya itu.

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved