Pemilu 2024

Hengkang dari PSI, Rian Ernest Resmi Gabung Golkar, Langsung Dapat Jabatan Penting

Rian Ernest resmi bergabung sebagai kader Partai Golkar setelah hengkang dari Partai Solidaritas Indonesia

Warta Kota/ Yolanda Putri Dewanti
Ketua DPD Partai Golkar DKI Ahmed Zaki Iskandar memperkenalkan Rian Ernest sebagai kader Partai Golkar di halaman kantor DPD Golkar DKI Jakarta, Jalan Cikini Raya, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (31/1/2023) sore. 

Laporan wartawan wartakotalive.com, Yolanda Putri Dewanti

WARTAKOTALIVE.COM CIKINI -- Menjelang tahun politik sejumah kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI) hengkang dan berlabuh ke partai lain.

Salah satunya adalah politikus muda Rian Ernest.

Kini, Rian sah bergabung sebagai kader Partai Golkar.

Pria berusia 35 tahun itu diperkenalkan sebagai kader Golkar oleh Ketua DPD Partai Golkar DKI Ahmed Zaki Iskandar di halaman kantor DPD Golkar DKI Jakarta, Jalan Cikini Raya, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (31/1/2023) sore.

Selain itu, sebagai kader, Rian juga langsung mendapat jabatan penting di DPD Golkar DKI Jakarta.

Rian dipercaya menjadi Ketua Biro Pemuda DPD Golkar DKI Jakarta.

Baca juga: Hengkang dari PSI, Michael Victor Sianipar Gabung Perindo: Kepemimpinannya Tegas, Arah Partai Jelas

"Saya secara resmi mengucapkan selamat datang dan berjuang untuk Rian berjuang bersama-sama dengan Partai Golkar untuk Indonesia," ucapnya.

Zaki menuturkan bahwa saat ini Partai Golkar memang sudah beralih menjadi partai yang menyasar milenial.

"Kalau bukan anak muda siapa lagi? Politik bukan hanya sekedar kekuasaan tapi lebih kepada mencapai tujuan bersama kita republik ini memberikan kesejahteraan bersama," jelas Zaki. 

Dalam momen tersebut, ada yang menarik perhatian di mana proses perkenalan Rian Ernest di Partai Golkar turut disaksikan oleh dua kader PSI.

Di antaranya Anggara Wicitra Sostroamidjojo dan Idris Ahmad yang merupakan anggota DPRD DKI Jakarta.

Meski sudah berbeda partai, kedatangan Anggara diungkapkannya sebagai bentuk dukungan kepada Rian meski sudah berbeda partai. 

"Saya sama idris datang support sebagai sahabat karena Rian kan salah satu sahabat kita di awal karir politik. Jadi bentuk support aja sih," ucap dia.

"Ya, politik itu harus dewasa, menghormati keputusan politik yang diambil seseorang," tutup dia. 

Baca juga: Ridwan Kamil Dapat Tugas dari Golkar Menangi Jawa Barat, DKI Jakarta dan Banten saat Pemilu 2024

Alasan mundur dari PSI

Diberitakan sebelumnya, Direktur Advokasi dan Bantuan Hukum Dewan Pimpinan Pusat PSI Rian Ernest Tanudjaja menyatakan mundur dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI)

"Melalui video ini saya menyatakan pengunduran diri saya dari Partai solidaritas Indonesia," kata Rian dikutip dari Twitternya, Kamis (15/12/2022).

Rian meyakini keputusan yang diambilnya merupakan benar untuk langkah politik ke depannya.

"Meski berat saya meyakini ini adalah keputusan yang benar. Ini langkah Poltik saya ke depannya," ujarnya.

Ia pun menyampaikan terima kasih kepada rekan-rekan seperjuangannya saat bersama-sama di PSI.

"Saya berterima kasih kepada sahabat saudara, mentor dan rekan seperjuangan saya di PSI," ungkapnya.

Baca juga: Pilih Hengkang dari PSI, Michael Victor Sianipar: Partai yang Saya Perjuangkan Sudah Jauh Berubah

Kendati mundur dari PSI, Rian menegaskan dirinya tetap berjuang menyuarakan aspirasi masyarakat.

"Meski mundur dari PSI namun perjuangan saya menyuarakan aspirasi, merumuskan kebijakan dan mencerdaskan rakyat tidak berhenti," ucapnya.

Meski mundur, Rian menuturkan dirinya tetap berjuang melalui jalur politik.

"Negara besar seperti Indonesia perlu cara-cara berpolitik yang lebih baik. Karena itu saya Rian Ernest akan tetap di jalur politik," imbuhnya.

Harus berbenah

Sementara itu, Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia (PPI) Adi Prayitno mengatakan jika tak segera berbenah, maka kader-kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI) akan berpindah ke partai lain.

 Hal itu merespons sejumlah kadernya berpindah ke partai lain menjelang pemilihan umum (Pemilu) 2024.

"Jika tak segera berbenah bukan tak mungkin PSI bakal bedol desa, kader-kader kuncinya pindah ke partai lain," kata Adi kepada Tribunnews.com, Kamis (15/12/2022).

Adi menuturkan dari segi isu, PSI terlihat sangat konfrontatif, liberal, dan sangat agresif.

Itu tak sesuai dengan budaya politik kita yang cenderung moderat. Isunya mesti lebih soft, lunak, dan tak bikin kegaduhan," ujarnya.

Ia menegaskan diferensiasi politik tak harus menimbulkan kegaduhan akut.

Baca juga: Bantah Tuduhan PSI Adanya Bus Mangkrak, TransJakarta: Seluruh Bus Beroperasi sesuai Jadwal

Sementara dari segi organisasi, Adi menerangkan PSI butuh figur kuat berwibawa.

"Ketum PSI saat ini tak memiliki rekam jejak kuat jadi aktivis politik. Malah yang lebih menonjol sebagai anak band. Wibawa sebagai ketum partai kurang greget," ungkapnya.

Lebih lanjut, Adi juga menilai sejumlah kader tersebut mundur dikarenakan faktor PSI tak lolos ke Senayan meski berulangkali sudah mengikuti Pemilu.

"Siapapun elitnya pasti lelah menetap di partai yang tak kunjung lolos parlemen. Istilah PSI butuh pembenahan merujuk pada partai ini butuh perombakan total, strategi politik, dan isu politik," ucapnya.

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved