Berita Jakarta
Taufik Anggap Alasan Pemecatan Dirinya Mengada-ada: Masak Prabowo Kalah Cuma Saya yang Dicopot?
Menurut M Taufik, alasan yang disampaikan oleh Mahkamah Kehormatan Partai Gerindra soal pemecatan dirinya tersebut terkesan mengada-ada.
Menurut dia, alasan tersebut terlalu mengada-ada.
"Makanya mesti ditanya ke mereka ukuran loyalitas itu apa. Baru sekarang saya tahu, saya tadi lagi santai aja, tiba-tiba ada berita dipecat," ujarnya.
Taufik menegaskan ia selalu loyal sejak bergabung dengan Gerindra pada 2008.
Ia pun sempat menjabat sebagai Ketua DPD Gerindra DKI Jakarta.
Di bawah kepemimpinan Taufik, kursi Gerindra di DPRD DKI Jakarta meroket dari awalnya hanya 6 kursi di 2009 meningkat jadi 16 kursi di 2014.
Pada pemilu 2019, perolehan suara Gerindra di DPRD DKI pun meningkat lagi menjadi 19 kursi.
Tak hanya itu, Taufik juga menjadi aktor di balik kesuksesan duet Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok pada Pilkada DKI 2012 lalu.
Kemudian, pada Pilkada 2017 lalu Taufik juga berhasil mengantarkan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno menuju kursi DKI satu.
"Kalau itu masih belum juga dianggap sempurna, ya memang kesempurnaan bukan milik manusia," kata Taufik.
Baca juga: PKB Akan Berkoalisi dengan PKS, Jazilul Fawaid Yakin Pasangan Capres yang Diusung Bakal Menang
Terakhir, Taufik juga dipecat lantaran dianggap tak bisa menyediakan kantor tetap bagi DPD Gerindra DKI.
Ia lagi-lagi menilai alasan pemecatan itu tak masuk akal.
Sebab, target utama suatu partai adalah perolehan suara dan kursi, bukan kantor tetap.
"Ini bukan soal enggak adil, ini berarti mengada-ada argumennya. Partai targetnya apa? Kan targetnya kursi di DPRD, targetnya kekuasaan. Gubernur dua kali juga menanti, Wagub juga dapat," kata Taufik.
Artikel ini tayang di Kompas.tv