Partai Politik
Elektabilitas PDIP Terendah dalam Dua Tahun Terakhir, Minyak Goreng Jadi Penyebab
Elektabilitas PDIP diikuti Gerindra (11,4 persen), Partai Golkar (10,9 persen), PKB (9,8 persen), Demokrat (9,1 persen) dan, PKS (5,5 persen).
WARTAKOTALIVE, JAKARTA - PDIP menduduki posisi pertama dengan persentase 23,7 persen, jika pemilu digelar hari ini.
Hal itu berdasarkan hasil survei Indikator Politik Indonesia.
Elektabilitas PDIP diikuti Gerindra (11,4 persen), Partai Golkar (10,9 persen), PKB (9,8 persen), Demokrat (9,1 persen) dan, PKS (5,5 persen).
Baca juga: Bantu Sembako dan Satu Ton Beras, Ketum PPK Kosgoro 1957 Minta Korban Kebakaran Pasar Gembrong Tabah
Namun, Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengatakan, secara tren, elektabilitas PDIP dalam survei ini menjadi yang terendah dalam dua tahun terakhir.
Burhanuddin menjelaskan, elektabilitas PDIP mengalami tren penurunan seiring turunnya approval rate dari Presiden Jokowi sebesar 59,9 persen.
"Kita punya pola ketika approval Pak Jokowi turun, yang paling terdampak adalah PDIP, dan datanya mengatakan demikian."
Baca juga: Bupati Bogor Ade Yasin Diciduk KPK, Sekjen PPP Tunggu Penjelasan Firli Bahuri Cs
"Jadi PDIP di April meskipun masih unggul, itu mendapatkan 23,7 persen, turun dibanding sebelumnya 26,8 turun."
"Meskipun masih unggul, tetapi elektabilitasnya dibanding Februari turun," jelas Burhan dalam rilis survei yang digelar secara virtual, Selasa (26/4/2022).
Dia mengatakan, untuk partai lain seperti Gerindra, Golkar, PKB, dan Demokrat, tak banyak berubah.
Baca juga: Danramil Jayapura Utara Minta Sumbangan ke Warung Makan, TNI AD Minta Maaf dan Bakal Kasih Sanksi
Burhan menambahkan, tren PDIP dalam survei kali ini bukanlah yang terendah.
Burhan menyebut PDIP pernah meraih persentase elektabilitas 21-22 persen sebelum Pemilu 2019.
"Tapi kalau kita lihat data tadi, PDIP sudah turun dibanding sebelum-sebelumnya."
Baca juga: UPDATE Vaksinasi Covid-19 RI 27 April 2022: Dosis I: 199.113.714, II: 164.338.853, III: 36.061.373
"Jadi dalam waktu dua tahun terakhir ini elektabilitas PDIP yang paling rendah, karena memang approval Presiden Jokowi ya memang relatif rendah di April ini, karena minyak goreng."
"Jadi minyak goreng jangan di-underestimate ya."
"Minyak goreng memang terkesan sederhana, tetapi efeknya luar biasa terhadap perpolitikan," beber Burhan.