Virus Corona
LIMA Obat dan Terapi yang Terbukti Tak Guna Lawan Covid-19, dari Ivermectin Hingga Plasma Konvalesen
Dalam cuitan akun twitter pribadinya, ia mengatakan penggunaan obat-obatan tersebut memiliki efek samping serius.
WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof Zubairi Djoerban mengungkapkan, lima obat dan terapi Covid-19 yang sempat dipakai, kini terbukti tak bermanfaat.
Dalam cuitan akun twitter pribadinya, ia mengatakan penggunaan obat-obatan tersebut memiliki efek samping serius.
"Obat-obat yang dulu dipakai untuk Covid-19 dan kini terbukti tidak bermanfaat, bahkan menyebabkan efek samping serius pada beberapa kasus: Ivermectin, Klorokuin,Oseltamivir, Plasma Convalescent, Azithromycin," tulisnya, Sabtu (5/2/2022).
Baca juga: Sembilan Aturan Turunan UU IKN Ditargetkan Rampung pada Maret atau April 2022
Spesialis dokter penyakit dalam ini menuliskan, Ivermectin tidak disetujui Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) AS, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dan regulator obat Uni Eropa.
Banyak laporan pasien yang memerlukan perhatian medis, termasuk rawat inap, setelah mengonsumsi Ivermectin.
Kemudian, Klorokuin diakui sudah dipakai oleh ratusan ribu orang di dunia, namun terbukti malah berbahaya untuk jantung.
Baca juga: BMKG Bilang Gempa Banten Tak Terkait Aktivitas Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda
"Manfaat antivirusnya justru enggak ada. Jadi, klorokuin tidak boleh dipakai lagi," imbuhnya.
Sedangkan Oseltamivir sebenarnya untuk Influenza. Tidak ada bukti ilmiah untuk mengobati Covid-19. Bahkan, WHO sudah menyatakan obat ini tidak berguna untuk Covid-19.
"Kecuali saat Anda dites terbukti positif Influenza, yang amat jarang ditemukan di Indonesia," tutur Zubairi.
Baca juga: Gunung Anak Krakatau Meletus Sembilan Kali pada 4 Februari 2022, Tinggi Kolom Abu Tembus 1.000 Meter
Ada beberapa pilihan untuk antivirus. Ada Avigan atau Favipiravir dan Molnupiravir, serta Remdesivir.
Terkait plasma konvalesen, lanjut Zubairi, terapi ini sama sekali tidak bermanfaat.
Pemberian plasma konvalesen juga mahal dan prosesnya lama.
Baca juga: Anak Krakatau Masih Berpotensi Erupsi, Masyarakat Diminta Menjauh 2 Kilometer dari Kawah Aktif
WHO tidak merekomendasikannya, kecuali dalam konteks uji coba acak dengan kontrol.
Yang terakhir ada Azithromycin. Obat ini juga tidak bermanfaat sebagai terapi Covid-19, baik skala ringan serta sedang.
Kecuali, ditemukan bakteri selain virus penyebab Covid-19 dalam tubuh Anda.
Baca juga: Tak Diatur Rinci di Undang-undang Bikin Durasi Masa Kampanye Setiap Pemilu Tak Seragam