Anak Perempuan Maruli Simanjuntak Punya Prestasi Dunia, Bikin Ompungnya Luhut Pandjaitan Bangga
Sejak duduk di bangku SD, Fey sudah terjun sebagai aktivis HAM cilik yang berpengalaman dalam gerakan antiprostitusi anak (trafficking).
Penulis: Budi Sam Law Malau | Editor: Budi Sam Law Malau
Rumah Faye menjalankan strategi pencegahan, penyelamatan, dan rehabilitasi.
Selain tempat penampungan, bagi para korban diberikan pelatihan keterampilan untuk anak-anak. Seperti membuat karya keramik atau tembikar, melukis, merajut dan menjahit.
Sang kakek, Luhut Pandjaitan juga memberikan apresiasi pada cucunya dan ikut mengungkapkan kebahagiaannya lewat unggahan di akun Instagramnya.
"Suatu kebanggaan tersendiri untuk saya sebagai kakek dari seorang perempuan belia bernama Faye, yang mendedikasikan cita-cita hidupnya untuk membuat sebuah 'Rumah' perlindungan bagi anak-anak dari bahaya kejahatan perdagangan manusia dan kekerasan seksual," tulis Luhut di akun instagram pribadinya @luhut.pandjaitan, Sabtu (22/2/2020) lalu.
Pada postingan lainnya, Luhut menulis apa yang membuat dirinya bangga terhadap Faye.
"Saya bangga dengan Faye@chocodaawg , cucu saya yang paling besar ini. Karena dia melakukan betul apa yang kami ajarkan, yaitu “giving back”. Jangan mau menerima saja, tapi kita juga musti mau memberi. Inilah salah satu nilai kehidupan yang kami tanamkan pada anak-anak dan cucu-cucu di keluarga kami" tulis Luhut.
Luhut menambahkan bahwa konteks memberi tidak selalu mengenai uang.
"Tapi bisa juga memberikan hati, pikiran, waktu, tenaga kita, atau apa saja. Intinya, tidak ada ruginya membantu orang lain, siapa pun dia, apa pun latar belakangnya. Karena ini soal kemanusiaan."
Menurut Luhut dengan memberi sebenarnya kita belajar untuk tidak rakus. Saya ingin keluarga saya memiliki karakter yang mampu mengendalikan "appetite" atau hasrat pribadi.
Baca juga: Kenali Manfaat Minyak Zaitun bagi Kecantikan dan Kesehatan
Baca juga: Keseringan Menikah hingga Dikabarkan Diblacklist KUA, Vicky Prasetyo Anggap Sebuah Risiko
Tentang mengenai Faye, Luhut tidak terbayang cucunya itu bisa menjadi seperti sekarang ini.
"Faye mulai menjadi aktivis di bidang "child trafficking" sejak usia 11 tahun. Bahkan sebelumnya, di usia 8 tahun dia melakukan "fund raising" untuk anak-anak korban meletusnya Gunung Merapi di 2010," papar Luhut.
"Baru beberapa hari ini saya kaget juga dia bisa raising fund dari berbagai macam sumber dan mendapatkan hampir Rp 1 milyar untuk membantu anak-anak korban pelecehan seksual. Yang saya takutkan bukanlah bidang yang dia pilih. Tapi saya lebih khawatir Faye menjadi lebih cepat dewasa. Inilah PR kami, terutama orangtuanya, untuk menjaga Faye," tulis Luhut.
Luhut pun berpesan bagi setiap anak muda yang ingin menjadi seperti Faye atau bahkan lebih hebat darinya.
Baca juga: Polisi Selidiki Terduga Maling Mobil yang Tewas Diamuk Warga di Cakung, Minggu (23/1/2022) Dini Hari
Baca juga: Pakar Hukum Tata Negara Nilai UU IKN Berpotensi Dibatalkan MK karena Tak Sesuai UUD 1945
"Just do the right things when you believe it." Tanya hatimu yang paling dalam, apakah benar saya melakukan ini atau tidak. Kalau kau yakin, maka kerjakanlah!"
Saat berusia 9 tahun, cucu Luhut ini untuk pertama kalinya terlibat dengan isu tersebut dan mengetahui banyak anak seusia dengannya menjadi korban.
Mengutip UNICEF, Forbes Indonesia menyebutkan selain terdapat korban perdagangan manusia dan prostitusi, Indonesia juga menjadi tujuan dan persinggahan warga negara tetangga yang menjadi korban perdagangan manusia.
Baca juga: Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta Telah Siapkan Solusi untuk Mengatasi Banjir di Kawasan Tegal Alur
Baca juga: Wali Kota Mohammad Idris Sebut Revitalisasi Situ Tujuh Muara di Depok akan Dilakukan Tahun Depan
Rumah Faye telah menyelesaikan 90 kasus di sejumlah wilayah di Indonesia.
Dalam kegiatannya Rumah Faye menjalankan strategi pencegahan, penyelamatan, dan rehabilitasi.
Rumah Faye meningkatkan kesadaran tentang perdagangan anak dan prostitusi anak.
Rumah Faye tercatat pernah membebaskan para korban yang terjebak dalam pelacuran, seperti di Batam melalui kerja sama dengan polisi setempat.
Rumah Faye juga menyediakan tempat penampungan dan rumah aman bagi para korban, serta pelatihan keterampilan untuk anak-anak.
Di sisni, para korban mendapat layanan konseling dan terapi seni termasuk membuat karya keramik atau tembikar, melukis, merajut dan menjahit.(bum)