Ibu Kota Pindah
Risma-Ahok Berpeluang Pimpin Nusantara dari Aspek Irisan Politik, Ridwan Kamil dari Karya Arsitektur
Karenanya, untuk memimpin sebuah ibu kota baru negara, dibutuhkan orang yang memiliki background kepala daerah dan arsitek.
WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) membeberkan kriteria calon pemimpin ibu kota Nusantara, yakni berlatar belakang kepala daerah dan arsitek.
Kepala daerah yang memiliki latar belakang arsitek antara lain Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, mantan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Wali Kota Makassar Danny Pomanto, dan Gubernur Aceh Nova Iriansyah.
Direktur Eksekutif Indonesian Public Institute Karyono Wibowo menilai, pernyataan Presiden yang menyebut kriteria calon kepala otorita Ibu kota negara paling tidak pernah memimpin daerah dan punya background arsitek, menjadi teka-teki.
Baca juga: Usai Penyebaran Omicron, Pandemi Covid-19 Diprediksi Bakal Jadi Epidemi, Bukan Endemi
Terlepas siapa yang akan ditunjuk untuk memimpin ibu kota baru negara, Karyono mengatakan, kriteria tersebut sangat masuk akal.
"Untuk memimpin ibu kota baru sekurang-kurangnya memiliki pengalaman memimpin pemerintahan daerah yang berhasil dalam pelaksanan pembangunan," kata Karyono saat dihubungi Tribunnews, Jumat (21/1/2022).
Menurut Karyono, keberhasilan kepala daerah itu dapat diukur dari pelbagai aspek kemajuan di bidang ipoleksosbudhankam, serta kemajuan di bidang insfrastruktur, lingkungan, dan penataan birokrasi pemerintahan.
Baca juga: Pasien Omicron Boleh Isolasi Mandiri di Rumah, Ini Syaratnya
Karenanya, untuk memimpin sebuah ibu kota baru negara, dibutuhkan orang yang memiliki background kepala daerah dan arsitek.
Terkait dengan background calon kepala otorita ibu kota negara sebagaimana disampaikan Presiden, hematnya bisa menimbulkan beberapa tafsir.
Pertama, kalimat 'pernah memimpin daerah', bisa ditafsirkan mantan kepala daerah jika kita merujuk pada frasa 'pernah.'
Baca juga: KRONOLOGI KPK Ringkus Hakim PN Surabaya, Berawal dari Permohonan Pembubaran Perusahaan
Kedua, bisa ditafsirkan secara luas, artinya bisa mantan kepala daerah atau kepala daerah yang masih menjabat.
Ketiga, frasa 'background arsitek', bisa ditafsirkan calon kepala otorita ibu kota harus memiliki background keahlian secara akademik arsitek.
Keempat, bisa juga ditafsirkan dari aspek pengalaman praksis dalam tata kelola pembangunan kawasan suatu daerah seperti infrastruktur, tata kota, dan lingkungan.
Baca juga: Bantah Terima Suap, Hakim Itong: Seperti Dongeng, Saya Baru Tahu Ada Uang Rp1,3 Miliar
"Dengan demikian, sejumlah nama kepala daerah atau mantan kepala daerah yang memenuhi kriteria tersebut, yang dipandang layak untuk memimpin ibu kota baru," ulas Karyono.
Berdasarkan kriteria dan tafsir tersebut, ada sejumlah nama kepala daerah dan mantan kepala daerah yang disebut-sebut memiliki latar belakang itu.
Penghapusan Wali Kota dan Bupati Berpotensi Menurunkan Pelayanan Publik di Jakarta |
![]() |
---|
Legislator DKI Ingatkan Pemerintah Soal Wacana Penghapusan Walkot dan Bupati Harus Pakai Kajian |
![]() |
---|
PKS Tolak Wacana Presiden yang Hapus Jabatan Wali Kota dan Bupati di Jakarta |
![]() |
---|
EMPAT Skenario Pemindahan ASN ke IKN, dari 1.971 Hingga 100 Ribu Orang |
![]() |
---|
Yakin Ibu Kota Masih di Jakarta pada 2024, Legislator PDIP: Saya Berani Potong Leher |
![]() |
---|