Virus Corona
Usai Penyebaran Omicron, Pandemi Covid-19 Diprediksi Bakal Jadi Epidemi, Bukan Endemi
Dicky mengatakan, situasi epidemi akan naik turun, ada gelombang kasus dan penurunan kasus.
WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Epidemiolog Griffith University Dicky Budiman memprediksi setelah penyebaran Omicron mereda, endemi Covid-19 belum akan terjadi.
"Perlu diketahui semakin ke sini, kami para epidemiologi di pusat riset dunia semakin mendekati pada prediksi bahwa penyakit ini bukan menjadi endemi."
"Karakternya cukup kuat. Penyakit Covid-19 ini akan menjadi epidemi," ungkap Dicky kepada Tribunnews, Jumat (21/1/2022).
Baca juga: UPDATE Covid-19 di Indonesia 20 Januari: Rekor Tertinggi di 2022, Pasien Positif Tambah 2.116 Orang
Dicky mengatakan, situasi epidemi akan naik turun, ada gelombang kasus dan penurunan kasus.
Semua itu dipengaruhi intervensi dari pemerintah lewat kebijakan yang dikeluarkan dan ditetapkan.
Dimulai dari aspek testing, tracing, dan treatment (3T), protokol kesehatan dan vaksin Covid-19.
Baca juga: Nomor Polisi Lima Mobil Arteria Dahlan Sama, IPW: Ini Pelanggaran Hukum, Polisi Jangan Diam!
Melihat situasi saat ini, untuk mencapai endemi bisa dikatakan cukup sulit.
Hal ini dikarenakan ada beberapa faktor. Satu di antaranya adalah dalam populasi selalu ada yang tidak divaksin.
Selain itu untuk mencapai endemi, angka reproduksi dijaga dan terjadi satu atau kurang.
Baca juga: KPU Berharap DPR Putuskan Jadwal dan Tahapan Pemilu 2024 pada Masa Sidang Saat Ini
"Tapi sulit, karena adanya masyarakat rawan, karena lahir, anak belum divaksinasi."
"Kemudian ada fakta bahwa kekebalan yang timbul dari Covid-19 tidak lama," tutur Dicky.
Lantas, kapan pandemi dapat berakhir?
Baca juga: Lima Mobilnya Punya Pelat Nomor Sama, Arteria Dahlan Bilang Itu Cuma Tatakan
"Ketika sebagian dunia, tentu harus satu atau dua benua."
"Misalnya Eropa dan sebagian Asia atau Australia masuk menjadi negara terkendali, baru dapat terjadi endemi," terang Dicky. (Aisyah Nursyamsi)