Virus Corona
Molnupiravir Tiba Bulan Depan, Menkes: Kalau Ada Gelombang Baru, Kita Sudah Siap dengan Obatnya
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, obat ini diklaim dapat mengurangi risiko pasien Covid-19 dirawat di rumah sakit.
"Game of changer-nya adalah mosaik yang terbentuk mulai dari protokol kesehatan yang baik, vaksinasi yang cepat, dan pengobatan mumpuni," terangnya.
Sementara, Ahli epidemiologi Pandu Riono dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) menegaskan, manfaat vaksinasi jauh lebih baik daripada obat.
Baca juga: Partai Buruh Minta Harga Tes PCR Rp 100 Ribu Seperti di India, Pemerintah Harus Menyubsidi
Ia mengatakan, vaksinasi sebagai upaya untuk mencegah agar tidak terinfeksi Covid-19 yang parah bahkan kematian.
"Terus terang, semua jenis vaksin Covid19 jauh lebih bermanfaat dibanding molnupriravir yang diduga bermanfaat pada 5 hari pertama setelah terinfeksi, dan hanya yang bergejala sedang."
"Efeknya jauh lebih bajk untuk mencegah agar kena Covid-19 yang parah dan alami kematian. Fokus pada vaksinasi," tuturnya, dikutip dari akun twitter @drpriono1.
Baca juga: Wajibkan Tes PCR Lagi, Pemerintah Diduga Bantu Penyedia Jasa Habiskan Barang yang Mau Kedaluwarsa
Sebelumnya, pemerintah segera menyepakati pengadaan obat Molnupiravir di Indonesia, sebagai antisipasi gelombang ketiga Covid-19 yang diprediksi terjadi pada akhir 2021 atau awal 2022
Kesepakatan itu merupakan hasil kunjungan perwakilan RI ke Amerika Serikat beberapa waktu lalu
"Kami mendampingi Pak Menko Marves sudah berkunjung ke Merck di Amerika Serikat."
Baca juga: Jokowi Lantik 17 Duta Besar, Jubir Presiden Tugas di Kazakhstan, Mantan Ketua Kadin di Amerika
"Dan kami sudah sampai di tahap finalisasi agreement," ujar Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam konferensi pers virtual, Senin (25/10/2021).
Menkes mengatakan, rencananya pada akhir tahun ini obat besutan produsen Merck itu tiba di Indonesia.
"Tablet Molnupiravir diusahakan di akhir tahun ini (tiba di Indonesia)."
Baca juga: Yaqut Cholil Qoumas Bilang Kementeriannya Hadiah Negara untuk NU, Anwar Abbas: Bubarkan Saja Kemenag
"Sehingga kita punya cadangan cukup jika ada potensi gelombang berikutnya," jelas mantan dirut Bank Mandiri ini.
Selain menyepakati pengadaan Molnupiravir, pihaknya juga menjajaki agar perusahaan asal Amerika Serikat ini dapat membangun pabriknya di Indonesia.
"Kami sudah menjajaki dengan mereka agar bisa membangun pabrik obatnya juga di Indonesia, termasuk bahan baku obatnya," imbuh Budi.
Rencanakan Uji Klinis