Pilpres 2024

Prediksi Perang Bintang Airlangga-Ganjar Vs Prabowo-Puan di Pilpres 2024, Bakal Ada yang Membelot?

Wakil Ketua Umum Partai Golkar Nurdin Halid membuka peluang partainya menggaet Gubernur Jawa Tengah di Pilpres 2024.

Kolase Wartakotalive.com/Istimewa
Wacana pertarungan pasangan Prabowo-Puan Maharani berhadapan dengan duet Airlangga Hartarto-Ganjar Pranowo pun muncul ke permukaan. 

WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Golkar Nurdin Halid membuka peluang partainya menggaet Gubernur Jawa Tengah di Pilpres 2024.

Wacana pertarungan pasangan Prabowo-Puan Maharani berhadapan dengan duet Airlangga Hartarto-Ganjar Pranowo pun muncul ke permukaan.

"Saya pikir pernyataan Nurdin Halid itu merespons adanya kedekatan PDIP dan Gerindra."

Baca juga: Siarkan Kabar Tak Lengkap Soal UU Cipta Kerja Lewat Twitter, Jumhur Hidayat Divonis 10 Bulan Penjara

"Sehingga memicu Golkar untuk pasang badan terhadap Ganjar Pranowo, untuk mendampingi Airlangga Hartarto apabila skenario Prabowo-Puan itu terjadi," ujar peneliti politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Wasisto Raharjo kepada wartawan, Jumat (12/11/2021).

Wasisto mengatakan, Airlangga berpotensi besar menggaet Ganjar Pranowo, mengingat Menko Perekonomian tersebut membutuhkan pasangan yang populer untuk menaikan elektabilitasnya.

Terkait partai politik lainnya akan berkoalisi ke PDIP atau Golkar, Wasisto menilai hal ini tergantung tren elektabilitas para calon ke depan.

Baca juga: Sikap MUI Soal Pinjol: Ancaman Fisik dan Buka Aib Peminjam Hukumnya Haram!

"Misalnya Ganjar dan Prabowo bisa konsisten di posisi lima besar, dan begitu pula dengan Airlangga."

"Maka hal itu berdampak munculnya 'perang bintang', di mana sebagian partai-partai memihak ke kubu Golkar dan sebagian ke PDIP," ulas Wasisto.

Dia menduga pasangan Airlangga-Ganjar Pranowo kemungkinan juga akan didukung oleh Partai Demokrat dan NasDem.

Baca juga: MUI Minta Pemerintah Atur Ulang Pedoman Penggunaan Pengeras Suara di Masjid dan Musala

"Partai-partai ini bisa merapat, karena didorong perlunya menyudahi dominasi PDIP yang sudah 10 tahun berkuasa," tutur Wasisto.

Wasisto juga menilai peluang menang di Pilpres 2024 pasangan Prabowo Subianto-Puan Maharani dan Airlangga Hartarto-Ganjar Pranowo, sama-sama kuat.

"Faktor yang mempengaruhi keterpilihan kedua pasangan adalah kebutuhan akan kesempatan sama sebagai formatur pemerintahan."

Baca juga: MUI Rekomendasikan Masa Jabatan Presiden Tetap Dua Periode, Nilai Pilkada Lebih Besar Mafsadatnya

"Dan keinginan publik untuk memilih capres dan cawapres dari kalangan non elite," ujarnya.

Wasisto mengatakan peluang Ganjar untuk 'membelot' sebenarnya menunggu momentum yang tepat.

"Ganjar tidak mau terbawa ego untuk segera pindah ke partai lain ,karena senantiasa menduduki 5 besar capres populer," beber Wasisto.

Baca juga: Obati Kanker Prostat, SBY Dua Jam Lebih Jalani Operasi di Mayo Clinic, Amerika Serikat

Selain itu, dia menyebut Ganjar terlihat berada di dua kaki, yakni mencitrakan diri sebagai kader yang loyal pada PDIP, sambil membiarkan publik mengangkat dirinya sebagai capres ideal lewat polling berbagai lembaga survei.

"Momen (ganjar pindah) ketika Megawati sudah semakin kuat mengangkat putrinya sebagai kandidat yang diusung oleh PDIP," prediksinya.

Wasisto menilai kepindahan Ganjar akan benar-benar terealisasi sebelum masa pendaftaran kandidat Pilpres 2024.

Baca juga: Sandiaga Uno Didukung Jadi Capres, Gerindra: Tak Ada Tawar-menawar, Kami Satu Komando Dukung Prabowo

Persepsi positif publik kepada Ganjar akan semakin meningkat, apabila nanti ada berbagai macam sindiran peyoratif dari elite PDIP kepadanya.

"Sebenarnya persepsi positif dan negatif kembali lagi pada manuver politik yang akan diambil Ganjar nanti."

"Karena bila mengalir sendiri tanpa hanyut ke arus deras, sebenarnya Ganjar sudah mendapat citra positif," paparnya.

PDIP: Cuma Cek Ombak

Partai Golkar menyatakan siap menduetkan Airlangga Hartarto dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, pada Pemilihan Presiden (Pilpres 2024).

Politikus senior PDIP Hendrawan Supratikno menilai, hal tersebut hanyalah cek ombak semata.

Sebab, pernyataan itu tidak keluar langsung dari mulut Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto.

Baca juga: KPK Tunggu Sikap Edhy Prabowo yang Hukumannya Ditambah Jadi 9 Tahun

"Nah, itu kalau yang bicara ketua umum itu, karena ketua umum simbol dari partai, maka pernyataan itu kredibel."

"Tapi kalau yang bukan ketua umum, ranting-ranting, maka itu hanya berisik saja, hanya test the water."

"Hanya cek ombak saja, hanya membuat pasar politik jadi semakin seru," kata Hendrawan kepada wartawan, Jumat (12/11/2021).

Baca juga: ICW: Mestinya Edhy Prabowo Dihukum 20 Tahun Penjara, Denda Rp1 Miliar, dan Cabut Hak Politik 5 Tahun

Hendrawan mengatakan, yang seharusnya diperhatikan adalah pernyataan dari ketua umum partai politik.

Sebab, sikap ketua umum mencerminkan langkah partai yang ia pimpin.

Karena itu, dia menilai keinginan Golkar tersebut hanya untuk meramaikan perpolitikan nasional.

Baca juga: Menteri Kesehatan: Ujian Penanganan Pandemi Covid-19 Terjadi Saat Natal, Tahun Baru, dan Idulfitri

"Karena pernyataan ketua umum sedikit banyak mengikat, kredibel, dan kemudian merepresentasikan partai."

"Kalau yang lain-lain itu hanya kanan yang gemerincing."

"Itu supaya industri politik ramai sebenarnya, tidak ada apa-apanya ya," tuturnya.

Buka Peluang

Partai Golkar membuka peluang menduetkan Ketua Umum Airlangga Hartarto dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, di PIlpres 2024.

Hal itu disampaikan Wakil Ketua Umum Partai Golkar Nurdin Halid, kepada Ketua Umum Ganjarist Mazdjo Pray, dalam Diskusi Dialektika Demokrasi bertajuk 'Fenomena Kemunculan Relawan Capres Sejak Dini: Siapa Punya Ambisi?' Di Media Center MPR/DPR/DPD, Kamis (11/11/2021).

Menurut Nurdin, kelompok pendukung Ganjar sebagai calon presiden (capres) 2024 tidak perlu khawatir Ganjar tidak diusung menjadi capres dari PDIP.

Baca juga: MUI Tolak Pandangan Jihad Semata-mata Perang dan Khilafah Satu-satunya Sistem Pemerintahan

Dia berkata, Golkar membuka peluang mengusung Ganjar menjadi pasangan Airlangga di Pilpres 2024.

"Nanti kalau Ganjar tidak mendapatkan tempat di partainya, ada Golkar terbuka," ucap Nurdin.

Nurdin menjelaskan, peluang itu terbuka karena Golkar tidak mungkin mengusung Airlangga seorang diri di Pilpres 2024.

Baca juga: UPDATE Vaksinasi Covid-19 RI 12 November 2021: Suntikan Pertama 129.089.388, Dosis Kedua 82.818.492

Dia menilai, Ganjar berpeluang menjadi capres ataupun cawapres, ketika diduetkan dengan Airlangga di Pilpres 2024.

"Apakah nomor satu (atau) nomor dua, itu soal nanti, kan Pak Airlangga tidak mungkin maju sendiri, pasti ada wakil," beber Nurdin.

Nurdin memprediksi Pilpres 2024 akan diikuti oleh tiga pasangan capres-cawapres.

Baca juga: INI Kriteria dan Batasan Penodaan Agama Hasil Ijtimak Ulama MUI, Negara Diminta Bertindak Tegas

Menurutnya, Golkar hanya butuh berkoalisi dengan satu parpol lagi, untuk memenuhi syarat ambang batas pencalonan capres-cawapres di Pilpres 2024.

"Feeling saya, tiga calon maksimal, kan ada presidential threshold," ulasnya. (Reza Deni)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved