Berita Jakarta
Perhatian Bagi Orangtua, 32 Taman Bermain di Ibukota Mengandung Timbal di Atas Ambang WHO
Perhatian Bagi Orangtua, 32 Taman Bermain di Ibukota Mengandung Timbal di Atas Ambang WHO. Berikut Selengkapnya
Nihilnya informasi perihal besarnya kadar timbal di cat yang menempel di wahana permainan anak diimani oleh Kepala Pengelola RPTRA Amir Hamzah, Catur Mulyani Ningsih.
"Saya minta maaf sebelumnya karena memang dari kita kurang pengetahuan akan cat yang mengandung bahan berbahaya, tetapi dengan adanya pengarahan dari pihak nexus3 membuat kita tidak mengulang kesalahan kembali," ucap Catur saat dihubungi via aplikasi pesan singkat WhatsApp pada Minggu (31/10/2021).
Pihak pengelola RPTRA Amir Hamzah kemudian melakukan cat ulang selama tiga hari sejak hari kamis hingga sabtu kemarin dengan menggunakan cat yang direkomendasikan oleh Nexus3.
"Ke depan, kita akan melakukan konsultasi sebelum adanya pengecatan ulang, agar anak anak bisa bermain dengan aman dan nyaman," sambung Catur.
Lebih lanjut, kata Catur, tiap tahunnya pihak pengelola RPTRA Amir Hamzah mendapat jatah dari Kelurahan Menteng untuk melakukan cat ulang selama 1 tahun sekali.
Di lokasi RPTRA Amir Hamzah, terlihat beberapa wahaya bermain diberi garis warna hitam dan kuning. Pihak pengelola mengatakan, wahana yang diberi garik hitam-kuning sedang dalam tahap perbaikan.
"Sebenarnya bisa digunakan, cuma karena kita sedang melakukan pengecatan. Semua wahananya mau diperbaharui," jelas Roni saat ditemui di RPTRA Amir Hamzah pada Minggu (31/10/2021).
Roni pun mengatakan, pada Sabtu (30/10/2021) kemarin, pihak Nexus3 datang ke lokasi untuk melakukan pengecekkan pasca pengecetan ulang.
"Ada ahlinya kemarin datang langsung mengecek kandungan timbal yang ada di besi-besi ini. Dicat ini. Memang ada alatnya. Dan dicek ulang lagi, akhirnya hasilnya bisa dipakai aman sesuai standar," jelas Roni.
Bahaya timbal bagi si anak
Banyaknya kadar timbal yang ada di area permainan dapat berpengaruh kepada pertumbuhan si anak. Sonia menjelaskan, dampak yang mungkin terjadi adalah menurunnya tingkat IQ.
"Bahaya sendiri sudah terkonfirmasi, IQ anak turun, penyakit saraf, bahkan paparan yang tinggi pun bisa menyebabkan kematian," ucap Sonia.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), timbal tidak memiliki peran penting dalam tubuh manusia, dan keracunan timbal menyumbang sekitar 0,6% dari beban penyakit global.
Bukti berkurangnya kecerdasan yang disebabkan oleh paparan timbal pada masa kanak-kanak telah membuat WHO memasukkan “keterbelakangan mental yang disebabkan oleh timbal” sebagai penyakit yang diakui.
"Timbal ini kan rasanya manis dan anak-anak ini kan kadang suka ngelopek-ngelopek cat di fasilitas bermain dan naluriah anak balita itu masukin tangan ke mulut, jadi itu sih paparannya bisa lewat situ. Bisa juga lewat aus. Cat kan makin lama makin aus, ada yang terbang. Masuk ke jalur makanan udara," jelas Sonia.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Jakarta Pusat, Irwandi menyebut akan terus menelusuri dan berkoordinasi dengan Unit Kerja Perangkat Daerah (UKPD) terkait.
"Ke depan, kita akan memanggil para ahli sebelum melakukan pengecatan, mungkin kita juga akan bikin kajian yah, jangan sembarangan dikerjakan jangan ada timbal segala macam. Ini tempat berkumpulnya masyarakat dan anak-anak. Jadi ini rawan," tutur Irwandi saat ditemui di giat grebek lumpur di Jalan Raya Sawah 5 RW 08, Kampung Rawa, Johar Baru, Jakarta Pusat pada Minggu (31/10/2021), siang.