Virus Corona
Rp 300 Ribu Masih Beratkan Masyarakat, IDI Dorong Pemerintah dan Pengusaha Subsidi Harga Tes PCR
Ia meyakini, harga tes deteksi Covid-19 ini masih mampu ditekan dengan bantuan pengusaha maupun pemerintah, dengan memberikan subsidi.
WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Ketua Penanganan Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof Zubairi Djoerban mengatakan, harga tes PCR Rp 300 ribu yang diminta Presiden Jokowi, masih memberatkan masyarakat.
Ia meyakini, harga tes deteksi Covid-19 ini masih mampu ditekan dengan bantuan pengusaha maupun pemerintah, dengan memberikan subsidi.
"Kekuatan pasar harus mendorong harga PCR terus turun, didukung pemerintah yang juga menerapkan subsidi," ujarnya, dikutip dari akun Twitternya, Rabu (27/10/2021).
Baca juga: Mahfud MD: Mendagri Buat Aturan Wajib Tes PCR Atas Perintah Sidang Kabinet, Bukan Semaunya Sendiri
Profesor yang sering disapa Berry ini mengatakan, harga Rp 300 ribu untuk sekali tes PCR masih terhitung mahal, apalagi jika kebijakan wajib tes PCR ini akan berlaku pada semua moda transportasi.
"Harga tes PCR jadi Rp 300 ribu sepertinya masih berat bagi sebagian besar kalangan."
"Apalagi jika diterapkan di seluruh moda transportasi. Bayangkan kalau sekeluarga 4-5 orang," katanya.
Baca juga: Gugat Inmendagri yang Wajibkan Penumpang Pesawat Tes PCR, Ketua JoMan: Rakyat Sudah Kepayahan
Ia mengingat betul, hal yang sama pernah terjadi saat merebaknya penyakit HIV di tahun 1987 silam.
Ketika itu harga tes viral load atau tes mengukur jumlah virus HIV dalam darah amat mahal, sekitar Rp 1,7 juta.
Kemudian, turun beberapa kali sampai akhirnya pemerintah punya program subsidi tes tersebut.
Baca juga: Selain Harga Diturunkan, Legislator PAN Minta Masa Berlaku Hasil Tes PCR Diperpanjang Jadi 7 Hari
"Kalau tes viral load bisa, kemungkinan tes PCR juga bisa," harapnya.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, sulit merendahkan harga tes PCR di Indonesia.
Menurutnya, saat ini harga tes PCR di bandara Indonesia sudah 25 persen kuartal termurah secara global.
"Kalau diturunkan menjadi Rp 300 ribu, itu mungkin Indonesia masuk 10 persen kuartal yang paling murah dibanding harga PCR airport di dunia," ungkap Budi dalam konferensi pers virtual, Selasa (26/10/2021).
Baca juga: Status Bebas Zona Merah Covid-19 di Indonesia Masih Bertahan, Oranye Juga Nihil, Kuning Ada 504
Budi mencontohkan India yang mematok harga PCR hanya Rp160 ribu, tapi mereka mampu memproduksi di dalam negeri.
"India negara yang paling murah untuk semuanya, gitu ya, selain Cina."