Berita Nasional

Ferdinand Hutahaean Kembali Jadi Bahan Tertawaan setelah Tegaskan Ahmad Subardjo Asli Jawa

Ferdinand ditertawakan setelah dengan tegas menyebut bahwa pahlawan Achmad Subardjo adalah asli keturunan Jawa.

Editor: Feryanto Hadi
Tribun Medan
Ferdinand Hutahaean 

Tindakan yang dilakukan oleh Ahmad Subarjo untuk mulai tugas penelitian adalah melakukan perjalanan keliling pulau Jawa.

Dari perjalan tersebut Achmad Subarjo dapat mengetahui keadaan kehidupan rakyat yang sangat memprihatinkan hasil dari kebijakan tanam paksa dan pengabil-paksaan putera atau keluarga laki-laki demi tujuan militer Jepang.

Achmad Subarjo memberikan laporan mengenai hal tersebut kepada Laksamana Maeda.

Atas tindakan Achmad Subarjo tersebut penderitaan rakyat akibat tindakan militer Jepang yang semena-mena dapat berkurang. (3)

Pahlawan Nasional, Achmad Soebardjo (ujung kanan)
Pahlawan Nasional, Achmad Soebardjo (ujung kanan) (padasuka.id)

Peristiwa Rengasdengklok

Selain di biro riset, Achmad Subarjo diberikan kepercayaan untuk mengelola Asrama Indonesia Merdeka oleh Laksamana Maeda.

Asrama Indonesia Merdeka adalah wadah pendidikan untuk para pemuda Indonesia, dengan pemateri diantaranya Ir. Soekarno (Politik), Mohammad Hatta (Ekonomi), Sutan Syharir (Sosialisme Asia) dan lain sebagainya.

Karena Jepang telah menjanjikan kemerdekaan untuk Indonesia, Menteri Koiso membentuk Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dimana Achmad Subarjo juga terpilih menjadi anggota.

Achmad Subarjo kemudian juga dipilih menjadi satu dari anggota Panitia Sembilan yang bertugas menyusun rancangan undang-undang dasar dan dasar negara yang akan digunakan sesudah kemerdekaan.

Achmad Subarjo mengusulkan dua gagasan penting untuk dicantumkan pada teks pembukaan UUD, yaitu penentuan nasib sendiri dan menentang Imperialisme.

Kedua gagasan dari Ahmad Subarjo tersebut kini tercantum dalam paragraf pertama pembukaan UUD 1945.

Ketika Jepang telah menyerah kepada sekutu dan terjadi kekosongan pemerintahan, rencana untuk segera memproklamirkan kemerdekaan Indonesia harus tertahan.

Hal tersebut dikarenakan adanya silang pendapat pada dua golongan tokoh pergerakan Indonesia yaitu golongan tua dan golongan muda.

Peristiwa tersebut kemudian menjadi pemicu adanya Peristiwa Rengasdengklok.

Golongan muda menginginkan Soekarno dan Hatta sesegera mungkin mengumumkan kemerdekaan Indonesia.  

Namun Sukarno dan Hatta menolak dengan alasan menunggu sidang PPKI
pada 16 Agustus 1945.

Ahmad Subarjo pada saat menjadi sosok yang dapat menengahi konflik kedua golongan Pergerakan Indonesia dengan meyakinkan golongan pemuda, bahwa
Proklamasi kemerdekaan akan dilaksanakan secepatnya.

Setelah perselisihan dapat diatasi, Achmad Soebardjo bersama Sukarno dan Hatta menuju rumah Laksamana Maeda untuk merumuskan naskah proklamasi. (3)

Menjadi Menteri Luar Negeri Pertama

Setelah kemerdekaan Indonesia diproklamirkan pada 17 Agustus 1945, Achmad Soebardjo dilantik menjadi Menteri Luar Negeri pada Kabinet Presidensial.

Pelantikan dilakukan pada 18 Agustus 1945.

Kemudian Achmad Soebardjo juga kembali menjabat menjadi Menteri Luar Negeri pada 1951 - 1952.

Pada bulan September 1951 Achmad Soebardjo diangkat sebagai Ketua Delegasi Indonesia dalam konferensi perdamaian dengan Jepang di San Francisco.

Pada 1953 Achmad Soebardjo diangkat sebagai Direktur Akademi Dinas Luar Negeri (ADLN).

Setelah2 tahun sukses membangun pendidikan dan mendidik para calon diplomat, Achmad Soebardjo diangkat sebagai Duta Besar Indonesia untuk Republik Federasi Switzerland.

Ahmad Subardjo meninggal di Jakarta pada tanggal 15 Desember 1978 dan dimakamkan di pemakaman keluarga di Cibogo.

Achmad Soebardjo mendapatkan tanda penghargaan di antaranya: 

  • Order of Merit dari Pemerintah Mesir, 1954
  • Satya Lencana Peringatan Perjuangan Kemerdekaan, 1961
  • Bintang Mahaputra Adipradana, 1973
  • Bintang Republik Indonesia Utama., 1992

Atas jasa Achmad Soebardjo, Pemerintah RI menganugerahi Gelar Pahlawan Nasional berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor : 058/TK/Tahun 2009 tanggal 6 November 2009.

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved