Berita Nasional
Ferdinand Hutahaean Kembali Jadi Bahan Tertawaan setelah Tegaskan Ahmad Subardjo Asli Jawa
Ferdinand ditertawakan setelah dengan tegas menyebut bahwa pahlawan Achmad Subardjo adalah asli keturunan Jawa.
Terlebih setelah Achmad Soebardjo berteman dengan mahasiswa yang aktif dalam pergerakan nasional seperti A.A. Maramis dan Nazir Datuk Pamuntjak.
6 bulan setelah belajar di Negeri Belanda, Ahmad Soebardjo diangkat menjadi Ketua Perhimpunan Indonesia (Indonesische Vereeninging).
Ahmad Soebardjo kemudian mendapatkan kesempatan berkeliling ke negara-negara Eropa seperti Inggris, Jerman, Rusia, dan Perancis.
Kesempatan tersebut digunakan Achmad Soebardjo untuk belajar tentang politik dan melakukan propaganda untuk mendapatkan dukungan terhadap kemerdekaan Indonesia.
Selain menjadi Ketua Perhimpunan Indonesia di Belanda, Ahmad Soebardjo juga aktif di dunia jurnalistik.
Ahmad Soebardjo bergabung sebagai anggota redaksi Indonesia Merdeka dari Majalah Perhimpunan di Belanda (1922-1916), pembantu majalah Kebenaran dan Kemerdekaan (Recht en Vrijheld) cabang Belanda di Amsterdam, dan menjadi koresponden majalah bulanan 'Timbul' yang terbit di Solo (1930-1933).
Ahmad Soebardjo menyelesaikan studinya di Belanda pada 1933 dengan gelar Meester in de Rechten (Mr.) atau Sarjana Hukum di Universiteit Leiden.
Pada April 1934, Ahmad Soebardjo kembali ke Hindia Belanda dan menolak bekerja untuk kepentingan Pemerintah Kolonial. dan kemudian bekerja sebagai pembantu di Kantor Hukum Semarang.
Kemudian Achmad Soebardjo pindah ke Surabaya sebagai ahli hukum junior.
Saat di Surabaya kondisi pergerakan nasional di Hindia Belanda sedang mengalami tekanan berat akibat kebijakan represif dari Gubernur Jenderal Mr. P.C. de Jonghe.
Akibat kebijakan tersebut setiap mahasiswa yang baru pulang dari Belanda langsung diawasi oleh Pemerintah.
Menanggapi hal tersebut, Achmad Soebardjo berfokus pada pekerjaannya sebagai pengacara, memperdalam pengetahuaannya di bidang organisasi politik dan politik internasional, serta terus melanjutkan aktivitas jurnalistiknya. (2)

Perjuangan untuk Rakyat
Ketika masa kolonial Belanda, Achmad Soebardjo bersikap non-kooperatif, namun ketika masa penjajahan Jepang, Achmad Soebardjo bersikap kooperatif.
Achmad Soebardjo kemudian dipilih sebagai peneliti dalam biro penelitian angkatan laut Jepang di bawah pimpinan Laksamana Maeda.