Ahok: Kalau Disuruh Pilih Mau Jadi Apa? Ya Pejabat, karena Bisa Menolong Orang

Ahok menjadi pembicara dalam acara BTP Insights Business, Nationalism, dan Beyond, yang diselenggarakan Intiland.

Instagram @basukibtp
Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengaku lebih memilih menjadi seorang pejabat dibanding pengusaha. 

WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengaku lebih memilih menjadi seorang pejabat dibanding pengusaha.

Ahok menjadi pembicara dalam acara BTP Insights Business, Nationalism, dan Beyond, yang diselenggarakan Intiland.

Pada kesempatan itu, Ahok ditanya lebih pilih menjadi pebisnis atau seorang pejabat.

Baca juga: IPW Nilai Jika Kapolda Sumsel Tak Disanksi Bisa Timbulkan Kecemburuan di Lapisan Bawah Polri

Ahok bercerita, awalnya ingin menjadi seorang konglomerat.

Namun, ia dinasihati oleh ayahnya, menjadi seorang pejabat lebih memiliki kuasa untuk membuat kebijakan.

"Kalau ditanya lebih senang mana, lebih senang jadi pejabat kalau untuk menolong orang."

Baca juga: Apresiasi Blok Syuhada di TPU Rorotan, Peziarah: Alhamdulillah Saudara Kita Disebut Mati Syahid

"Waktu Gubernur DKI Jakarta punya (uang) operasional Rp 3 miliar satu bulan," ujar Ahok dalam diskusi daring, Jumat (13/8/2021).

Menurut Ahok, uang operasionalnya dapat digunakan untuk membantu masyarakat DKI Jakarta. Misalnya, warga yang ijazah sekolahnya ditahan karena memiliki utang.

"Sangat menyenangkan saya bantu berapa ratus juta untuk menebus ijazah nyangkut karena ada utang di sekolah," tuturnya.

Baca juga: PAN Kembali Desak Kemenkes Selesaikan Uji Klinis Ivermectin karena Sudah Dipakai di Jepang

Lalu, Ahok ditanya apa 'kangen' menjadi pejabat publik?

"Saya bukan soal kangen, saya sekarang kerja saja sudah."

"Kalau disuruh pilih dalam hidup ini mau jadi apa, ya jadi pejabat."

Baca juga: Batu Hitam Bertuliskan Syuhada dan Santo Yosef Arimatea Tandai Blok Islam-Kristen di TPU Rorotan

"Mana lebih baik? Ya pejabat, karena bisa menentukan banyak orang."

"Misal properti lagi susah, pejabat bisa ngasih kebijakan," bebernya.

Lebih Pilih Punya Nama Baik Ketimbang Disebut Legenda Politik

Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, enggan disebut legenda di dunia politik Indonesia yang berasal dari keturunan Tionghoa.

"Saya kira disebut legenda, ini cocok apa tidak cocok."

"Tapi kalau ada pepatah tiongkok kuno, bahwa sebelum bunyi empat paku di atas peti mati kita, kita tidak bisa mengklaim kita itu apa," ujar Ahok di acara Imlekan Bareng Banteng, yang digelar DPP PDIP, Jumat (12/2/2021).

Baca juga: 20 Hari Isolasi Mandiri, Doni Monardo Akhirnya Sembuh dari Covid-19

Ahok mengatakan, dirinya lebih mementingkan kebersamaan seluruh rakyat Indonesia dalam memperjuangkan Pancasila. Serta, menjaga nama baik selama hidupnya.

"Yang saya rindukan dan yang saya harapkan dalam hidup saya, saya tetap mempunyai nama yang baik sebagai pejuang nasionalis di partai seperti PDI Perjuangan, seperti sedia kala."

"Dan sekarang pun nama baik itu tetap ada. Bukan legenda atau tidak legenda. Itu adalah harapan kita."

Baca juga: UPDATE Covid-19 Indonesia 12 Februari 2021: Total 1.201.859 Kasus Positif, 1.004.117 Orang Sembuh

"Kerinduan saya, sebagai saudara sebangsa dan setanah air, kita memperjuangkan fondasi dasar Pancasila."

"Dan tujuannya untuk apa? Untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia," tuturnya.

Oleh karenanya, Ahok mengajak semua rakyat Indonesia bersama-sama berdiri teguh dengan tegap untuk kebenaran, keadilan, perikemanusiaan, dan tentu untuk kemajuan Bangsa Indonesia.

"Itulah yang paling penting. Karena itu saya berdoa, di akhir hidup, saya mempunyai nama baik itu," tegas Ahok.

Alasan Gabung PDIP

Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengungkapkan alasannya bergabung dengan PDIP, dalam acara 'Imlekan Bareng Banteng' yang digelar DPP PDIP, Jumat (12/2/2021).

Ahok mengungkap hal itu karena ditanya sang host, Tina Toon, yang menyebut dirinya sempat ditawari bergabung oleh banyak partai.

Ahok menyampaikan terima kasih khusus kepada Ketua Umum PDIP Megawati Sukarnoputri, yang dari dulu secara konsisten memperjuangkan hak setiap anak bangsa boleh menjadi apa pun.

Dipolisikan Gegara Komentari Kematian Maaher, Novel Baswedan Anggap Aneh dan Tak Penting

Dia bisa bilang begitu, karena mengalaminya langsung.

Pengalaman hidupnya itu pula yang menjadi alasannya memilih masuk menjadi anggota PDIP, walau parpol lain juga mengajaknya.

"PDI Perjuangan di bawah Ibu Megawati sebagai ketua umum ini sudah membuktikan PDI Perjuangan adalah rumah besar kaum nasionalis."

Bareskrim Bakal Periksa Saksi Lain Terkait Cuitan Abu Janda Soal Islam Arogan, Siapa?

"Dan juga memperjuangkan kepentingan anak bangsa tanpa membedakan suku, agama, ras, dan antar-golongan."

"Nah, saya sendiri bukan hanya ngomong tapi ngalamin kan," ujar Ahok, Jumat (12/2/2021).

Saat Pilgub DKI Jakarta 2012, ia banyak mendengar saat itu sebenarnya Joko Widodo (Jokowi) bukan hendak dipasangkan dengan dirinya sebagai calon wakil.

BPJS Ketenagakerjaan Rugi Rp 20 Triliun dalam Waktu 3 Tahun, Kejagung Tak Percaya Itu Risiko Bisnis

Ahok mengaku saat itu dirinya justru dianggap akan menurunkan nilai elektabilitas seorang Jokowi.

"Karena saya keturunan Tionghoa, agama saya juga yang minoritas."

"Tapi Ibu Mega kan memutuskan tidak, Ibu Mega cari orang yang bisa kerja," tutur BTP.

Kejaksaan Agung Duga Ada Oknum Sengaja Rugikan BPJS Ketenagakerjaan Rp 20 Triliun dalam 3 Tahun

Sama halnya ketika pada pilgub Jakarta berikutnya, BTP mengaku banyak yang berusaha memaksanya mundur dari pencalonan.

"Banyak sekali orang minta saya mundur, supaya saya tidak menganggu keharmonisan tanda kutip."

"Tapi Ibu Mega mengatakan saya memilih Ahok untuk maju, karena dia bisa kerja dan terbukti."

Kejaksaan Agung Kembali Sita Lahan Tersangka Korupsi Asabri Benny Tjokro, Total Jadi 413 Hektare

"Itu yang dilakukan oleh Ibu, dan bukti konkret Ibu Mega seorang negarawan."

"Dan PDI Perjuangan adalah tempat kita bisa bernaung untuk bisa berjuang bersama-sama, untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia," beber Ahok.

Karena itu, bagi Ahok, PDIP adalah sahabat yang lebih dari saudara dalam memperjuangkan ideologi Pancasila.

Guru Honorer Dipecat karena Posting Gaji Rp 700 Ribu di Facebook, Ketua Komisi X DPR Prihatin

Dan ini, katanya, bukan soal jabatan politik, tapi murni memperjuangkan cita-cita Indonesia seperti disampaikan Bung Karno ketika memproklamasikan NKRI.

"(Bahwa) Kita harus mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia."

"Jabatan enggak penting."

Bareskrim Pelajari Laporan yang Adukan Novel Baswedan karena Cuitan Soal Kematian Maaher

"Buat apa jadi ketua kalau tidak bisa memperjuangkan, mewujudkan ini semua?"

"Itu yang saya pilih dan saya putuskan itu," tegas Ahok. (Dennis Destryawan)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved