Megawati: Mengapa Sumatera Barat yang Pernah Saya Kenal Sepertinya Sekarang Sudah Mulai Berbeda?

Presiden ke-5 RI ini mengungkapkan hal itu, karena pada masa sebelum dan sesudah kemerdekaan, Sumbar melahirkan banyak tokoh nasional.

Warta Kota/Ichwan Chasani
Ketua Umum PDIP Megawati Sukarnoputri menilai Sumatera Barat (Sumbar) kini berbeda dari yang ia kenal. 

WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Ketua Umum PDIP Megawati Sukarnoputri menilai Sumatera Barat (Sumbar) kini berbeda dari yang ia kenal.

Megawati bahkan mengaku pernah mempertanyakan kegelisahannya ini kepada tokoh Muhammadiyah kelahiran Sumbar, Ahmad Syafii Maarif.

Megawati bersama Ahmad Syafii Maarif berada di Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).

Baca juga: DAFTAR Lengkap 68 Anggota Paskibraka 2021, Dikukuhkan Jokowi di Istana Merdeka

Hal itu disampaikan Megawati dalam acara webinar peringatan HUT ke-119 Mohammad Hatta, yang digelar oleh Badan Nasional Kebudayaan Pusat (BKNP) PDIP secara virtual, melalui kanal YouTube bknp pdiperjuangan, Kamis (12/8/2021).

"Di BPIP saya sebagai Ketua Dewan Pengarah, itu ada Buya Syafii."

"Saya suka bertanya sama beliau, mengapa Sumatera Barat yang dulu pernah saya kenal sepertinya sekarang sudah mulai berbeda?" Ungkap Megawati.

Baca juga: Baru Hasilkan 4 Undang-undang, Formappi Sebut Kinerja DPR Periode 2019-2024 Terburuk Sejak Reformasi

Presiden ke-5 RI ini mengungkapkan hal itu, karena pada masa sebelum dan sesudah kemerdekaan, Sumbar melahirkan banyak tokoh nasional.

Namun, saat ini kata Megawati, tokoh-tokoh Sumatera Barat tidak sepopuler dulu.

"Padahal Sumatera Barat ketika sebelum kemerdekaan sampai setelah merdeka, sampai selesai juga Bung Karno itu kan tokoh-tokohnya luar biasa, ya," tuturnya.

Baca juga: Sempat Takut, Pemulung di Cengkareng Ini Akhirnya Mau Divaksin Covid-19 karena Anak

Megawati pun mengenang saat kunjungannya berkunjung ke Bukittinggi.

Ia melihat dan merasakan nuansa gotong royong masyarakat dan nuansa tradisi keislaman yang sangat kental.

Meski demikian, masyarakat setempat menempatkan tokoh adat ninik mamak, alim ulama, dan cadiak pandai sebagai unsur kepemimpinan di Minangkabau.

Baca juga: Hukuman Djoko Tjandra Dikorting Setahun, Kejaksaan Negeri Jakarta Pusat Ajukan Kasasi

"Jadi ke mana para cendekiawan yang dibilang cadiak pandai?"

"Ini benar kan dulu setingkat loh, mungkin yang istilahnya Tungku Tigo Sajarangan alim ulama, cerdik pandai, yang satu lagi penghulu apa, ya?"

"Kan, mendapatkan tempat yang sama di rumah gadang itu," beber Mega.

Puan: Semoga Sumatera Barat Mendukung Negara Pancasila.

Sebelumnya saat mengumumkan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur untuk Pilkada Sumatera Barat, Puan menyelipkan harapan kepada provinsi tersebut.

Puan mengatakan, rekomendasi untuk pilkada di Sumatera Barat diberikan kepada Mulyani dan Ali Mukhni.

 PAN Reformasi Diprediksi Bernasib Seperti Partai Rhoma Irama Jika Cuma Andalkan Ketokohan Amien Rais

Setelah mengumumkan pasangan calon tersebut, Puan menyampaikan harapannya kepada Sumatera Barat.

"Semoga Sumatera Barat menjadi provinsi yang memang mendukung negara Pancasila."

"Bismillahirahmannirrahim," ucap Puan saat pengumuman pasangan calon kepala daerah gelombang V secara virtual di Jakarta, Rabu (2/9/2020).

 Luhut Pandjaitan: Kalau Resesi Terjadi, Itu Bukan Akhir Segalanya

Mulyani merupakan politikus Partai Demokrat, dan Ali Mukhni menjabat Bupati Padang Pariaman.

Sementara, Ketua Umum PDIP Megawati Sukarnoputri mengaku kesulitan menentukan calon kepala daerah di Sumatera Barat.

"Sumatera Barat itu sepertinya belum menyukai PDI Perjuangan, meski sudah ada beberapa daerah yang meminta."

 KRONOLOGI Adik Ipar Edo Kondologit Tewas di Sel Versi Polisi, Sempat Dianiaya Tahanan Lain

"Katakan sudah ada DPC-nya, DPD-nya, tapi kalau untuk mencari pemimpin di daerah tersebut, menurut saya mengapa kok masih agak sulit," ungkap Megawati saat pengumuman cakada secara virtual di Jakarta, Rabu (2/9/2020).

Menurut Megawati, jika melihat sejarah yang ada, banyak sekali orang Sumatera Barat menjadi nasionalis dan bekerja sama dengan Presiden pertama Indonesia Soekarno dan Bung Hatta yang berasal dari Sumbar.

"Hal-hal seperti ini sebenarnya adalah tugas kita untuk mempelajari mengapa ada daerah-daerah."

 Pangkat Tertinggi Perusak dan Pembakar Mapolsek Ciracas Sersan Mayor, Kesatuan Beda-beda

"Yang artinya belum bisa atau belum mau mempercayai kepada alat perjuangan partai politik yang namanya PDI Perjuangan."

"Itulah salah satu bagian kerja keras kita."

"Alhamdulilah sampai hari ini PDI Perjuangan merupakan partai, boleh dibilang menjadi partai utama pelopor dari partai lainnya," sambung Megawati.

Penjelasan Sekjen PDIP

Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, pernyataan Puan Maharani sebagai pengingat kepada kader PDIP untuk terus membumikan nilai-nilai Pancasila di seluruh wilayah Indonesia.

"Yang dimaksudkan Mbak Puan dan sebagaimana seluruh kader-kader partai, agar mengingatkan bagaimana Pancasila dibumikan tidak hanya di Sumatera Barat."

"Tetapi di Jawa Timur, di Jakarta, di seluruh wilayah Republik Indonesia, Pancasila harus bumikan," kata Hasto saat konferensi pers daring, Rabu (2/9/2020).

 MAKI Minta Orang Berinisial AIJ Dijadikan Tersangka Baru Kasus Suap Djoko Tjandra kepada Pinangki

Lalu, Hasto menceritakan bagaimana Ketua Umum DPP PDIP Megawati Sukarnoputri yang sangat kagum dengan keanekaragaman di Sumatera Barat, misalnya dalam hal makanan, yaitu rendang.

"Bagaimana rendang bumbunya itu membentuk cita rasa makanan yang punya cita rasa yang menyentuh aspek rasa tertinggi di dalam kualitas makanan itu," ucap Hasto.

Selain itu, Sumbar juga melahirkan banyak tokoh bangsa yang visioner dalam memajukan bangsa Indonesia.

 Ini Dua Fase Paling Menantang Bagi Anies Baswedan dalam Mengendalikan Covid-19 di Jakarta

"Misalnya ada Mohammad Hatta, Natsir, kemudian Ruhana Koeddoes, begitu banyak pahlawan."

"Bahkan Ibu Mega pernah mengatakan dari alam pikirnya Sumbar harus bangga karena dari bumi Minang tersebut lahir begitu banyak tokoh-tokoh nasional yang kita kenal."

"Dan ikut meletakkan dasar-dasar Indonesia yang merdeka," ucapnya. (Fransiskus Adhiyuda)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved