Edhy Prabowo: Kalau Ada yang Bilang Saya Orang yang diambil Prabowo dari Comberan, Itu Benar

Dalam pleidoinya, eks politikus Partai Gerindra itu mengisahkan perjalanan hidupnya.

Editor: Yaspen Martinus
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo membacakan nota pembelaan alias pleidoi, di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, Jumat (9/7/2021) malam . 

WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo membacakan nota pembelaan alias pleidoi, di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, Jumat (9/7/2021) malam .

Dalam pleidoinya, eks politikus Partai Gerindra itu mengisahkan perjalanan hidupnya.

Termasuk, bagaimana ia bertemu Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.

Baca juga: Ajak Masyarakat Beribadah di Rumah, Menteri Agama: Mari Jadikan Rumah Kita Sebagai Surga

"Sebelum saya menyampaikan nota pembelaan lebih jauh, izinkan saya bercerita singkat tentang perjalanan hidup saya, sebelum akhirnya saya berada di sini (kursi pesakitan)," ucap Edhy.

Edhy berkata dirinya merupakan orang kampung yang lahir dan tumbuh di Tanjung Enim, Sumatera Selatan.

Ia dibesarkan dari keluarga yang sangat sederhana, bersama empat kakak dan empat adik.

Baca juga: Wagub DKI: Jangan Kucing-kucingan Tipu Petugas dan Jadi Penyebab Duka Bagi Orang Lain

"Saya menjalani kehidupan dengan segala keterbatasan," kata terdakwa perkara suap ekspor benih bening lobster atau benur itu.

Meski demikian, Edhy kecil memiliki cita-cita yang cukup besar.

Ia ingin berbakti dan mengabdi kepada Tanah Air, tepatnya menjadi tentara.

Baca juga: Partai Demokrat Usul Halaman dan Gedung DPR/MPR Dijadikan Rumah Sakit Darurat Covid-19

Karena itu, pada saat lulus SMA, Edhy mendaftarkan diri menjadi salah satu taruna di Akademi Militer Magelang.

"Alhamdulillah, Tuhan membuka jalan, saya terpilih menjadi satu dari ribuan orang yang mendaftar."

"Masih teringat jelas bagaimana rasa haru dan bangga orang tua ketika melihat anaknya bisa melanjutkan pendidikan di Akademi Militer Magelang."

Baca juga: Polda Metro Jaya Targetkan 8 Juta Warga DKI Jakarta Sudah Divaksin Covid-19 Sebelum Agustus 2021

"Bukan hanya keluarga, rasa bangga itu juga terlihat dari mata kerabat hingga para warga di desa," tuturnya.

Namun, lanjutnya, mimpi terkadang tidak sesuai harapan.

Saat tingkat dua, Edhy bersama dengan beberapa sahabatnya tidak bisa melanjutkan pendidikan.

Baca juga: Absensi Ibas Disinggung, Partai Demokrat: Kita Bicara Nyawa Rakyat, Dia Malah Bahas Daftar Hadir

Mimpi seketika sirna, air mata haru seketika berubah menjadi duka.

Edhy harus dikembalikan ke kampung halaman. Harapan menjadi komandan berubah menjadi pengangguran.

Saat itu, ia berada di titik kehidupan paling rendah. Tapi Edhy tak mau menyerah.

Baca juga: Begini Alur Layanan Telemedisin Bagi Pasien Covid-19 Isolasi Mandiri, Baru Berlaku di Jakarta

"Saya harus membalas kegagalan ini dengan keberhasilan."

"Hingga akhirnya saya memutuskan merantau ke Jakarta untuk mencari kerja."

"Kerja apa saja, yang penting halal dan bisa menabung untuk mewujudkan mimpi-mimpi yang tertunda."

Baca juga: Beredar Video Personel Dishub DKI Nongkrong di Warkop Saat PPKM Darurat, Terancam Dipecat

"Hingga akhirnya, saya dipertemukan dengan figur yang luar biasa," ungkapnya.

Sosok yang dimaksud Edhy ialah Prabowo Subianto.

Edhy menyebut Ketua Umum Partai Gerindra itu berhasil memompa kembali semangatnya.

Baca juga: Politisi PDIP: Beda Pendapat Boleh, tapi Saat Perang Semua Harus Bersatu, Itu Baru Negarawan Sejati

Prabowo mengajarkan Edhy banyak hal dalam kehidupan.

Prabowo, katanya, seketika menggantikan peran ayah setelah ayah kandung Edhy pergi menghadap Sang Pencipta.

"Sosok itu adalah Bapak Prabowo Subianto."

Baca juga: Kapolri: Herd Immunity akan Jadi Hadiah Bagi Masyarakat Jawa Timur pada Akhir Agustus

"Bila beberapa waktu lalu sempat ada berita bahwa 'Edhy adalah orang yang diambil Prabowo dari comberan', maka saya katakan bahwa itu benar."

"Beliau lah yang menyelamatkan saya di saat kondisi sedang terpuruk, dan di saat harga diri sedang terdegradasi."

"Beliau lah yang mendidik saya. Saya bersyukur kepada Tuhan telah mempertemukan saya dengan seseorang yang sangat luar biasa," tutur Edhy.

Baca juga: Dukung PPKM Darurat, BI Naikkan Batas Nominal Penarikan Uang Tunai di ATM Jadi Rp 20 Juta Sehari

Melalui didikan Prabowo, Edhy mengaku bersyukur mendapat banyak kesempatan menjadi karyawan di perusahaan.

Lalu, pengurus di Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI), mendirikan dan menjadi kader Partai Gerindra, menjadi anggota DPR 3 periode, hingga dipercaya menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan.

Dalam kasusnya, Edhy didakwa bersama-sama Andreau Misanta Pribadi dan Safri (staf khusus Edhy Prabowo), Amiril Mukminin (sekretaris pribadi Edhy Prabowo), Ainul Faqih (sekretaris pribadi istri Edhy, Iis Rosita Dewi), dan Siswadhi Pranoto Loe (pemilik PT Aero Cipta Kargo).

Baca juga: Agar Tak Terjadi Kecemburuan, Rotasi Antar Matra Dinilai Paling Baik dalam Pergantian Panglima TNI

Mereka didakwa menerima suap Rp 25,75 miliar dari para pengusaha pengekspor benih bening lobster (BBL), terkait pemberian izin budidaya dan ekspor.

Salah satu pemberinya adalah Suharjito selaku Direktur PT Dua Putera Perkasa Pratama (PT DPPP). Suharjito menyuap Edhy Prabowo sebesar Rp 2,146 miliar.

Suharjito sudah dinyatakan bersalah oleh hakim.

Ia dijatuhi hukuman 2 tahun penjara ditambah denda Rp 250 juta subsider 3 bulan. Kini Suharjito menjalani masa pidana di Lapas Cibinong. (Ilham Rian Pratama)

Sumber: Tribunnews
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved