Hari Jadi Bogor
Hari Jadi Bogor Ke-539 Bima Arya: Catatan Sejarah Kota Bogor, Wangsit Prabu Siliwangi untuk Milenial
Hari Jadi Bogor Ke-539, Bima Arya menyampaikan catatan sejarah Kota Bogor. Bima juga membeberkan wangsit Prabu Siliwangi untuk milenial.
Penulis: Vini Rizki Amelia | Editor: Dodi Hasanuddin
Tantangan terberat pemimpin adalah bagaimana membuat peninggalan yang dalam dan berharga bagi warganya.
Jadi tidak hanya sesaat tidak hanya hitungan bulan dan tahun tetapi panjang. Kita dihadapkan pada pilihan membangun fisik secara cepat tetapi dijangka panjang bukan itu sesungguhnya yg dibutuhkan rakyat.
Kita ini harus menentukan mana yang kita buat di tahun kedua, tahun ketiga, tahun keempat dan seterusnya. Memang dalam memimpin itu ada yang harus dirasakan rakyat, warga harus melihat perubahan, wah sekarang lebih cepat lebih murah itu harus, kemudian fasilitas jalan itu harus dirasakan secara cepat.
Tetapi kalau semua pemimpin orientasinya jangka panjang itu tidak digarap, selesai kita.
Banyak hal yang tidak bisa dilakukan pada jangka panjang misal pendidikan, character building (membangun karakter).
Bagi saya, menghilangkan narkoba, tawuran anak muda ini adalah PR jangka panjang, bagaimana membangun karakter agar hal-hal tersebut tidak terulang di masa yang akan datang, ini PR yang bagi seorang pemimpin dan itu engga mudah. Harus ada edukasi ke depan bahwa persoalan itu tidak hanya selesai dengan dipenjara.
Konsep pluralisme seperti apa bentuk konkritnya apa yang dilakukan oleh Kang Bima ke depannya untuk menciptakan kondisi kota yang damai?
Kita harus konsisten menyuarakan tentang keberagaman itu, utamanya di momentum penting misal HJB, 17 Agustus, ada Cap Gomeh di Surken itu harus kita suarakan, betapa nikmatnya hidup berdampingan.
Seperti ketika hari-hari besar keagaman, Natal kita ucapkan Natal, kemudian saudara-saudara kita non muslim juga memberikan atensinya saat lebaran. Jadi, pesan yang kuat pada momen-momen khusus selalu kita suarakan.
Memastikan keberpihakan kita pada minoritas seperti pelaksanaan ibadah dan lainnya. Ini juga engga mudah baik dalam bentuk pelaksanaan ibadah, ijin mendirikan rumah ibadah, dan untuk bersama-sama menjadi bagian dari sosial, ada lintas agama yang di dalamnya berbeda keyakinan tetapi satu dalam memberikan kegiatan yang bermanfaat bagi rakyat banyak.
Di Kota Bogor ada Basolia Badan Sosial Lintas Agama, ini berdiri sendiri tetapi kita bermitra dengan mereka, kita dukung mereka.
Berbicara kesehatan dan keselamatan, Kang Bima juga sebagai alumni Covid-19, saat ini seperti apa kondisi Covid-19 di Kota Bogor?
Alhamdulillah data menunjukkan terkendali, yang menjadi ukuran yang kasar mata adalah Bed Occupancy Ratio (BOR) atau tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit.
Untuk BOR versi WHO mengeluarkan angka standar yakni 60 persen. Kita Februari pernah sampai 87 persen tapi hari ini angka menunjukan berada di 16 persen. Jadi, dari data itu menunjukkan kita relatif bisa mengendalikan.
Tetapi kita juga masih menunggu fenomena atau data-data 2 minggu ke depan pascalebaran ini karena masa inkubasinya kan 2 – 5 minggu lah.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/wartakota/foto/bank/originals/bima-arya-bersama-domu-ambarita.jpg)