Kasus Rizieq Shihab

Rizieq Shihab Menangis Saat Kisahkan Dirinya Tak Bisa Pulang ke Indonesia

Rizieq Shihab menangis saat menceritakan dirinya mendapatkan pengasingan dan tidak bisa pulang ke Indonesia.

KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO
Pimpinan Front Pembela Islam, Rizieq Shihab tiba di Kantor Direktorat Reserse Kriminal Khusus, Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (23/1/2017). Rizieq diperiksa oleh Subdirekorat Fiskal, Moneter, dan Devisa Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya, terkait ucapannya soal gambar palu arit di logo Bank Indonesia dalam lembaran uang rupiah. 

WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Terdakwa Muhammad Rizieq Shihab sempat menangis ketika membacakan pleidoi alias nota pembelaan, dalam lanjutan sidang kasus kerumunan Petamburan dan Megamendung.

Rizieq Shihab menangis saat menceritakan dirinya mendapatkan pengasingan dan tidak bisa pulang ke Indonesia.

Padahal, kata dia, Indonesia merupakan negara tercintanya dan menjadi sarana medan juang dirinya.

Baca juga: Demi Keperluan Pak Menteri, OB Kemensos Transfer Ratusan Juta ke Rekening Sespri Juliari Batubara

Oleh karena itu, Rizieq mengaku tetap berusaha pulang, bahkan beberapa kali meminta bantuan kepada badan intelijen dan pihak kerajaan Arab Saudi.

"Karena Indonesia adalah Tanah Air kami dan negeri kami tercinta, serta medan juang kami untuk membela agama, bangsa dan negara. Apa pun risikonya," katanya dalam ruang sidang utama PN Jakarta Timur, Kamis (20/5/2021).

Setelah menyebutkan hal itu, pantauan Tribunnews di PN Jakarta Timur, eks pemimpin Front Pembela Islam (FPI) itu terlihat menangis.

Baca juga: UPDATE Vaksinasi Covid-19 RI 19 Mei 2021: Dosis Pertama 14.099.754, Suntikan Kedua 9.366.635 Orang

Rizieq lantas berhenti berbicara dan melepas kacamatanya, seraya mengeluarkan kain berwarna merah muda dari saku untuk mengusap air matanya.

Sekira 10 detik terdiam dan berusaha tenang, Rizieq kembali melanjutkan pembacaan pleidoinya.

Kirim Surat Protes kepada Raja Arab Saudi

Terdakwa Muhammad Rizieq Shihab menilai para pejabat Pemerintah Indonesia bersikap tak proporsional, saat dirinya hendak pulang dari Arab Saudi ke tanah air.

Hal itu dia utarakan dalam sidang lanjutan perkara pelanggaran protokol kesehatan yang menimbulkan kerumunan massa di Megamendung, di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Timur.

Mulanya Rizieq Shihab menceritakan dirinya sudah diberikan izin oleh Pemerintah Arab Saudi, untuk kembali ke Indonesia, jauh hari sebelum akhirnya dia pulang pada 10 November 2020.

Baca juga: Dites Acak, 4.123 Pemudik Dinyatakan Positif Covid-19

Saat itu, katanya, Rizieq Shihab bersama keluarganya bersiap pulang ke Indonesia.

Namun saat tiba di Bandara Arab Saudi, dia bersama keluarga diminta tidak pulang ke Indonesia.

Mendengar hal itu, Rizieq Shihab langsung menuju kantor badan intelijen di Arab Saudi, untuk menanyakan maksud dari larangan tersebut.

Baca juga: LIVE STREAMING Konferensi Pers OTT KPK Terhadap Bupati Nganjuk Novi Rahman Hidayat

"Singkat cerita saya tanyakan, jawaban yang saya dapatkan adalah saya dicekal tidak boleh pulang, karena permintaan Pemerintah Indonesia."

"Padahal saya sudah berusaha pulang, karena sudah total 3,5 tahun saya tinggal (di Arab Saudi)."

"Satu tahunnya saya resmi, 2,5 tahun dicekal," paparnya dalam ruang sidang, Senin (10/5/2021).

Baca juga: UPDATE Vaksinasi Covid-19 RI 10 Mei 2021: Dosis Pertama 13.475.087, Suntikan Kedua 8.755.256 Orang

Namun, Rizieq Shihab terus berupaya agar tetap bisa pulang.

Alhasil pada Bulan November, dirinya mengaku menulis surat kepada Raja Arab Saudi, Kepala Intelijen Saudi, dan ke Dewan Keamanan Saudi.

Dalam surat tersebut, Rizieq Shihab menyatakan protes kenapa dirinya bersama keluarga bisa dicekal.

Baca juga: UPDATE Covid-19 di Indonesia 10 Mei 2021: Pasien Baru Tambah 4.891, Sembuh 6.338 Orang, 206 Wafat

"Saya mempertanyakan dan protes kenapa dicekal, dan akhirnya cekal saya dicabut, saya diizinkan pulang (ke Indonesia)," ucapnya.

Namun, katanya, kabar buruk ia dapatkan dari Pemerintah Indonesia, dalam hal ini dia menyebut Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD.

Kata Rizieq Shihab, saat dirinya ingin melakukan perjalanan pulang ke Indonesia, pemerintah menyatakan hal yang tidak selayaknya sebagai pejabat negara kepada rakyatnya.

Baca juga: Rizieq Shihab: Kalau Tahu Ada Aturan Isolasi Mandiri, Saya Batalkan Acara Maulid dan Pernikahan

"Maaf, pejabat-pejabat publik sekelas Menteri Luar Negeri sampai Menkopolhukam membuat pernyataan-pernyataan yang menurut saya tidak proporsional."

"Mereka mengatakan, tidak mungkin Habib Rizieq pulang, tidak mungkin pulang karena cekalnya dicabut, sampai Duta Besar Indonesia yang ada di Saudi mengatakan demikian," paparnya.

Lantas, Rizieq Shihab menyatakan rasa herannya, karena seharusnya Pemerintah Indonesia dapat memberikan bantuan hukum kepada rakyatnya yang tidak bisa pulang, bukan malah sebaliknya.

Baca juga: KPK dan Bareskrim Bakal Ekspose Bareng untuk Tentukan Siapa yang Tangani Kasus Bupati Nganjuk

"Seharusnya pemerintahan Indonesia memberi bantuan hukum ini, begitu WN Indonesia dapat kesempatan pulang."

"Justru yang terjadi pemerintahan yang koar-koar saya tidak mungkin pulang," ucapnya.

Nama Dua Kali Raib dari Manifes

Terdakwa Muhammad Rizieq Shihab mengaku namanya sempat hilang dua kali dari manifes calon penumpang pesawat, saat dirinya ingin pulang dari Arab Saudi ke Indonesia.

Hal itu, kata Rizieq Shihab, membuat dirinya kesulitan mengurus dokumen sebelum melakukan perjalanan.

Pengakuan itu disampaikan Rizieq Shihab saat memberikan keterangan dalam persidangan perkara pelanggaran protokol kesehatan yang menimbulkan kerumunan di Megamendung, Bogor.

Baca juga: Pembuat Video Ajak Lawan Larangan Mudik Bekas Wakil Ketua FPI Aceh, Kini Jadi Tersangka dan Ditahan

Dalam pengakuannya, Rizieq saat itu sudah diberikan izin untuk pulang dari Arab Saudi.

Namun, saat dirinya ingin melakukan perjalanan, dia mendapat kabar namanya beserta keluarga hilang dari data manifes calon penumpang.

"Saya dapat kabar nama saya hilang dari data penerbangan, nama istri dan kedua anak saya juga (hilang)," ungkap Rizieq Shihab dalam ruang sidang utama Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Timur, Senin (10/5/2021).

Baca juga: OTT Bupati Nganjuk Dikabarkan Dipimpin Pegawai KPK Tak Lulus TWK, ICW: Melampaui Cinta Tanah Air

Menyikapi hal itu, Rizieq Shihab mengatakan langsung mendatangi kantor maskapai penerbangan dan pihak bandara di Arab Saudi.

Dirinya mengatakan, saat itu nama dirinya beserta keluarga diretas, bahkan dia menduga ada yang ingin membatalkan kepulangannya.

"Setelah itu nama saya dikembalikan di komputer, artinya ini kendala."

Baca juga: Anggota Dewan Pengawas KPK Nilai TWK Bermasalah dan Tak Bisa Jadi Dasar Pemberhentian Pegawai

"Ada pihak tertentu, saya tidak tahu itu siapa, ingin membatalkan saya pulang," ucapnya.

Setelah data namanya beserta keluarga kembali, Rizieq Shihab mengaku hal yang sama kembali terjadi pada keesokan harinya.

Di mana dalam hal ini, data keluarga Rizieq Shihab kembali hilang dari data manifes penerbangan.

Baca juga: Warga DKI yang Ingin Bertanya Soal Covid-19 Kini Bisa Chat Via WhatsApp di Nomor 081388376955

"Saya enggak paham bagaimana cara kerja hacker, dan bagaimana caranya nama saya hilang dari komputer," tutur Rizieq.

Alhasil, dirinya meminta bantuan kepada badan intelijen Arab Saudi untuk mengembalikan lagi data para keluarganya.

"Akhirnya saya minta bantuan badan intelijen Saudi, karena memang mereka yang mengizinkan saya pulang."

"Supaya pihak penerbangan Saudia diberikan disposisi agar keberangkatan saya ini jangan sampai batal," bebernya. (Rizki Sandi Saputra)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved