Aksi Terorisme

Polri Tahu Lokasi Persembunyian Ali Kalora Cs tapi Butuh Sumber Daya Besar untuk Memburunya

Ia menyampaikan, Satgas Madago Raya terus berupaya mengejar para pelaku di titik lokasi tersebut.

Kolase Kompas TV dan Wikipedia
Polri mengaku kesulitan mengejar kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora. 

WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Polri mengaku mengetahui lokasi persembunyian kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora, usai kembali membunuh warga.

Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Polisi Rusdi Hartono menyampaikan, titik lokasi pelarian Ali Kalora Cs diduga berada di sekitar Parigi Moutong, Poso, Sulawesi Tengah.

"Udah tahu sebenernya."

Baca juga: Minta Jokowi Tak Intervensi, Arief Poyuono: KPK Tidak akan Kiamat Tanpa 75 Pegawai KPK Tak Lulus TWK

"Wilayah mereka bermain itu aparat keamanan sudah tahu."

"Paling antara Parigi Moutong, Poso, udah sekitar itu aja antara satu dengan titik lain," kata Rusdi di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (18/5/2021).

Ia menyampaikan, Satgas Madago Raya terus berupaya mengejar para pelaku di titik lokasi tersebut.

Baca juga: Busyro Muqoddas Duga Penonaktifan 75 Pegawai KPK untuk Kepentingan Pemilu 2024

Namun, Rusdi tidak menampik letak geografis menjadi kendala utama mengejar kelompok Ali Kalora Cs.

"Hanya memang, lokasi di sana kalau ke sana ya repot juga. Enggak kayak di pasar raya enak, enggak, ini kan pegunungan," ungkapnya.

Polri, lanjut Rusdi, membutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang besar untuk mencari Ali Kalora Cs tersebut. Termasuk juga ketersedian perlengkapan personel.

Baca juga: Jokowi: Membeli Vaksin Itu Bukan Barang Mudah, Jadi Rebutan 215 Negara

"Jadi memang membutuhkan sumber daya yang besar."

"Artinya fisik personelnya, logistiknya, peralatannya, itu kan membutuhkan sesuatu yang besar," tuturnya.

Kesulitan

Polri mengaku masih kesulitan mengejar kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora, yang diduga berada di sekitar pegunungan Andole, Poso Pesisir Utara, Poso, Sulawesi Tengah.

Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Argo Yuwono menyampaikan, kendala utama tim Satgas Madago Raya adalah letak geografis pelarian kelompok Ali Kalora Cs.

"Kalau teman-teman lihat bahwa di sana itu geografisnya tidak sama seperti kita bayangkan di Jakarta, maupun di tempat lain yang tidak banyak tantangan."

Baca juga: Pemudik di Pelabuhan Bakauheni yang Positif Covid-19 Bakal Langsung Disolasi, Lampung Siapkan Tempat

"Di sana ada gunung, yang kalau di atas gunung itu kadar oksigennya berkurang," kata Argo di Mabes Polri, Jakarta, Senin (17/5/2021).

Dengan letak geografis ini, kata Argo, tidak semua anggota bisa menangkap Ali Kalora Cs.

Menurutnya, hanya personel dengan tubuh kuat yang bisa beradaptasi dengan medan tersebut.

Baca juga: Novel Baswedan Gaungkan Tagar BeraniJujurPecat di Twitter, Begini Respons KPK

"Tidak semua personel bisa naik ke sana."

"Dan kondisi badan, tubuh, yang harus disesuaikan dengan kondisi di lapangan di sana," jelasnya.

Namun demikian, kata dia, pihaknya masih akan terus berupaya mengejar kelompok Ali Kalora Cs yang masih hidup.

Baca juga: 1,5 Juta Orang Tetap Nekat Mudik Lebaran, Menteri Perhubungan Bilang Larangan Cukup Efektif

Ia juga tengah melakukan penyelidikan terkait tindakan brutal yang baru dilakukan kelompok teroris tersebut.

"Tentunya dengan adanya kejadian kemarin yang menewaskan warga dan kita mengejar."

"Kita sudah, kita bisa tahu dari saksi yang lihat kelompok MIT yang melakukan, dan tetap Polri bantu TNI untuk melakukan pengejaran yang bersangkutan," paparnya.

Motif Perampokan

Kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso membunuh empat warga sipil di Pegunungan Pohu, Desa Kalemago, Kecamatan Lore Timur, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, Selasa (11/5/2021).

Kabid Humas Polda Sulteng Kombes Didik Supranoto mengatakan, selain aksi teror, kejadian itu diduga juga bermotif perampokan.

Karena, di lokasi kejadian beberapa barang berharga lainya ikut diambil.

Baca juga: Tak Lagi di Jawa, Peningkatan Kasus Covid-19 Kini Terjadi di Sumatera, Naik Hingga 27,22 Persen

"Menurut keterangan saksi saat mendatangi TKP, semua beras dan logistik itu ikut diambil pelaku," ungkap Didik kepada media di Mapolda Baru, Jalan Soekarno-Hatta, Kelurahan Tondo, Kecamatan Mantikulore, Rabu (12/5/2021).

"Selain itu juga uang yang berada di kantong dan di dompet korban diambil pelaku," imbuhnya.

Akibat serangan MIT Poso di Desa Kalemago, empat orang meninggal dunia, Selasa (11/5/2021).

Baca juga: Jokowi: Semoga Hari Kemenangan Ini Jadi Momentum Kita Bangkit dan Menang Lawan Pandemi Covid-19

Sebelumnya, empat warga asal Toraja, Sulawesi Selatan, tewas dibantai lima pria tak dikenal.

Selain membunuh dengan sadis, pelaku juga membakar sepeda motor yang berada di lokasi kejadian.

Adapun identitas keempat korban adalah Marten Solon (60), Simson Susah (70), Lese (50), dan Papa (50).

Baca juga: Berlebaran Aman dan Nyaman di Masa Pandemi Covid-19, Jangan Bersalaman Atau Berpelukan

Jenazah keempat pekebun kopi itu ditemukan terpisah.

Satu di antara mayat itu bahkan ditemukan dengan kondisi kepala terpisah dari badan.

Kronologi

Kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso membunuh empat warga Desa Kalemago, Kecamatan Lore Timur, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, Selasa (11/5/2021).

Berikut ini kronologi pembunuhan tersebut:

Seorang warga Desa Kalemago berinisial K (25) berangkat ke kebun miliknya sekitar pukul 07.00 WITA.

Baca juga: Kelompok Teroris MIT Pimpinan Ali Kalora Kembali Serang Warga, Dua Orang Tewas

Sebelum sampai di kebun miliknya, K melihat orang tak dikenal (OTK) yang dipimpin Qatar bersama 4 orang, mengarah ke kebun miliknya.

Karena warga berinisial K hapal betul dengan wajah Qatar yang masuk dalam DPO MIT Poso, maka dia langsung melarikan diri ke arah permukiman warga Desa Kalemago.

Kemudian dia singgah di pondok SS (kakek Uban, 61 tahun) dan MS (Papa Dewi, 52 tahun) untuk mengajak mereka lari.

Baca juga: UPDATE Vaksinasi Covid-19 RI 11 Mei 2021: Suntikan Pertama 13.615.313, Dosis Kedua 8.870.424 Orang

Namun keduanya menjawab "tidak usah lari, itu bukan OTK, itu palingan anggota."

Sekitar pukul 09.00 WITA, K sampai di perkampungan Desa Kalemago, dan langsung menyampaikan kepada warga apa yang dilihatnya.

Kemudian warga langsung menghubungi Serka Sukardi sebagai Babinsa Desa Kalemago.

Baca juga: UPDATE Covid-19 di Indonesia 11 Mei 2021: 5.021 Pasien Baru, 5.592 Sembuh, 247 Meninggal

Serka Sukardi merapat ke TKP dan menghubungi Satgas yang ada di Wilayah Napu Poso.

Sekitar pukul 10.00 WITA, Serka Sukardi ditemani warga merapat ke TKP.

Setibanya di perengan sebelah kebun korban, terdapat satu motor Vega R milik K yang tidak jadi dibakar OTK.

Baca juga: Pandemi Covid-19 Belum Landai, Masjid Istiqlal Tak Gelar Salat Idul Fitri 1442 Hijriah

Sekitar pukul 11.00 WITA, dua anggota Densus 88 bersama satu personel Polsek Napu didampingi warga, mengecek pondok milik MS (Papa Dewi, 52 tahun) di sekitar perkebunan.

Mereka mendapati MS dalam kondisi meninggal dunia.

Badan MS berada dalam pondok, sedangkan kepalanya ada di halaman depan pondok kebun.

Baca juga: Jawab Soal Tes Wawasan Kebangsaan, Novel Baswedan Bilang Merasa Dirugikan UU KPK

Selain itu terdapat korban kedua berinisial SS (nenek Uban, 61 tahun), dengan luka di leher.

Sekitar pukul 11.20 WITA, pasukan gabungan tiba di TKP dan masuk menutup jalan yang diperkirakan dilewati anggota MIT Poso.

Pukul 13.40 WITA, heli Caracal tiba di TKP untuk mengevakuasi korban di perkebunan puho pondok milik SS.

Baca juga: LIVE STREAMING Sidang Isbat Penetapan 1 Syawal 1442 Hijriah, Terapkan Protokol Kesehatan Ketat

Pukul 13.45 WITA, proses evakuasi korban selesai, dan korban dibawa menuju lapangan bola Desa Kalemago.

Pukul 14.00 WITA, anggota satgas gabungan melakukan penyisiran di sungai di sekitaran perkebunan pohu Desa Kalemago.

Pada pukul 14.30 WITA, seorang warga Desa Kalemago mengaku ada keluarganya di kebun yang belum pulang.

Baca juga: 3,6 Juta Pemudik Diprediksi Balik ke Jakarta pada 16 Mei 2021, Menhub Usulkan Tes Covid-19 Gratis

Dia mengajak anggota Satgas untuk mengecek ke kebun PP dan LL.

Pada pukul 15.00 WITA, seorang warga menyampaikan kepada petugas yang masih berjaga di TKP pertama, ada warga yang terbunuh di Pegunugan Patiroa.

Pada pukul 15.00 WITA di pegunungan petiroa Desa Kalemago, terdapat korban 2 orang.

Baca juga: Ada Laporan Fotokopi KTP-el dan KK Jadi Bungkus Gorengan, Begini Respons Dirjen Dukcapil

Di mana jarak dari TKP pertama dengan TKP kedua sekitar -+ 2 kilometer.

Adapun Identitas korban di TKP ke- 2 antara lain PP (42) dan LL (50).

Warga Dilarang ke Kebun

Jenazah empat korban penyerangan kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso dikebumikan di pemakaman umum Desa Kalemago, Kecamatan Lore Timur, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah.

Hal itu disampaikan Kapolsek Lolu Utara Ipda Kurniadi via telepon, Selasa (11/5/2021).

“Saat ini jenazah masih disemayamkan di baruga kantor desa. Besok baru dikebumikan,” kata Ipda Kurniadi.

Dia menambahkan, pihaknya telah meminta keluarga korban untuk tetap tenang dan tidak berlarut-larut dalam kesedihan.

“Untuk sementara kami larang warga ke kebun."

"Sebenarnya, kami sudah menyampaikan larangan ini, cuma karena pandemi warga tetap nekat ke kebun,” jelas Ipda Kurniadi.

Dia menjelaskan, Desa Kalemago berada di kaki gunung. Sebagian besar penduduknya berkebun di gunung.

Sejak adanya gerakan kelompok bersenjata di pegunungan Poso, kepolisian mengimbau warga untuk mengurangi aktivitas di kawasan pegunungan.

“Untuk korban tewas hari ini mereka adalah pekebun kopi,” tutur Ipda Kurniadi.

Dia meminta warga untuk tetap tenang dan tidak panik.

“Jangan takut. Dengan adanya peristiwa ini, mari kita bekerja sama dengan memberikan informasi jika melihat gerak-gerik orang mencurigakan,” pinta Ipda Kurniadi.

Polsek Lore Utara menaungi tiga kecamatan.

Selain Kecamatan Lore Utara, juga Kecamatan Lore Timur, dan Lore Poere.

Sebelumnya, Camat Lore Timur Ferdyanto Tarakolo mengimbau warganya tidak beraktivitas di kebun yang berbatasan dengan hutan.

Imbauannya itu menyusul tragedi pembunuhan yang terjadi di Desa Kalemago, Kecamatan Lore Timur, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, Selasa (11/5/2021).

Pembunuhan oleh kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso itu menelan empat korban nyawa desa setempat, satu korban tewas dengan kondisi kepala terpisah dari badan.

“Saya bersama Kapolsek dan Damdim mengimbau warga tidak masuk hutan atau ke kebun untuk waktu yang tidak ditentukan,” kata Ferdyanto Tarakolo via WhatsApp.

Dia mamastikan tidak ada evakuasi warga di Desa Kalemago pasca-kejadian tersebut.

“Situasi aman dan terkendali."

"Polisi dan TNI berada di lokasi, menenangkan warga dan mengendalikan situasi,” ucap Ferdyanto Tarakolo. (Igman Ibrahim)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved