Pemerintahan Jokowi
Cuma 36 Persen Publik Puas dengan Kinerja Wakil Presiden Maruf Amin, Jubir: Namanya Juga Ban Serep
Masduki menegaskan Wapres sejak awal menunjukkan usahanya adalah membantu presiden secara serius dan maksimal.
WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Survei Indonesian Political Opinion (IPO) mencatat persentase kepuasan publik terhadap kinerja Wakil Presiden Maruf Amin di bawah 40 persen, jauh dari Presiden Jokowi sebesar 56 persen.
Masduki Baidlowi, Juru Bicara Wakil Presiden Maruf Amin mengatakan, jika hasil surveinya menunjukkan Wapres di atas, justru publik akan bingung.
"Kalau Wapres di bawah Presiden ya biasa."
Baca juga: Perusahaan Wajib Bayar THR 2021 Penuh dan Tepat Waktu, yang Terlambat Didenda 5 Persen
"Namanya ban serep, karena di mana-mana ban serep kadang dipakai kadang tidak," kata Masduki dalam jumpa pers virtual, Senin (12/4/2021).
Maka itulah, Masduki meminta tidak perlu menganggap serius hasil survei yang diagendakan dengan tujuan tertentu, termasuk soal pencitraan oleh penyelenggaranya
"Dan saya kira jika hasilnya wapres begitu, saya kira wajar," tambahnya.
Baca juga: Darmizal Tuding Sosok Ini yang Jerumuskan SBY Daftarkan Merek dan Lukisan Partai Demokrat ke DJKI
Namun, Masduki menegaskan Wapres sejak awal menunjukkan usahanya adalah membantu presiden secara serius dan maksimal.
Ia pun merinci bagaimana Maruf Amin melakukan kunjungan kerja ke berbagai daerah, berbagi tugas dengan Presiden Jokowi yang juga melakukan kunker ke sejumlah wilayah.
Termasuk ke Pariaman, Sumatera Barat, lokasi yang menurut keterangan pemerintah daerahnya, baru Wapres Maruf Amin lah yang berkunjung ke sana.
Baca juga: Yakin Menang Gugatan Soal AD/ART Partai Demokrat, Kubu Moeldoko Minta AHY Fokus Siapkan Rp 100 M
"Bahkan bupati, wali kotanya mengusul pantainya dinamakan Pantai Maruf Amin."
"Karena sepanjang sejarah Indonesia belum pernah ada presiden dan wapres datang ke sana."
"Jadi Wapres selalu maksimal membantu Presiden, dan tentu kapasitasnya menjadi ban serep, tidak mungkin jadi (nomor) satu," paparnya.
Baca juga: Pleidoi Tak Digubris Hakim, Djoko Tjandra Banding Vonis 4 Tahun 6 Bulan Penjara
Sebelumnya, Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menyebut, kinerja Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Maruf Amin tidak seimbang alias jomplang.
Hal itu berdasarkan survei yang dilakukan IPO pada akhir Maret hingga awal April 2021, terhadap 1.200 responden.
Dalam survei IPO, 56 persen publik puas dengan kinerja Presiden Jokowi.
Baca juga: Aktor Intelektual Kasus Penyiraman Air Keras Tak Terungkap, Novel Baswedan Nilai Polisi Enggan
"Kepuasan terhadap kinerja presiden ada 56 persen masyarakat menilai bahwa kinerja presiden sangat puas."
"Sementara hanya 37 yang menyatakan tidak puas," kata Dedi dalam diskusi Polemik bertajuk 'Evaluasi Kabinet dan Peta Politik 2024' secara daring, Sabtu (10/4/2021).
Dari kepuasan tersebut, IPO membaginya ke dalam tiga bidang, yaitu sosial, ekonomi, dan bidang politik hukum.
Baca juga: Ingin TMII Berbasis Konsep 4.0, Kemensetneg Buka Kanal Aspirasi Publik
Pada ketiga bidang tersebut, publik juga puas dengan kinerja Jokowi.
"Bidang sosial presiden mendapatkan tingkat kepuasan 58 persen."
"Bidang ekonomi 55 persen, dan bidang politik hukum rendah 43 persen."
Baca juga: Besok Sentra Vaksinasi Bersama BUMN Libur, Beroperasi Hanya Sampai Pukul 14.00 Selama Ramadan
"Artinya lebih besar yang menyatakan tidak puas yaitu sebesar 49 persen," ujar Dedi
Sementara, publik menilai rendah kinerja Wapres Maruf Amin.
Dedi menyebut, hanya 36 persen masyarakat yang puas terhadap kinerja Maruf Amin.
Baca juga: Diajukan SBY, Begini Proses Pendaftaran Merek dan Lukisan Partai Demokrat ke DJKI Kemenkumham
"Yang kedua kalau dibandingkan dengan wakil presiden, nah ini terlihat kejomplangannya."
"Wakil Presiden hanya mendapatkan nilai kepuasan dari perspektif publik itu 36 persen, sementara 51 persen menyatakan tidak puas."
"Begitu juga dipecahkannya di bidang sosial menyatakan puas hanya 40 persen adanya keterlibatan wapres."
Baca juga: Direktur Utama Bilang TMII Tak Pernah Rugikan Negara
"Bidang ekonomi sangat rendah 29 persen, kemudian bidang politik dan hukum hanya 38 persen," imbuhnya.
Atas dasar itu, Dedi melihat survei tersebut menjadi pesan untuk pihak Istana, kerja kolektif antar-presiden dan wapres tidak terlihat di masyarakat.
"Artinya sekarang orang melihat bahwa Presiden Joko Widodo bekerja tidak melibatkan wakil presiden."
"Begitu juga Wakil Presiden mungkin bekerja tidak berani untuk menunjukkan ke publik sehingga tidak diketahui," ulasnya.
Kalau Wakil Presiden Menonjol Nanti Ada Matahari Kembar
Memasuki 100 hari masa kerjanya, Wakil Presiden Maruf Amin bicara soal pandangan publik yang menilai dirinya kurang menonjol sebagai wakil presiden.
Maruf Amin tak mempermasalahkan hal itu.
"Kan saya ini Wakil Presiden, yang menonjol kan Presiden."
• Mulai Hari Ini Pemprov DKI Hentikan Sementara Proyek Revitalisasi Monas
"Kalau Wakil Presidennya menonjol nanti ada matahari kembar," kata Maruf Amin di Kantor Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Rabu (29/1/2020).
Namun, Maruf Amin merasa sebagai Wakil Presiden telah menjalankan tugas-tugasnya.
Entah itu menyampaikan pendapat di rapat kabinet, maupun mewakili Presiden dalam hajatan di berbagai wilayah di Indonesia.
• FOTO-FOTO Proyek Revitalisasi Monas yang Pengerjaannya Dihentikan Mulai Hari Ini
"Itu saya jalankan dan juga sebenarnya menangani berbagai yang ditugaskan oleh presiden."
"Tapi sifatnya koordinatif, jadi kita hanya mengoordinasi, bukan operasional. Operasional kan itu menteri, jadi kita mengoordinasi," tuturnya.
Dirinya kemudian menyebut persoalan UMKM, masalah radikalisme, reformasi birokrasi, stunting, hingga kemiskinan yang selama ini juga berada di bawah koordinasinya.
• Erick Thohir: Mungkin Saya Cuma Menjabat Setahun, yang Goyang dan Suruh Mundur Banyak
"Tugas saya seperti itu, membantu Presiden dan menangani tugas-tugas yang ditugaskan kepada saya sebagai wapres," jelasnya. (Reza Deni)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/wartakota/foto/bank/originals/wapres-maruf-amin-reisa-mui.jpg)