Aksi Terorisme
Kompolnas Tak Lihat Ada Polwan Periksa Pengunjung Wanita Saat Zakiah Aini Tebar Teror di Mabes Polri
Terkait rekaman CCTV, kata Benny, petugas juga perlu memeriksa rekaman CCTV beberapa hari sebelum aksi tersebut.
WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Ketua Harian Kompolnas Irjen Pol (Purn) Benny Mamoto menyoroti rekaman CCTV dan prosedur penggeledahan pengujung, terkait aksi teror Zakiah Aini di Mabes Polri.
Terkait rekaman CCTV, kata Benny, petugas juga perlu memeriksa rekaman CCTV beberapa hari sebelum aksi tersebut.
Hal itu, kata Benny, perlu dilakukan untuk melihat apakah ZA sudah pernah mendatangi Mabes Polri sebelum melakukan aksinya atau tidak.
Baca juga: KPK Setop Kasus SP3 BLBI dengan Tersangka Sjamsul dan Itjih Nursalim, MAKI Bakal Gugat Praperadilan
Benny menjelaskan, dalam sejumlah aksi teror, pelaku kerap melakukan survei lokasi untuk menjalankan aksinya, sehingga pelaku tahu persis di mana ia akan menjalankan aksinya
Hal tesebut ia sampaikan dalam tayangan CrossCheck From Home yang tayang perdana di kanal YouTube Medcom.id, Minggu (4/4/2021).
"Dalam konteks ini, perlu dievaluasi, kalau menurut saya, personel yang bertugas saat itu sejauh mana kesiapsiagaannya, kewaspadaannya," kata Benny.
Baca juga: Tak Ada Unsur Perbuatan Penyelenggara Negara Jadi Alasan KPK Setop Kasus BLBI
Ia juga mengatakan saat ini tengah menunggu rekaman CCTV di sekitar Mabes Polri yang memperlihatkan pihak yang mengantar ZA.
Karena menurutnya, dengan adanya rekaman tersebut, maka kasus tersebut bisa dikembangkan untuk melacak keberadaan orang yang mengantar ZA.
"Sebenarnya tinggal kami menunggu bagaimana CCTV yang merekam ketika dia datang dari jalan, turun itu naik angkutan umum, ojek online, atau ada yang mengantar."
Baca juga: Kelompok Teroris Juga Kerap Manfaatkan Perempuan untuk Merampok, Modusnya Menyamar Jadi Pembantu
"Kalau ada yang mengantar, identitas motor atau mobil bisa dikembangkan untuk nanti mengidentifikasi," tutur Benny.
Selain itu, kata Benny, satu hal lain yang juga perlu disoroti adalah prosedur penggeledahan dan pemeriksaan pengujung sebelum masuk Mabes Polri.
Benny mengatakan, untuk memeriksa pengunjung perempuan seharusnya dilakukan oleh polisi wanita alias polwan.
Baca juga: Polisi Bakal Koordinasi dengan Perbakin Soal KTA Basis Shooting Club Milik Zakiah Aini
Namun, kata Benny, pada saat kejadian ia tidak melihat ada Polwan.
"Ketika tamu itu wanita dan diperlukan penggeledahan, pemeriksaan, baik menggunakan alat deteksi maupun secara fisik langsung."
"Itu harus dilakukan oleh petugas polwan, ini kami lihat tidak ada," ucap Benny.
Baca juga: Ini Ciri-ciri Ustaz Radikal Menurut BNPT, Generasi Milenial Diminta Jangan Follow Akun Medsos Mereka
Benny mengungkapkan, pihak-pihak tertentu bisa mempelajari cara kerja aparat di Mabes Polri, misalnya dengan datang berkali-kali dan menggunakan pendekatan personal tertentu.
"Maka ketika dia membawa senjata, mungkin sudah tidak digeledah lagi," ulasnya.
Namun demikian, kata Benny, ia menilai peralatan standar pengamanan di Mabes Polri sudah bagus.
Baca juga: Elektabilitas Masuk 4 Besar, Partai Demokrat: Bukan Tidak Mungkin Kami Kalahkan PDIP
"Tetapi semua itu akan kembali kepada personel yang bertugas," papar Benny.
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengonfirmasi identitas perempuan yang menyerang Mabes Polri pada Rabu (31/3/2021) petang adalah Zakiah Aini (ZA).
Berikut ini pernyataan lengkap Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo saat menjelaskan aksi teror tersebut:
Sekitar pukul 16.30 WIB tadi telah kita lakukan tindakan tegas terhadap pelaku teror yang mencoba melakukan aksi di Mabes Polri.
Baca juga: BREAKING NEWS: Satu Terduga Teroris Ditembak Mati Saat Terobos Masuk Mabes Polri
Adapun kronologinya kurang lebih jam 16.30 WIB tadi ada seorang wanita yang berjalan masuk dari pintu belakang.
Kemudian yang bersangkutan mengarah ke pos gerbang utama yang ada di Mabes Polri.
Yang bersangkutan kemudian menanyakan di mana keberadaan kantor pos.
Baca juga: Terduga Teroris yang Ditembak Mati di Mabes Polri Seorang Perempuan
Dan kemudian diberikan pelayanan oleh anggota dan ditunjukkan arah kantor pos tersebut.
Kemudian wanita tersebut meninggalkan pos tersebut.
Namun kemudian yang bersangkutan kembali dan melakukan penyerangan terhadap anggota yang ada di pos siaga, dengan melakukan penembakan sebanyak 6 kali.
Baca juga: DAFTAR Terbaru Zona Merah Covid-19 di Indonesia: Sisa 5, Bali Terbanyak
2 kali tembakan kepada anggota di dalam pos.
2 kali ke anggota di luar, dan menembak lagi kepada anggota yang ada di belakangnya.
Kemudian terhadap tindakan tersebut dilakukan tindakan tegas terukur kepada yang bersangkutan.
Baca juga: BREAKING NEWS: Black Box Rekaman Suara Pilot Sriwijaya Air SJ 182 Akhirnya Ditemukan
Kemudian dari hasil olah TKP, ditemukan identitas yang bersangkutan bernama ZA umur 25 tahun.
Alamat di Jalan Lapangan Tembak, Kelapa Dua, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur.
Kemudian kita cek berdasarkan identifikasi sidik jari dan face recognition, ternyata memang identitas sesuai.
Baca juga: Kapolri Putuskan 1.062 Polsek Tak Lagi Lakukan Penyidikan, Tak Termasuk Wilayah Polda Metro Jaya
Kemudian dari hasil profiling terhadap yang bersangkutan, maka yang bersangkutan ini adalah tersangka atau pelaku lone wolf yang berideologi radikal ISIS.
Yang dibuktikan dengan postingan yang bersangkutan di sosmed.
Tersangka ini mantan mahasiswa di salah satu kampus dan drop out pada saat di semester 5.
Baca juga: KISAH Deputi VII BIN Diancam Dibunuh Usai Tewasnya 6 Pengawal Rizieq Shihab, Ponsel Sampai Macet
Kemudian dari hasil pendalaman dan penggeledahan, kita dapatkan beberapa temuan terkait barang yang dibawa.
Yang bersangkutan bawa map kuning, di dalamnya ada amplop bertuliskan kata-kata tertentu.
Dan kemudian juga yang bersangkutan memiliki Instagram yang baru dibuat ataupun diposting 21 jam yang lalu.
Baca juga: DAFTAR Terbaru Zona Hijau Covid-19 di Indonesia: Menyusut Jadi 7, Papua Cuma Dua
Di mana di dalamnya ada bendera ISIS dan ada tulisan terkait dengan masalah bagaimana perjuangan jihad.
Kita temukan juga saat penggeledahan di rumahnya surat wasiat dan ada kata-kata di WA grup keluarga bahwa yang bersangkutan akan pamit.
Jadi saya sudah perintahkan kepada Kadensus untuk mendalami dan usut tuntas terhadap kemungkinan adanya kelompok jaringan yang terkait dengan tersangka ini.
Baca juga: CVR Sriwijaya Air SJ 182 Ditemukan Selasa 30 Maret 2021 Pukul 20.00, Tak Jauh dari Penemuan FDR
Oleh karena itu, dalam kesempatan ini saya sampaikan ke seluruh anggota untuk tetap beri pelayanan kepada masyarakat.
Namun demikian tingkatkan kewaspadaan, tingkatkan sistem pengamanan baik di markas komando, maupun pada saat laksanakan tugas di lapangan.
Jadi kami minta untuk rekan-rekan seluruhnya tetap beri pelayanan total kepada masyarakat. (Gita Irawan)