Aksi Terorisme
Kelompok Teroris Juga Kerap Manfaatkan Perempuan untuk Merampok, Modusnya Menyamar Jadi Pembantu
Pendiri Negara Islam Indonesia (NII) Crisis Center Ken Setiawan mengisahkan saat dirinya menjadi perekrut kelompok radikal di NII.
WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Aksi terorisme kerap kali memanfaatkan perempuan sebagai 'ujung tombak'.
Di antaranya, melakukan perampokan untuk mendapatkan dana operasional.
Pendiri Negara Islam Indonesia (NII) Crisis Center Ken Setiawan mengisahkan saat dirinya menjadi perekrut kelompok radikal di NII.
Baca juga: JADWAL Lengkap dan Link Live Streaming Ibadah Jumat Agung 2 April 2021 di Jakarta dan Sekitarnya
Terutama, bagaimana merekrut perempuan untuk aktivitas tertentu, seperti perampokan.
"Radikalisme di kalangan perempuan ini memang unik," tutur Ken saat berbincang dengan Tribun Network, Kamis (1/4/2021).
Saat masih bergabung dengan NII, ucap Ken, anggota terbanyak adalah dari kalangan perempuan.
Baca juga: Wujud Kontribusi Lestarikan Lingkungan, MSIG Indonesia Dukung Toyota EV Smart Mobility Project
"Bahkan ditingkat amaliyah, penggalangan dana, dan perekrutan anggota baru, perempuan itu cukup menjadi andalan," ungkap Ken.
Ken mencontohkan, perempuan di NII memiliki tugas khusus sebagai garda terdepan untuk melakukan perampokan.
Misalnya, menyamar jadi pembantu di perumahan seperti Pondok Indah, Jakarta Selatan.
Baca juga: Tembak Mati Terduga Teroris Zakiah Aini, Polri: Awalnya Ingin Melumpuhkan
"Perampokan itu kita pernah sehari bisa mencapai Rp 1 miliar."
"Modusnya ketika saya bergabung, itu kita menggunakan perempuan," imbuh Ken.
Ken mengatakan, mereka dibuatkan KTP, ijazah, dan Kartu Keluarga palsu untuk meyakinkan pengguna jasa.
Baca juga: JADWAL Lengkap dan Link Live Streaming Misa Malam Paskah 3 April 2021 di Jakarta dan Sekitarnya
"Kita pilih Pondok Indah, Kalibata, jadi pembantu."
"Tunggu majikan pergi, anak sekolah."
"Panggil kita kasih tahu rumah kosong, kalau perlu kita bawa mobil atau truk, itu harta orang 'kafir' kita ambil," bebernya.
Baca juga: Sri Mulyani: 70 Persen Rakyat Indonesia Diprediksi Bergaji Rp 28 Juta per Bulan pada 2045