Breaking News

BREAKING NEWS: Tepat Setahun Pandemi, 2 Kasus Mutasi Covid-19 Asal Inggris Ditemukan d Indonesia

Dengan adanya temuan kasus tersebut, maka menurutnya Indonesia akan semakin berat dalam menghadapi pandemi.

AFP PHOTO/CENTERS FOR DISEASE CONTROL AND PREVENTION/ALISSA ECKERT/HANDOUT
Ilustrasi COVID-19 

WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Pemerintah menemukan mutasi baru Virus Corona berjenis B117 di Indonesia, asal Inggris.

Hal itu disampaikan Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono dalam acara peringatan satu tahun Covid-19 yang digelar Kemenristek/BRIN, Selasa (2/3/2021).

"Kalau 1 tahun yang lalu kita menemukan kasus 01 dan 02 Covid-19."

Baca juga: UPDATE Vaksinasi Covid-19 Indonesia 1 Maret 2021: Penyuntikan Dosis Pertama Tembus 1.720.523 Orang

"Tadi malam saya mendapatkan informasi bahwa dalam tepat 1 tahun hari ini, kita menemukan mutasi B117, UK mutation di Indonesia," kata Dante.

Menurut Dante, dua kasus mutasi B117 di Indonesia tersebut ditemukan pada Senin malam, (1/3/2021).

Dengan adanya temuan kasus tersebut, maka menurutnya Indonesia akan semakin berat dalam menghadapi pandemi.

Baca juga: UPDATE Covid-19 di Indonesia 1 Maret 2021: Pasien Baru Tambah 6.680 Orang, 9.212 Sembuh, 159 Wafat

"Ini fresh from the oven baru tadi malam ditemukan dua kasus, artinya apa?"

"Artinya kita akan menghadapi pandemi ini dengan tingkat kesulitan yang semakin berat," katanya.

Temuan tersebut, kata dia, berdasarkan hasil pemeriksaan 462 sampel strain virus dari seluruh Indonesia.

Baca juga: 12 Teroris yang Dibekuk di Jawa Timur Masih Ada Hubungan dengan Upik Lawanga

Pemeriksaan sampel tersebut menggunakan metode Whole Genome Sequence (WGS).

"Refleksi itu akan membuat tantangan baru kita, ke depan untuk lebih mengembangkan proses-proses yang berkaitan dengan riset yang semakin cepat."

"Model-model penanganan yang lebih baik studi studi analitik, karena proses mutasi ini sudah ada di sekitar kita," paparnya.

Baca juga: Urusan dengan Bikers Penerobos Ring 1 Istana Sudah Selesai, Paspampres Serahkan kepada Polisi

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin sebelumnya mengatakan, hingga kini mutasi baru Covid-19 di Indonesia belum terdeteksi.

“Sampai saat ini, kita belum menemukan, bukannya belum ada, adanya virus yang kita deteksi di lab PCR dengan strain atau dengan jenis mutasi yang dari London."

"Maupun yang dari Afrika Selatan, maupun yang dari Brasil," kata Budi dalam konferensi pers via daring, Sabtu (20/2/2021).

Baca juga: Sejak Digunakan pada Desember 2020, 666 Jenazah Korban Covid-19 Sudah Dimakamkan di TPU Jombang

Meski demikian, Budi memastikan pemerintah melalui Kementerian Kesehatan akan terus melakukan pemeriksaan, untuk melacak keberadaan mutasi virus tersebut di Indonesia.

"Kami akan terus sekarang memperbaiki frekuensi dan kualitas sampling dari lab-lab PCR yang ada."

"Untuk memastikan kita cukup rapat atau cukup reket, cukup kecil-kecil jala-jalanya untuk mengidentifikasi dini kalau ada mutasi virus," tuturnya.

Baca juga: Jokowi: Target 182 Juta Penduduk Divaksin Covid-19 Harus Selesai Akhir Tahun Ini

Budi mengungkapkan, dalam kurun waktu Januari hingga Februari 2021, terdapat 180 sampel yang diperiksa.

Angka itu lebih tinggi dibanding perolehan tahun lalu, di mana hanya memeriksa 170 sampel sepanjang tahun 2020.

"Jadi yang kita lakukan dalam 1,5 bulan ini sudah jauh lebih banyak daripada yang kita lakukan setahun yang lalu," ucapnya.

Baca juga: Jokowi Tunjuk Ali Ghufron Mukti Jadi Dirut BPJS Kesehatan, Achmad Yurianto Ketua Dewan Pengawas

Budi berkata, Kemenkes bersama Kementerian Riset dan Teknologi telah menyiapkan 12 laboratorium untuk memeriksa mutasi virus tersebut.

"Untuk bisa melakukan koordinasi melakukan sampling dan testing untuk mutasi baru, strain virus yang baru."

"Dengan metode whole genome sequencing dan partial genome sequencing," papar Budi.

Menristek Duga Covid-19 Sudah Bermutasi di Jakarta, Jabar, dan Jatim

Kementerian Riset dan Teknologi sedang mengkaji berbagai kemungkinan mutasi Covid-19 di Indonesia.

Baru-baru ini, Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) sekaligus Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro mensinyalir telah terjadi strain atau mutasi Covid-19 di Indonesia.

Bambang menduga kuat hal itu berasal dari Whole Genome Sequence (WGS) virus SARS-CoV-2 sebanyak 416 sampel dan berasal dari Indonesia, yang telah dikirimkan ke Lembaga Penilitian asal Jerman, GISAID, untuk diteliti.

Baca juga: Respons Pernyataan Jusuf Kalla, Mahfud MD: Keluarga JK Juga Pernah Lapor ke Polisi

Dari jumlah WGS yang sudah dikirim, 392 WGS telah teridentifikasi genetiknya per 14 Februari 2021.

Identifikasi dilakukan oleh Kemenristek melalui Lembaga Penelitian Eijkman.

“Dua clade yang mendominasi WGS di Indonesia itu berarti sudah ada."

Baca juga: Diminta Bareskrim, Besok Komnas HAM Serahkan Semua Barang Bukti Terkait Tewasnya 6 Anggota FPI

"Dalam tanda kutip, mutasi terkait strain virus baru Covid-19 di Indonesia kemungkinan sudah terjadi,” kata Bambang dalam webinar Inovasi Indonesia bertema Genomic Surveilance, Mutation and Vaccine, Senin (15/2/2021).

Tipe genetik strain Covid-19 terbanyak yang ditemukan di Indonesia, lanjutnya, adalah jenis GH sebanyak 231, atau sekitar 59 persen dari keseluruhan WGS yang telah teridentifikasi.

Selanjutnya, tipe genetik Covid-19 terbesar kedua adalah GR yang mencapai 74 atau sebesar 19 persen dari WGS yang rampung diidentifikasi.

Baca juga: 90,05 Persen Tenaga Kesehatan di Jatinegara Sudah Divaksin Covid-19 Dosis Kedua, di Cakung 89,6%

Dari sisi distribusi penyebaran, mutasi Covid-19 itu disinyalir telah bertransmisi di beberapa provinsi di Indonesia.

Kemenristek menduga mutasi Covid-19 telah terjadi di provinsi yang memiliki jumlah kasus tinggi seperti DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Timur.

“Memang terus dikaji, bersama GISAID dan Eijkman kita berfokus untuk memantau di provinsi dengan sebaran kasus tertinggi seperti DKI Jakarta, Jabar, Jateng, dan Jatim."

Baca juga: Din Syamsuddin Dituding Radikal, Novel Bamukmin Minta Pendukung Jokowi Hentikan Sikap Bermusuhan

"Tetapi kita juga perlu diverifikasi untuk memastikan kita dapat mengetahui dengan baik apa yang terjadi dengan mutasi Covid-19 tersebut,” tuturnya.

Pemerintah berupaya mengantisipasi kemunculan strain baru Covid-19 dengan berbagai cara.

Salah satunya dengan mendukung semua penelitian terkait SARS-CoV-2 maupun Covid-19, termasuk pengembangan vaksin dan antivirus hingga penguatan surveilans virologi.

Baca juga: Juru Bicara Jusuf Kalla: Bertanya Saja Membuat Gerah, Bagaimana Pula Kalau Dikritik?

Dalam webinar itu, Bambang turut mendorong alat uji atau test Covid-19 karya UGM, yakni GeNose C19. Alat ini diharapkan menjadi screening utama virus Covid-19. (Taufik Ismail)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved