Banjir Jakarta
DPRD Ragukan Target Sumur Resapan Anies Baswedan, Target 1,8 Juta Baru Dibuat 2.974 Sumur Resapan
DPRD DKI ragukan target sumur resapan yang dilakukan Gubernur Anies Baswedan guna mencegah banjir. Baru dibikin ribuan sedang target jutaan
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA -- DPRD DKI ragukan drainase vertikal atau sumur resapan yang dilakukan Gubernur Anies Baswedan guna mencegah banjir.
Betapa tidak, dari target 1,8 juta sumur resapan baru dibuat 2.974 sumur resapan yang sepanjang 2020 kemarin
Seperti diketahui, Pemprov DKI Jakarta mengklaim telah melakukan setumpuk upaya untuk mengatasi banjir di ibu kota.
Baca juga: Giring PSI Anggap Anies Tak Serius Tangani Banjir, Pasha: Apa Bro Pernah Teruji Pimpin Kelurahan?
Baca juga: Anies Baswedan: Hujan Ekstrem Landa Jabodetabek, DKI Perpanjang PSBB hingga 8 Maret 2021
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pun mengaku punya program andalan, yaitu pembuatan drainase vertikal atau sumur resapan.
Program ini dijalankan dengan menerapkan konsep teknologi zero run off, yaitu menampung hujan sebanyak mungkin, sehingga air yang mengalir ke selokan dan sungai bisa diminimalisir.

Sejatinya, sistem drainase vertikal ini sama seperti yang dulu digalakkan di masa kepemimpinan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok.
Baca juga: VIDEO Pedagang Pasar Rubuh Gondrong Petir Bersihkan Ruko Pasca Banjir
Gubernur Anies Baswedan pun sempat mencanangkan pembuatan 1,8 juta sumur resapan.
Menurut rencana, program ini bakal dikerjakan dalam kurun waktu tiga tahun, mulai 2020 hingga 2022 mendatang.
Meski demikian, realisasi program ini ternyata berjalan sangat lambat. Sebab, baru 2.974 sumur resapan yang dibuat sepanjang 2020 kemarin.
Padahal, pembuatan sumur resapan sangat mudah hanya dengan membuat lubang.
Ribuan sumur resapan itu dibuat di 777 lokasi berbeda di seluruh kota administrasi, kecuali Jakarta Utara.
Baca juga: VIDEO Warga Cibinong Lihat Muda Mudi Masuk Kebun Sebelum Penemuan Mayat Bayi
"Kalau SDA sendiri kemarin (2020) sudah sampai 2.974 sumur resapan," ucap Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) Juaini Yusuf, Senin (22/2/2021).
Sumur-sumur resapan tersebut berada di berbagai lokasi, di antaranya RPTRA, gedung pemda, sekkolah, taman kota, dan masjid.
Anak buah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ini berkilah, lamanya progres pembuatan sumur resapan ini lantaran ada keterbatasan vendor yang mengerjakan.
Untuk itu, Juaini mengaku pihaknya bakal mengebut pembuatan drainase vertikal di tahun 2021 ini.
"Kemarin kenapa lambat? Karena vendornya cuma dua, nah sekarang lagi diproses, vendornya itu ada 100," ujarnya.
Baca juga: Pemenuhan Pembiayaan Selesai, Proyek Jalintim Sumsel Dimulai Awal Maret
"Kami harapkan banyaknya vendor jadi yang kerja juga banyak, sehingga program bisa cepat kami jalankan," tambahnya menjelaskan.
Anggaran Rp 400 miliar pun telah dialokasikan Pemprov DKI dalam APBD 2021 untuk program ini.
Pemprov DKI menargetkan membuat 300 ribu sumur resapan sepanjang tahun 2021 ini.
"Tahun 2021 sampai 2022 rencana kami 300 ribu titik dengan anggaran 300 ribu titik dengan anggaran Rp 400 miliar. Itu yang akan kami mulai di tahun ini," ucapnya, Senin (22/2/2021).
Baca juga: Pemenuhan Pembiayaan Selesai, Proyek Jalintim Sumsel Dimulai Awal Maret
Diragukan DPRD DKI
Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta Ida Mahmudah mengaku ragu dengan program sumur resapan yang dicanangkan Pemprov DKI.
Pasalnya, banjir kembali mengepung ibu kota di awal tahun 2021 ini.

Bahkan, setidaknya sudah tiga kali DKI Jakarta dilanda banjir di bulan Februari ini.
Banjir paling parah terjadi pada Sabtu (20/2/2021) lalu, dimana ada 113 RW terendam banjir di Jakarta.
Baca juga: Cinta Diterima di Bioskop Senayan City, Jordi Onsu Ded-degan saat Nyatakan Cinta ke Frislly Herlind
"Seharusnya efektif itu bila tidak terjadi banjir. Nah, kalau efektif tapi banjir kan sama saja bohong," ucapnya, Senin (22/2/2021).
Ia pun ragu, Pemprov bisa menyelesaikan pembuatan 300 ribu sumur resapan di tahun 2021 ini.
Untuk itu, ia menyayangkan anggaran Rp 400 miliar yang telah dialokasikan untuk pembuatan sumur resapan.
"Sayang banget, padahal anggaran hampir Rp 400 miliar besok," ujarnya di gedung DPRD DKI, Kebon Sirih, Jakarta Pusat.
Baca juga: BREAKING NEWS: PSBB Jakarta Diperpanjang 23 Februari-8 Maret Tekan Laju Angka Covid-19
Perbaikan Air Tanah
Selain menanggulangi banjir, pembuatan drainase vertikal juga memiliki manfaat lain.
Dikutip dari Kompas.com, penerapan drainase vertikal ini juga sekaligus untuk memperbaiki ekosistem keberlangsungan air tanah di Jakarta.
Seperti diketahui, rata-rata penurunan muka tanah DKI Jakarta sekitar 7,5 cm per tahun. Bahkan ada wilayah yang penurunan muka tanahnya mencapai 18 cm per tahun.
Penurunan muka tanah di Jakarta relatif sangat cepat dibanding daerah lain karena besarnya eksploitasi air tanah. Penurunan tanah, seperti dicatat Bappenas, bahkan sudah terjadi sejak tahun 1975.
Baca juga: Jordi Onsu dan Frislly Herlind Mulai Pacaran, Sengaja Sewa Bioskop Untuk Ungkapkan Rasa Cinta
Jika tak ada upaya serius dari pemerintah daerah maupun pusat, di tahun 2035, diprediksi 35 persen wilayah Jakarta akan berada di bawah permukaan laut, yang dengan kata lain air rob laut akan mencapai di kawasan monas.
Tambah Ruang Terbuka
Selain itu, Dinas Kehutanan DKI Jakarta mengejar penyelesaian pembangunan 53 taman maju bersama (TMB) hingga akhir 2019.
Selain untuk ruang publik, TMB juga menjadi cara Jakarta mengejar target ruang terbuka hijau (RTH) sebesar 30 persen dari 661,52 kilometer persegi luas wilayah Jakarta.
Kini, luas RTH Jakarta masih 9,9 persen. Berdasarkan data Dinas Kehutanan, persentase itu terdiri dari 6,90 persen RTH publik dan 3,07 persen RTH privat.
Kepala Dinas Kehutanan DKI Jakarta Suzi Marsitawati, mengatakan, 53 taman seluas lebih dari 5.000 meter persegi ini juga dimanfaatkan sebagai daerah resapan air.
Dari 53 taman, 30 di antaranya sudah selesai dibangun.
Sisanya, yakni 23 persen, ditargetkan tuntas 10 Desember 2019.
Baca juga: Awali Karier dari Bintang Iklan, Rico Valentino Berharap Bisa Sesukses Rizky Billar
”Ke-53 TMB itu dibangun dengan anggaran Rp 130 miliar. Pada 2020, ada 51 TMB yang ditargetkan dibangun dengan anggaran Rp 190 miliar,” ucap Suzi.
Dinas Kehutanan berupaya memenuhi ketersediaan lahan untuk taman dengan melakukan pembebasan lahan.
Setiap tahun, dinas menargetkan bisa membebaskan 23 hektar lahan untuk taman.
Pada 2018, lahan yang terbebaskan 47 hektar. Tahun ini targetnya juga sama, yakni 23 hektar.
Baca juga: Mencekam, Dua Warga Terjebak Banjir di Pebayuran Kabupaten Bekasi, Mengapung hanya Pakai Ember
Sementara untuk mengejar RTH privat, Dinas Kehutanan DKI Jakarta mendorong pihak swasta memenuhi RTH 10 persen.
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Melihat Sumur Resapan Andalan Anies Cegah Banjir Jakarta, Dewan Ragukan Target 1,8 Juta Terealisasi, Penulis: Dionisius Arya Bima Suci