Sambangi PP Muhammadiyah, Kapolri Janjikan Hal Ini untuk Tangani Intoleransi dan Radikalisme

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menjanjikan beberapa program kepada Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah.

Penulis: Desy Selviany |
WARTA KOTA/DESY SELVIANY
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyambangi Kantor PP Muhammadiyah di Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (29/1/2021). 

Di hadapan pengurus PBNU, Jenderal Sigit sempat menceritakan rekam jejaknya yang dekat dengan sejumlah tokoh agama dan ulama NU.

Padahal, dia merupakan seorang Nasrani.

Baca juga: Ambroncius Nababan Berharap Ada Jalan Damai dengan Natalius Pigai

Sigit mengaku selalu didampingi para kiai saat masih menjabat Kapolres Pati pada 2009 silam.

Seseorang kiai di sana sampai menyatakan bahwa Listyo telah menjadi bagian warga NU.

"Jadi begini pak, ini ada ceritanya pada saat itu saya menjadi Kapolres Pati, yang saat itu mendampingi saya paling sering kiai."

Baca juga: UPDATE Covid-19 di Indonesia 28 Januari 2021: Pasien Baru Tambah 13.695, 10.974 Sembuh, 476 Wafat

"Beliau ngobrol dan pada saat itu bilang bahwa 'sampeyan ini sudah menjadi di warga NU'," ungkap Listyo.

Beberapa tahun berselang, Listyo yang telah menjadi Kapolda Banten pada 2016, bertemu Maruf Amin yang ketika itu masih menjabat Rais Aam NU.

Dia menanyakan apakah dia masih dianggap menjadi bagian NU.

Baca juga: Terbukti Dapat e-Mail Soal Red Notice dari Anita Kolopaking, Djoko Tjandra Tetap Berkelit

Ketika itu pun, Maruf Amin menganggap dirinya sebagai warga Nahdliyin Cabang Nasrani.

"Kebetulan saya juga sempat ketemu dengan Pak Kiai Haji Maruf Amin, yang saat itu Rais Aam NU."

"Pada saat itu saya tanya lagi ke beliau, bapak, saya ini warga NU?"

Baca juga: Mengaku Punya Jaringan di Bank Dunia dan IMF, Pecatan Polisi Tipu Pengusaha Rental Mobil

"Dan beliau sampaikan bahwa betul Bapak Kapolda warga Nahdliyyin cabang Nasrani."

"Jadi mohon izin saya berani sampaikan sore hari ini saya silaturahmi sesama Nahdliyyin," paparnya, diiringi tawa sejumlah pengurus NU.

Dalam kesempatan itu, dia mengungkapan keinginannya terus menjalani kerja sama dengan Nahdlatul Ulama.

Baca juga: Usai Ambroncius Nababan, Abu Janda Dilaporkan ke Bareskrim Soal Ujaran Rasis kepada Natalius Pigai

Bahkan, dia juga sempat menginginkan sejumlah santri direkrut menjadi personel Polri.

"Mohon izin pak, saya selalu sampaikan ke seluruh anggota bahwa Polri tidak bekerja sendiri."

"Kita harus bisa bersinergi untuk menjaga stabilitas, menjaga harkamtibmas, sehingga mau tidak mau sinergi harus kita lakukan."

"Dan tentunya sinergi salah satu ormas muslim terbesar itu hukumnya wajib," paparnya.

Ingin Santri Jadi Polisi

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo bersama sejumlah pejabat utama Mabes Polri, bersilaturahmi ke Kantor PBNU, Jakarta Pusat, Kamis (28/1/2021).

Di hadapan pengurus PBNU, eks Kabareskrim itu sempat menyinggung ingin merekrut santri madrasah dan pesantren, untuk masuk dan bergabung sebagai personel Polri.

"Kami pernah sampaikan anggota-anggota kami diisi oleh orang-orang yang ahli dan paham (agama)."

Baca juga: UPDATE Vaksinasi Covid-19 di Indonesia 28 Januari 2021: 368.318 Dosis Pertama, 5.468 Suntikan Kedua

"Dalam hal ini terpilih dari madrasah dan pesantren."

"Apalagi mereka ada putra tokoh-tokoh agama, sehingga kita bisa rekrut kita kembangkan menjadi polisi yang mengabdi," tutur Listyo di Kantor PBNU Pusat, Jakarta Pusat, Kamis (28/1/2021).

Menurutnya, rekrutmen polisi yang berasal dari santri diharapkan bisa mengubah citra Polri agar bisa lebih dihargai masyarakat.

Baca juga: Indonesia Punya Alat Pendeteksi Covid-19 Melalui Sampel Bau Ketiak, Namanya I-nose

Sebab, mereka dianggap orang-orang yang menguasai agama.

"Beliau akan bisa menjadi sosok polisi yang dihargai masyarakat."

"Karena beliau menguasai agama, karena masyarakat nurut tanpa menggunakan pistol," jelasnya.

Baca juga: Kasus Covid-19 Indonesia Naik 12 Minggu Beruntun, Pekan Ini Jakarta Tambah 22.450 Pasien Baru

Lanjut Listyo, citra Polri yang lebih humanis di mata masyarakat memang menjadi salah satu program yang digagas olehnya.

Namun, kata dia, tetap terlihat tegas di masyarakat.

"Ke depan itu program kita, di mana kita pengin polisi ini bisa tegas tapi humanis, tanpa menggunakan kekuatan, saat kita bilang ini boleh dan ini tidak boleh."

Baca juga: Indonesia Ciptakan Gelang Pemantau Pasien Covid-19, Kepatuhan Dimonitor Lewat Internet

"Mana kala memang nilai-nilai tersebut dimiliki anggota kami," bebernya. (*)

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved