Berita Nasional

Andre Rosiade Ingatkan Denny Siregar Hentikan Nyinyiran soal Sumbar: Mau Dapat Jabatan Komisaris?

Andre Rosiade menyebut, orang seperti Denny Siregar justru hanya menjadi beban bagi pemerintahan Joko Widodo.

Editor: Feryanto Hadi
Istimewa
Kolase Andre Rosiade dan Denny Siregar 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA-- Anggota DPR RI dari Partai Gerindra, Andre Rosiade mengingatkan agar pegiat media sosial Denny Siregar tak memainkan isu yang dapat memecahbelah bangsa. 

Seperti diketahui, dalam sejumlah cuitannya, Denny Siregar mempermasalahkan soal aturan menggunakan jilbab bagi siswi di Padang. 

Hal ini buntut viralnya video orang tua siswi beragama Kristen berdebat dengan pihak sekolah soal aturan penggunaan jilbab di SMKN 2 Padang.

Baca juga: Dugaan Siswi Kristen di SMKN 2 Padang Diminta Berjilbab, Komnas HAM: Yang Bersalah Bakal Ditindak

Pihak sekolah sendiri, melalui kepala sekolah, menyebut bahwa aturan itu tidak wajib bagi siswi yang beragama selain Islam.

Andre pun geram melihat bebagai ciutan Denny. Sebagai warga Sumbar, Andre tersinggung.

Andre pun mengajak Denny beradu prestasi dan kontribusi yang sudah diberikan kepada bangsa ini.

Baca juga: Kronologi Bentrok Tak Seimbang Antara Kelompok Kei dan Anggota FBR di Bekasi, Dua Orang Luka Berat

"Bro @Dennysiregar7 yang lagi Nyinyir sama orang Sumbar. Dari sibuk Nyinyir yuk kita adu Kinerja/Adu Prestasi kontribusi apa yang sudah ente berikan utk Bangsa & Negara ini. Kontribusi apa yang ente berikan agar membantu Kinerja Pemerintah pak @jokowi agar Ekonomi Indonesia bisa bangkit," tulis Andre.

Bukannya membalas soal prestasi dirinya, Denny kembali menyinggung soal aksi Andre yang pernah menggrebek Pekerja Seks Komersial (PSK). Andre pun berang dan meminta Denny untuk tidak usah banyak bicara.

Lantas, Denny menjawab bahwa prestasinya adalah turut memenangkan Jokowi selama dua periode.

Baca juga: Ramai Bahasan Pam Swakarsa, Statemen Moeldoko sebut Banser Layak Jadi Angkatan Perang Cadangan Viral

"Gua ditanya apa prestasi terbesar selama ini sama @andre_rosiade. Prestasi terbesar gua adalah membantu menangkan @jokowi 2 periode, shg pemerintahan skrg bs menghajar HTI & FPI. Itu sudah cukup gua banggakan ke anak cucu nanti," tulis Denny.

Andre menyebut, orang seperti Denny Siregar justru hanya menjadi beban bagi pemerintahan Joko Widodo.

"Lu enggak usah banyak Bacot deh bro. Orang kayak lu ini beban bagi pemerintah pak @jokowi. Di saat Presiden butuh dukungan seluruh Rakyat, lu malah bikin komentar Asbun," jelasnya.

Andre pun mempertanyakan apa untungnya Denny Siregar menyerang orang Minang.

Baca juga: Disindir Dandhy Laksono soal Komisaris, Budiman Sudjatmiko Tak Terima, Ungkit Sebuah Momen Memalukan

"Emang kalo lo nyinyir sama kami orang Minang lo dapat apa??? Apakah Nyinyir bisa jadi modal Komisiaris BUMN bro? Gw jadi penasaran. Minggu depan Gw tanya lgs deh sama Menteri BUMN bang @erickthohir
he...he..he," tulis Andre.

Dugaan mewajibkan pakai jilbab, Komnas HAM turun tangan

Komisi Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) melakukan investigasi terhadap video viral yang menyebutkan bahwa SMKN 2 Padang mewajibkan seluruh siswinya, termasuk nonmuslim, mengenakan jilbab.

Sebelumnya, di media sosial viral video perdebatan orang tua siswa dan pihak sekolah tentang aturan tersebut.

Orang tua seorang siswi beragama Kristen di SMKN 2 Padang, Sumatera Barat, bahkan dipanggil pihak sekolah lantaran anaknya tidak mengenakan jilbab.

Komisioner Komnas HAM, Beka Ulung Hapsara mengungkapkan, pihaknya sudah menerjunkan tim ke lapangan dan mendapatkan sejumlah fakta awal.

Baca juga: Disindir Dandhy Laksono soal Komisaris, Budiman Sudjatmiko Tak Terima, Ungkit Sebuah Momen Memalukan

"Update pagi ini dari Kepala Kantor Komnas HAM Sumatera Barat. Kepala SMK 2 Padang sudah mengakui kesalahan pihaknya dan meminta maaf. Siswi yang bersangkutan bisa kembali ke sekolah seperti biasa," tulis Beka dikutip Wartakotalive.com dari akun Twitternya, Sabtu (23/1/2021).

Beka mengungkapkan, dari hasil pemeriksaan terhadap Dinas Pendidikan, disebutkan bahwa tidak ada pemaksaan dalam penggunaan jilbab di sekolah bagi siswi yang bukan beragama Islam.

Baca juga: Bu Mega Ultah, Banjir Ucapan hingga Dapat Kado Buku, Berikut Sisi Lain Beliau yang Jarang Diketahui

"Kepala Dinas Pendidikan juga sudah kontak Komnas HAM dan menyampaikan 3 point utama. 1) Tidak ada pemaksaan penggunaan jilbab di sekolah untuk siswi yang tidak beragama Islam. 2) Revisi peraturan yang tidak sesuai. 3) Pihak yang bersalah akan ditindak," ungkapnya.

Menurut Beka, pihak SMKN 2 Padang sudah mengakui kesalahannya dan minta maaf atas kegaduhan yang sempat terjadi.

"Apresiasi terhadap sikap yang diambil. Sudah ada langkah penyelesaian bersama dan mencegah supaya kejadian yang sama tidak terulang lagi. Tidak perlu dirundung karena itu juga bertentangan dengan prinsip HAM," katanya.

Baca juga: Puji Pemotongan Gaji Kader PKS untuk Bencana, Tengku Zul Singgung Korupsi Bansos dan Partai Korup

"Hari senin akan ada pertemuan antara Komnas HAM, Ombudsman dan Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat untuk mengevaluasi peristiwa yang terjadi, menelaah peraturan yang ada dan mencegah peristiwa yang sama terjadi lagi di masa datang."

Beka menegaskan, Komnas HAM menentang pemaksaan terhadap kebebasan beragama dan berkeyakinan.

"Terakhir, Kepala Dinas Pendidikan juga meminta bantuan kepada Komnas HAM untuk memberi masukan tentang revisi kebijakan yang ada serta sistem belajar mengajar yang ramah hak asasi manusia," tandas Beka.

Baca juga: Bantah Wajibkan Siswi Kristen Pakai Jilbab, Kepala Sekolah SMKN 2 Padang: Tidak Ada Paksaan

Sebelumnya, viral video perdebatan diduga pihak sekolah dengan wali murid tersebut beredar viral di media sosial.

Video itu diunggah oleh akun Facebook Elianu Hia yang diduga sebagai wali murid yang dipanggil pihak sekolah.

Dalam video itu tampak pihak sekolah dan wali murid beradu argumen soal penggunaan jilbab di sekolah.

Baca juga: Polisi sebut Raffi Ahmad dan Ahok Datang ke Pesta Tanpa Diundang, Warganet: Sudah Kayak Jelangkung

Baca juga: Beri Selamat kepada Budiman Sudjatmiko, Ferdinand Hutahaen Didoakan Segera Menyusul Jadi Komisaris

Orang yang diduga wali murid mempertanyakan dasar aturan jilbab.

"Lagi di sekolah SMK Negeri 2 Padang, saya dipanggil karena anak saya tidak pakai jilbab. Kita tunggu aja hasil akhirnya. saya mohon di doakan ya," tulisnya dalam keterangan video itu.

Selain itu video juga beredar secarik kertas, diduga surat pernyataan murid dan wali muridnya, dengan pihak sekolah terkait polemik jilbab tersebut.

Baca juga: Jalankan Toleransi Beragama, Menag Gus Yaqut Merasakan Indonesia Seperti Cuilan Surga

Surat pernyataan tersebut berisi pernyataan Jeni Cahyani Hia selaku murid SMKN 2 Padang dan Eliani Hia selaku wali murid. 

Ada dua poin dalam surat pernyataan itu.

Poin pertama, surat itu menyatakan bahwa pihak Jeni dan Eliani tidak bersedia untuk memakai kerudung seperti yang telah digariskan oleh peraturan sekolah.

Kedua, mereka bersedia untuk melanjutkan masalah ini dan menunggu keputusan dari pejabat yang berwenang.

Baca juga: Puji Pemotongan Gaji Kader PKS untuk Bencana, Tengku Zul Singgung Korupsi Bansos dan Partai Korup

Kepala sekolah minta maaf

Sementara itu, Kepala SMKN 2 Padang, Rusmadi menyampaikan permohonan maaf atas segala kesalahan dari jajaran serta bidang kesiswaan dan bimbingan konseling dalam penetapan aturan dalam hal tata cara berpakaian siswi.

Rusmadi membenarkan video yang beredar di media sosial terjadi pada Kamis (21/1/2021) sekitar pukul 10.00 WIB.

"Kami sebagai kepala sekolah ada di sekolah, tapi kami tidak tahu ada pemrosesan orang tua di sekolah."

"Setelah kami konfirmasi, orangtua anak tersebut tidak dipanggil."

"Tapi keinginan anak yang mendatangkan orangtua ke sekolah, tidak ada pemanggilan orangtua dari sekolah," tegas Rusmadi.

Rusmadi mengakui kesalahan karena apa yang terjadi pada saat ini yang ditakutkan adalah gesekan baik umat di Indonesia maupun dunia terhadap yang diviralkan.

Baca juga: Syekh Rajab Langsung Terbang ke Indonesia setelah Bermimpi Habib Luthfi Duduk di Samping Rasulullah

"Ini adalah kesalahan kami dalam melaksanakan proses di sekolah, namun kami tidak ada menyampaikan paksa pakai kerudung, tidak ada."

"Kalau mau pakai kerudung, silakan. Kalau tidak, jangan dipaksa," jelas Rusmadi.

Rusmadi menyebut, di SMKN 2 Padang banyak siswa siswi yang nonmuslim.

Jumlahnya ada sekitar 45 orang dan mereka menyesuaikan dengan aturan sekolah. Tidak ada mempermasalahkan.

"Kami akur dengan anak-anak kami yang nonmuslim. Muslim maupun nonmuslim tetap kami didik, dia sebagai anak kami, anak bangsa, anak NKRI," kata Rusmadi. 

Sebelumnya viral Siswi SMK Negeri 2 Padang diwajibkan memakai jilbab padahal bukan Muslim.

Pihak sekolah mewajibkan siswi di SMK Negeri 2 Padang, Sumatera Barat memakai jilbab, termasuk siswi

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved